Friday, November 14, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaMimpi Buruk di Senayan: Timnas Amputasi Indonesia Tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia...

Mimpi Buruk di Senayan: Timnas Amputasi Indonesia Tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia 2026

Harapan besar Timnas Amputasi Indonesia untuk tampil di Piala Dunia Amputasi 2026 akhirnya pupus. Bermain di hadapan ribuan pendukung sendiri, skuad Garuda harus menerima kekalahan pahit 0-3 dari Iran dalam laga penentuan Grup A yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Kekalahan ini bukan hanya menyakitkan karena terjadi di kandang sendiri, tetapi juga karena menjadi penentu nasib mereka di turnamen. Dengan hasil tersebut, Indonesia hanya mampu finis di peringkat ketiga klasemen akhir. Akibatnya, tiket menuju Piala Dunia Amputasi di San Jose, Kosta Rika, resmi menjadi milik Iran dan Irak yang tampil dominan sepanjang babak grup.

- Advertisement -
asia9QQ

Dominasi Iran Sejak Peluit Awal

Pelatih Syahrul sejatinya menurunkan kekuatan terbaiknya untuk laga hidup mati ini. Kapten Aditya Adit, yang sempat absen melawan Irak, kembali memimpin rekan-rekannya dengan semangat tinggi. Namun, sejak menit pertama, terlihat jelas bahwa Iran datang bukan sekadar untuk bermain aman.

Tim tamu yang hanya membutuhkan hasil imbang justru tampil agresif dan menekan sejak awal laga. Hasilnya, pada menit keenam, Rasool Oboodi sukses membuka keunggulan bagi Iran setelah memanfaatkan kerja sama umpan pendek di sisi kanan pertahanan Indonesia.

Tekanan tak berhenti di situ. Karena serangan yang datang bertubi-tubi, barisan belakang Garuda tampak kesulitan membendung pergerakan cepat lawan. Meski kiper Rahmad Yusuf sempat melakukan beberapa penyelamatan gemilang, Iran akhirnya menggandakan skor pada menit ke-14 lewat sepakan jarak dekat Akbar Lotfi.

Dua gol cepat itu membuat kepercayaan diri pemain Indonesia menurun drastis. Walau begitu, mereka tetap mencoba keluar dari tekanan dan membangun serangan balik. Sayangnya, koordinasi antarlini belum berjalan mulus sehingga peluang yang tercipta tak cukup berbahaya.


Usaha Bangkit yang Berakhir Sia-Sia

Memasuki babak kedua, Indonesia berusaha mengubah jalannya permainan. Pelatih Syahrul memasukkan beberapa pemain segar untuk meningkatkan intensitas serangan. Selain itu, strategi permainan juga diubah dengan menekan lebih tinggi agar lawan tidak nyaman menguasai bola.

Awalnya, perubahan ini sempat memberikan efek positif. Beberapa kali Indonesia berhasil menembus pertahanan Iran melalui skema umpan silang dan bola mati. Akan tetapi, lini belakang Iran tampil sangat disiplin. Mereka menutup setiap ruang dan mematahkan serangan Indonesia sebelum masuk ke area berbahaya.

Situasi menjadi semakin sulit ketika Iran melancarkan serangan balik cepat. Pada menit ke-39, Muhammad Alitabar melepaskan tendangan keras yang tak mampu dihalau Rahmad Yusuf. Gol tersebut membuat papan skor berubah menjadi 3-0, sekaligus memupus seluruh asa tuan rumah.

Setelah itu, permainan berjalan lebih tenang bagi Iran. Mereka memilih menurunkan tempo sambil menjaga penguasaan bola. Bahkan, Oboodi hampir menambah keunggulan pada menit-menit akhir, tetapi tendangannya melambung tipis di atas mistar. Akhirnya, peluit panjang berbunyi dan Indonesia harus menerima kenyataan pahit: gagal menuju Piala Dunia.


Klasemen Akhir dan Nasib Garuda

Dengan hasil ini, Iran dan Irak memastikan langkah mereka ke babak semifinal Piala Asia Amputasi 2025 sekaligus meraih tiket menuju putaran final Piala Dunia 2026. Keduanya sama-sama mengoleksi tujuh poin, hasil dari dua kemenangan dan satu hasil imbang.

Sementara itu, Indonesia hanya mampu mengumpulkan tiga poin dari satu kemenangan melawan Yordania dan dua kekalahan melawan Irak serta Iran. Hasil tersebut menempatkan skuad Garuda di posisi ketiga Grup A dan mengakhiri perjalanan mereka lebih cepat.

Kegagalan ini tentu menjadi bahan evaluasi penting bagi Federasi Sepak Bola Amputasi Indonesia. Meski progres permainan terlihat meningkat dari edisi sebelumnya, terutama dalam aspek organisasi tim dan disiplin taktik, masih banyak hal yang perlu dibenahi. Salah satunya adalah ketajaman di lini depan dan konsistensi dalam bertahan.


Belajar dari Kegagalan untuk Masa Depan

Kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026 memang menyakitkan, namun bukan akhir dari segalanya. Justru dari hasil inilah tim bisa belajar untuk memperkuat diri. Karena itu, pelatih Syahrul berharap skuadnya tidak kehilangan motivasi. Ia menekankan pentingnya menjaga semangat juang agar bisa tampil lebih baik di turnamen berikutnya.

“Anak-anak sudah berjuang maksimal, tetapi lawan bermain lebih efektif. Ini pelajaran berharga untuk kami agar lebih siap di masa depan,” ujarnya seusai laga.

Selain itu, dukungan luar biasa dari penonton di Stadion Madya menjadi salah satu hal positif yang patut diapresiasi. Ribuan suporter tetap memberikan tepuk tangan meski hasil akhir tidak memihak Indonesia. Sikap tersebut menunjukkan bahwa kecintaan masyarakat terhadap timnas amputasi semakin besar.

Ke depan, program pembinaan pemain muda perlu diperkuat agar regenerasi berjalan lancar. Dengan persiapan matang, bukan mustahil Indonesia bisa tampil di Piala Dunia edisi berikutnya. Karena, dalam sepak bola, setiap kegagalan selalu membawa peluang untuk bangkit.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments