Mengapa banyak pemain bintang gagal bersinar di Juventus menjadi pertanyaan yang kini mulai ramai dibicarakan, terutama setelah komentar dari Fabio Capello baru-baru ini. Mantan pelatih legendaris Timnas Italia itu secara blak-blakan mengkritik manajemen Juventus yang dinilai gagal memaksimalkan potensi para pemain bintangnya.
Salah satu nama yang menjadi sorotan utama Capello adalah Douglas Luiz, gelandang asal Brasil yang didatangkan dari Aston Villa dengan harga mahal. Namun alih-alih tampil sebagai pembeda, Luiz justru tenggelam dan jarang diberi kesempatan di bawah sistem permainan Juventus. Menurut Capello, permasalahan utama bukan terletak pada kemampuan individu pemain, melainkan pada cara klub mengelola dan menempatkan mereka di dalam tim.
Capello pun menyebut bahwa fenomena ini bukan hal baru, melainkan sudah menjadi pola. Beberapa pemain yang sebelumnya tampil bersinar di klub lama mereka justru mengalami penurunan performa drastis begitu mengenakan seragam Bianconeri. Contohnya, Teun Koopmeiners yang menjadi kunci permainan Atalanta, atau Nico Gonzalez yang juga disebut-sebut belum menunjukkan potensi terbaiknya saat berseragam Juventus.
Lalu, apakah kesalahan sepenuhnya ada pada para pemain? Capello tidak berpikir demikian. Menurutnya, manajemen Juventus harus mulai bercermin dan mengevaluasi sistem yang selama ini mereka gunakan, mulai dari strategi pelatih hingga pola perekrutan pemain yang kurang sesuai dengan kebutuhan taktik.
Douglas Luiz Jadi Simbol Masalah Juventus?
Douglas Luiz didatangkan ke Juventus sebagai salah satu rekrutan prioritas. Transfer senilai €50 juta itu diyakini sebagai permintaan langsung dari pelatih dan direktur olahraga kala itu, Thiago Motta dan Cristiano Giuntoli. Namun kini, hanya semusim berselang, keduanya telah hengkang dan sang pemain justru berada di ambang pintu keluar.
Menurut Capello, keputusan Juventus untuk mempertimbangkan menjual Luiz sangat disayangkan. Ia menyatakan bahwa Luiz sebenarnya memiliki potensi besar, namun kurang diberi kepercayaan dan waktu untuk beradaptasi.
“Saya menyayangkan jika Juventus buru-buru melepas Douglas Luiz. Dia pemain bagus, hanya saja belum mendapat tempat dan peran yang tepat di tim,” ujar Capello kepada La Gazzetta dello Sport.
Capello juga menekankan bahwa gelandang asal Brasil tersebut tidak mendapat ruang yang cukup untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dalam sistem yang belum stabil dan strategi yang berubah-ubah, seorang pemain baru tentu membutuhkan waktu untuk berkembang.
Banyak Pemain Bernasib Sama
Fenomena kegagalan bersinar di Juventus ternyata tak hanya menimpa Douglas Luiz. Capello menyebutkan beberapa pemain lain yang juga mengalami hal serupa. Salah satunya adalah Teun Koopmeiners, gelandang Atalanta yang disebut-sebut menjadi incaran Juventus sejak lama.
Menurut Capello, jika terlalu banyak pemain berkualitas yang kesulitan tampil maksimal di Juventus. Maka klub harus mulai mempertanyakan sistem yang mereka terapkan. Ia juga menyebut nama Nico Gonzalez yang dinilai belum diberikan peran optimal.
“Kalau begitu banyak pemain yang kesulitan berintegrasi dan menunjukkan kualitas terbaiknya, seharusnya Juventus mulai mengevaluasi dirinya sendiri,” ujar Capello.
Ia meyakini bahwa para pemain tersebut bisa saja menunjukkan performa hebat di klub lain, jika mendapatkan peran dan lingkungan yang mendukung.
Masalah Baru Bernama Dusan Vlahovic
Selain masalah penurunan performa pemain, Juventus juga dihadapkan pada drama baru yang menyangkut masa depan Dusan Vlahovic. Striker asal Serbia itu tengah menghadapi ketidakpastian kontrak, dan Capello percaya bahwa situasi ini bisa berakhir dengan kepindahan ke klub rival.
Capello bahkan mengaitkan kemungkinan transfer Vlahovic ke AC Milan, mengingat Max Allegri yang kini menangani Rossoneri pernah melatih sang striker dan sangat memahami kemampuannya.
“Saya tak akan terkejut jika Vlahovic pindah ke Milan. Allegri tahu betul bagaimana memaksimalkan potensi pemain ini,” ujar Capello.
Dengan kondisi internal yang penuh ketidakpastian, Juventus menghadapi tantangan besar. Baik dari sisi pengelolaan skuad, strategi jangka panjang, hingga kestabilan dalam menghadapi tekanan kompetisi.
Evaluasi Total Dibutuhkan
Kritik dari Capello bukan tanpa alasan. Juventus sebagai klub besar seharusnya mampu menciptakan sistem yang mendukung keberhasilan pemain-pemain bintangnya. Kegagalan Douglas Luiz dan sederet nama lain bukan hanya soal individu. Tetapi lebih pada bagaimana klub menciptakan kondisi yang tepat agar mereka bisa tampil maksimal.
Manajemen Juventus kini dihadapkan pada dilema besar: terus mempertahankan sistem yang ada atau melakukan pembaruan total demi mencegah kegagalan serupa di masa depan.
Dengan tekanan dari para penggemar, media, dan legenda sepak bola seperti Capello, Juventus harus segera menentukan arah baru. Jika tidak, maka bukan hanya performa tim yang dipertaruhkan, melainkan juga reputasi klub sebagai destinasi impian bagi pemain-pemain top dunia.