Timnas Indonesia tampil gemilang di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Hingga akhir putaran kedua, skuad Garuda telah mengoleksi 28 gol dari total 18 pertandingan yang dilalui. Capaian ini menjadi sinyal positif bagi Indonesia yang tengah membangun mimpi besar untuk tampil di turnamen sepak bola paling bergengsi di dunia.
Performa menyerang Indonesia begitu tajam, terutama saat menghadapi lawan-lawan dari Asia Tenggara. Dari total jumlah gol, kontribusi datang dari berbagai sektor, mulai dari lini depan, lini tengah, bahkan sektor pertahanan.
Dengan dua laga tersisa di fase grup—menghadapi China dan Jepang—Timnas masih berpeluang menambah pundi-pundi gol. Selain itu, konsistensi dalam urusan mencetak angka juga akan sangat berpengaruh terhadap peluang lolos ke putaran selanjutnya.
Ramadhan Sananta, Bintang Muda yang Menjadi Tumpuan Gol
Salah satu kejutan terbesar dalam perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi kali ini adalah moncernya penampilan Ramadhan Sananta. Pemain muda yang sebelumnya membela Persis Solo ini tampil sebagai top skor dengan torehan empat gol. Angka tersebut cukup impresif, mengingat usianya yang masih muda dan minim pengalaman internasional dibanding nama-nama senior di skuad.
Sananta mencuri perhatian saat tampil dalam dua leg melawan Brunei Darussalam. Di laga pertama yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, ia memborong dua gol dan tampil sangat percaya diri. Di leg kedua, ia kembali mencetak satu gol tambahan. Ketajaman tersebut menempatkannya di puncak daftar pencetak gol sementara bagi Timnas Indonesia.
Kemampuan Sananta dalam mencari ruang serta penyelesaian akhirnya yang klinis membuatnya layak menjadi bagian utama dari lini serang Garuda. Ia bukan hanya sekadar pelapis dari striker utama, melainkan sosok yang sudah siap menjawab kepercayaan di level internasional.
Lini Serang Produktif: Romeny dan Dimas Juga Bersinar
Selain Sananta, nama Ole Romeny juga mulai mengemuka sebagai calon mesin gol baru Indonesia. Dalam dua penampilannya bersama Timnas, pemain naturalisasi ini langsung mencetak dua gol. Efisiensinya dalam mengeksekusi peluang menunjukkan bahwa ia siap bersaing untuk menjadi andalan di lini depan.
Sementara itu, Dimas Drajad, yang merupakan salah satu striker lokal senior di skuad, tetap menunjukkan konsistensi. Ia telah mencetak tiga gol selama babak kualifikasi ini. Pengalaman dan naluri golnya tetap menjadi aset penting bagi pelatih Patrick Kluivert.
Kombinasi antara pemain muda seperti Sananta, penyerang naturalisasi seperti Romeny, serta striker lokal senior seperti Dimas membuat lini serang Indonesia sangat variatif dan sulit ditebak oleh lawan.
Kontribusi Lini Belakang: Rizky Ridho Punya Naluri Gol Tinggi
Tidak hanya dari lini depan, sumbangan gol juga datang dari sektor pertahanan. Rizky Ridho, bek tengah tangguh milik Indonesia, mencetak tiga gol sepanjang babak kualifikasi. Raihan ini cukup mengejutkan untuk seorang pemain belakang, namun sekaligus menegaskan kemampuannya dalam situasi bola mati.
Ridho kerap maju saat tendangan bebas dan sepak pojok dilakukan. Posturnya yang tinggi serta kemampuannya membaca arah bola menjadi keunggulan tersendiri. Selain menjaga pertahanan, ia mampu memberikan kontribusi nyata di area lawan.
Dengan demikian, Ridho menjadi salah satu bek dengan kontribusi ofensif terbaik sepanjang perjalanan Indonesia di kualifikasi ini. Hal ini juga memperlihatkan bahwa seluruh pemain di skuad mampu mencetak gol, tidak hanya mengandalkan lini depan.
Daftar Pencetak Gol: Menunjukkan Kedalaman dan Keseimbangan Tim
Total 28 gol Indonesia tercipta berkat kontribusi dari berbagai nama. Hal ini membuktikan bahwa tim ini memiliki kedalaman skuad yang baik. Tidak hanya mengandalkan satu atau dua pemain, skuad asuhan Kluivert memiliki banyak opsi yang bisa mencetak gol.
Berikut adalah daftar pencetak gol Timnas Indonesia hingga saat ini di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia:
-
4 gol: Ramadhan Sananta
-
3 gol: Dimas Drajad, Rizky Ridho
-
2 gol: Egy Maulana Vikri, Marselino Ferdinan, Hokky Caraka, Ole Romeny, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye
-
1 gol: Witan Sulaeman, Saddil Ramdani, Shayne Pattynama, Rafael Struick, Jay Idzes, Sandy Walsh
Jumlah pemain yang menyumbang gol mencerminkan kolektivitas dalam tim. Bahkan beberapa pemain seperti Shayne Pattynama dan Jay Idzes yang berposisi sebagai pemain bertahan juga tercatat mencetak gol. Ini menjadi cerminan bahwa serangan Indonesia tidak hanya bertumpu pada satu titik, melainkan menyebar ke seluruh lini.
Naturaliasi dan Regenerasi: Perpaduan Strategis yang Efektif
Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi pelatih yang memadukan pemain lokal dan naturalisasi. Pemain seperti Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen bukan hanya menambah kualitas individu, tetapi juga mempercepat adaptasi gaya permainan modern yang lebih taktis dan efisien.
Sementara itu, nama-nama muda lokal seperti Marselino Ferdinan dan Hokky Caraka juga ikut menunjukkan performa menjanjikan. Mereka mencatatkan dua gol dan menunjukkan progres signifikan di level internasional.
Regenerasi dan strategi naturalisasi yang seimbang ini menjadi kunci keberhasilan Indonesia di babak kualifikasi. Timnas kini memiliki komposisi skuad yang lebih matang, dinamis, dan kompetitif untuk bersaing dengan negara-negara besar di Asia.
