Wednesday, April 30, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Champions6 Faktor Kunci Penentu Hasil Duel Arsenal vs PSG di Semifinal Liga...

6 Faktor Kunci Penentu Hasil Duel Arsenal vs PSG di Semifinal Liga Champions

Pertarungan sengit akan tersaji di babak semifinal Liga Champions 2024/2025 antara Arsenal vs Paris Saint-Germain (PSG) dalam duel dua leg yang menjanjikan tensi tinggi dan pertarungan teknis yang menarik. Kedua tim belum pernah meraih trofi Liga Champions sepanjang sejarah mereka. Maka dari itu, laga ini bukan hanya tentang prestise, melainkan juga sejarah.

Leg pertama dijadwalkan berlangsung di Emirates Stadium pada Rabu, 30 April 2025 dini hari WIB. Leg kedua akan digelar di Parc des Princes seminggu kemudian, tepatnya pada Kamis, 8 Mei 2025 dini hari WIB. Dengan kekuatan yang seimbang dan dipenuhi pemain bintang, ada enam faktor utama yang bisa menjadi penentu hasil akhir duel besar ini.

- Advertisement -
asia9QQ

1. Adu Taktik dan Skill: Bukayo Saka vs Nuno Mendes

Bukayo Saka tampil cemerlang di babak perempat final ketika Arsenal menyingkirkan Real Madrid. Meski gagal mengeksekusi penalti, ia menebus kesalahannya dengan mencetak gol kemenangan. Peran Saka begitu sentral bagi The Gunners, terutama dalam menciptakan peluang dari sisi kanan.

Fakta menarik, Arsenal menghasilkan lebih dari 60% serangan dari sisi kanan saat melawan PSG di fase grup. Artinya, sisi ini akan kembali menjadi senjata utama mereka.

Namun, PSG tidak tinggal diam. Nuno Mendes, bek kiri asal Portugal, tampil solid dalam pertemuan sebelumnya. Ia aktif bukan hanya dalam bertahan, tetapi juga dalam mendukung serangan. Mendes terlibat dalam lebih dari 150 rangkaian serangan terbuka musim ini.

Pertarungan ini bisa menjadi penentu skor akhir. Jika Saka mampu mengungguli Mendes, peluang Arsenal melaju ke final akan semakin besar.

2. Tugas Berat Myles Lewis-Skelly Menghadang Sayap Tajam PSG

Myles Lewis-Skelly baru menjalani debut Liga Champions-nya enam bulan lalu. Kini, ia mendapat tantangan terbesar dengan menghadapi sektor kanan PSG yang sangat produktif. Hakimi, sang kapten, telah mencetak dua gol dan lima assist sepanjang musim. Belum lagi rotasi pemain yang bisa melibatkan Dembele, Barcola, atau Doue.

Namun Lewis-Skelly punya statistik defensif yang mengesankan. Dalam lebih dari 1.400 menit bermain, ia hanya sekali dilewati lawan. Arsenal juga tercatat sebagai tim dengan rasio kekalahan dribel terendah di Liga Champions musim ini.

Dengan kata lain, sisi kiri Arsenal akan menjadi kunci dalam membendung agresivitas PSG.

3. Absennya Thomas Partey dan Tantangan Dominasi PSG di Tengah

Ketidakhadiran Thomas Partey di lini tengah Arsenal menjadi masalah serius. Pemain asal Ghana ini merupakan pengatur ritme sekaligus pemutus serangan lawan. Tanpa kehadirannya, Arsenal kehilangan keseimbangan.

Di sisi lain, PSG dikenal sebagai tim dengan penguasaan bola tinggi. Mereka mengontrol rata-rata 63,8% permainan, tertinggi kedua setelah Bayern Munich. Vitinha dan Joao Neves menjadi motor penggerak lini tengah mereka. Vitinha berperan sebagai pengatur tempo, sementara Neves rajin memutus aliran bola lawan.

Jika Arsenal gagal menyeimbangkan kekuatan di sektor ini, PSG berpotensi mendominasi jalannya pertandingan.

4. Pertarungan Kiper: David Raya vs Gianluigi Donnarumma

Duel dua penjaga gawang juga akan memainkan peran krusial. David Raya tampil konsisten bersama Arsenal. Ia hanya kebobolan enam gol dari 11 laga Liga Champions, dengan statistik expected goals on target (xGOT) sebesar 10,4. Ini membuktikan bahwa performa Raya sangat efisien.

Sementara itu, Donnarumma menjadi pahlawan PSG dengan menggagalkan dua penalti melawan Liverpool. Meski lebih sering ditekan lawan, ia tetap menunjukkan refleks kelas dunia. Namun, distribusi bolanya kerap terganggu oleh tekanan tinggi.

Arsenal berpeluang mengeksploitasi kelemahan ini dengan menerapkan pressing intensif sejak awal pertandingan.

5. Bola Mati: Senjata Rahasia Arsenal, Kelemahan PSG?

PSG dikenal kuat dalam permainan terbuka. Namun, mereka kerap kesulitan saat menghadapi skema bola mati. Arsenal justru sangat kuat di aspek ini. Dalam pertemuan sebelumnya, mereka mencetak gol pembuka dari skema sepak pojok.

Dengan pemain-pemain tinggi seperti Gabriel dan Saliba, Arsenal memiliki keunggulan duel udara. PSG perlu lebih waspada terhadap situasi bola mati jika tidak ingin kecolongan.

Dalam laga dengan intensitas tinggi, satu momen set-piece bisa mengubah segalanya.

6. Momentum dan Mentalitas Tim di Fase Akhir Musim

PSG punya pengalaman panjang di Liga Champions, namun mereka selalu gagal di fase akhir. Satu faktor yang kerap disebut adalah menurunnya intensitas mereka setelah terlalu cepat menjuarai Ligue 1. Musim ini pun mereka mengunci gelar domestik sejak awal April, dan hanya menang dua dari lima laga terakhir.

Arsenal juga dalam performa yang fluktuatif di Premier League. Mereka tampak menyimpan energi untuk Liga Champions. Ini terlihat dari rotasi pemain dan strategi mereka dalam laga-laga terakhir.

Kedua tim punya ambisi besar. Namun, siapa yang lebih siap secara mental dan fisik di dua leg nanti akan menjadi penentu akhir dari laga sarat gengsi ini.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments