AC Milan kembali menunjukkan keteguhan mereka dengan kematangan Adrien Rabiot dalam persaingan papan atas Serie A 2025/2026. Kemenangan tipis 1-0 atas Lazio di San Siro pada pekan ke-13 bukan hanya menambah tiga poin penting, tetapi juga mempertegas kestabilan permainan mereka. Gol tunggal Rafael Leao menjadi pembeda dalam laga yang berlangsung ketat karena kedua tim tampil agresif sejak menit awal.
Tambahan tiga poin membuat Milan naik ke puncak klasemen sementara dengan 28 poin dari 13 laga. Konsistensi itu terasa semakin kuat karena sebagian besar pertandingan yang melibatkan Rabiot berakhir positif. Hal ini tentu saja mempertegas betapa pentingnya peran sang gelandang dalam menjaga ritme dan intensitas tim.
Rabiot Kembali Menjadi Pusat Keseimbangan Permainan Milan
Setelah sempat absen akibat cedera, Rabiot kembali tampil sebagai starter dan langsung memberikan pengaruh besar. Dari lima pertandingan yang ia jalani musim ini, Milan menang empat kali dan hanya sekali bermain imbang. Statistik tersebut, meskipun sederhana, menggambarkan kontribusinya dalam skema permainan Massimiliano Allegri.
Selain itu, kehadiran Rabiot tidak hanya menambah kualitas teknis di lini tengah, tetapi juga memperbaiki struktur pertahanan saat Milan kehilangan bola. Mobilitasnya memungkinkan tim mempertahankan tekanan di berbagai zona lapangan. Karena itu, Milan kini terlihat lebih tenang ketika menghadapi tekanan dari lawan yang bermain agresif seperti Lazio.
Allegri: Rabiot yang Sekarang Lebih Matang Dibanding di Juventus
Massimiliano Allegri, yang pernah melatih Rabiot di Juventus, memberikan apresiasi besar atas perkembangan sang gelandang. Menurutnya, perubahan Rabiot bukan kebetulan. Ia menilai perkembangan itu muncul berkat kerja keras, adaptasi yang tepat, dan lingkungan permainan yang memberinya peran jelas.
Allegri menyebut bahwa Rabiot kini tampil jauh lebih matang dibanding masa-masanya di Turin. Pernyataan tersebut penting karena datang dari pelatih yang sangat mengenal karakter sang pemain. Allegri bahkan menegaskan bahwa transformasi ini menjadi keuntungan besar bagi AC Milan yang sedang mengejar stabilitas permainan.
Menurutnya, Rabiot kini bukan hanya pemain yang kuat secara fisik. Ia juga berkembang menjadi gelandang dengan kecerdasan taktik tinggi, mampu membaca situasi permainan, serta cepat mengambil keputusan. Oleh sebab itu, perubahan ini membuat Rabiot terlihat lebih efektif dan lebih relevan dalam sistem Milan yang bergantung pada intensitas.
Tipe Pemain yang Dibutuhkan Milan untuk Mengejar Prestasi Besar
Allegri juga menilai Rabiot membawa kombinasi penting: agresivitas, kontrol permainan, dan kemampuan menjaga keseimbangan tim. Kombinasi ini menjadi alasan mengapa Milan dapat menjaga konsistensi sejak awal musim. Dalam banyak momen krusial, Rabiot mampu menutup ruang, mengatur aliran bola, dan membantu fase transisi dengan mulus.
Perannya sebagai “pemain tim” semakin terlihat jelas karena ia tidak mengejar sorotan individu. Ia lebih fokus pada apa yang dibutuhkan Milan untuk memenangkan pertandingan. Sikap itu membuatnya menjadi elemen penting dalam setiap fase permainan, baik bertahan maupun menyerang. Karena karakter seperti inilah Milan semakin sulit dipatahkan di lini tengah.
Selain itu, daya jelajah tinggi yang dimiliki Rabiot memungkinkan Milan mempertahankan intensitas dalam laga besar. Mobilitasnya membantu Rossoneri meredam tekanan lawan, sekaligus mempercepat pergerakan bola saat membangun serangan. Allegri bahkan memuji fisik dan kerja kerasnya di lapangan, menyebut bahwa Rabiot memiliki “mesin” yang jarang dimiliki pemain lain.
Keberuntungan Milan dan Harapan Untuk Sisa Musim
Bila melihat performanya sejauh ini, jelas bahwa Milan sangat diuntungkan dengan versi terbaik dari Adrien Rabiot. Ia tampil dengan kepercayaan diri tinggi, memahami perannya, dan mampu menjadi pusat keseimbangan di lini tengah. Karena itu, Milan kini lebih siap menghadapi tekanan persaingan ketat Serie A yang terus berkembang dari pekan ke pekan.
Dengan perubahan besar dalam gaya bermainnya, Rabiot tampak seperti gelandang yang berbeda dibanding saat masih di Juventus. Lebih disiplin, lebih efisien, dan lebih dewasa dalam mengambil keputusan. Kehadirannya memberi harapan besar bagi para penggemar Milan yang mendambakan prestasi besar musim ini.
