Arsenal tengah mengalami salah satu krisis striker terburuk dalam sejarah klub. Kai Havertz menjadi pemain terbaru yang harus menepi akibat cedera serius. Gelandang serba bisa asal Jerman itu mengalami robekan hamstring saat menjalani latihan di Dubai, yang membuatnya dipastikan absen hingga akhir musim. Cedera ini semakin memperburuk situasi Arsenal, yang sebelumnya telah kehilangan beberapa pemain kunci di lini depan.
Selain Havertz, Gabriel Jesus, Bukayo Saka, dan Gabriel Martinelli juga masih dalam tahap pemulihan dari cedera mereka masing-masing. Kondisi ini membuat Mikel Arteta hanya memiliki tiga pemain depan yang tersedia, yakni Raheem Sterling (pemain pinjaman dari Chelsea), Ethan Nwaneri (pemain muda berusia 17 tahun), dan Leandro Trossard. Situasi ini jelas menjadi pukulan besar bagi Arsenal yang masih bersaing di Premier League dan Liga Champions.
Tanpa kehadiran striker murni, Arteta harus berpikir kreatif dalam menyusun formasi serangannya. Berikut empat opsi yang bisa diterapkan untuk mengatasi krisis ini:
1. Ethan Nwaneri sebagai Striker Utama
Salah satu opsi paling masuk akal bagi Arteta adalah memberikan kesempatan kepada Ethan Nwaneri untuk mengisi posisi penyerang tengah. Pemain muda ini memiliki bakat besar dan sudah mendapat pujian dari Arteta. Pelatih asal Spanyol itu bahkan pernah menyatakan bahwa Nwaneri bisa berkembang menjadi seorang striker andal.
Jika Nwaneri dimainkan sebagai penyerang utama, Arteta bisa menempatkan Sterling di sayap kanan hingga Saka kembali dari cedera. Sementara itu, Leandro Trossard tetap beroperasi di sisi kiri, memberikan keseimbangan dan fleksibilitas dalam serangan. Opsi ini memberikan Arsenal kecepatan dan kreativitas di lini depan meskipun mereka kehilangan striker murni.
2. Raheem Sterling sebagai Penyerang Tengah
Raheem Sterling bukanlah nama baru dalam peran sebagai penyerang tengah. Saat membela Manchester City dan Liverpool, pemain berusia 30 tahun ini telah beberapa kali dimainkan sebagai striker, dengan torehan 25 gol dan 10 assist dalam 62 penampilan di posisi tersebut.
Jika Sterling ditempatkan di posisi nomor 9, Arteta bisa memindahkan Nwaneri ke sayap kanan dan tetap mempertahankan Trossard di kiri. Keunggulan Sterling terletak pada kecepatannya dalam menusuk pertahanan lawan dan kemampuannya menciptakan peluang. Meskipun bukan striker murni, pengalamannya di level tertinggi bisa menjadi solusi sementara bagi Arsenal.
3. Leandro Trossard sebagai False Nine
Salah satu alternatif lain yang bisa diterapkan adalah memainkan Leandro Trossard sebagai false nine. Pemain asal Belgia ini telah beberapa kali mengemban peran tersebut, terutama saat bermain untuk Brighton dan Arsenal dalam beberapa pertandingan musim lalu.
Jika Trossard dipasang sebagai penyerang tengah dengan peran false nine, Arsenal bisa menyesuaikan strategi mereka dengan lebih mengandalkan permainan kombinasi di lini serang. Arteta juga bisa mencoba sesuatu yang berbeda, seperti memainkan Kieran Tierney lebih ofensif di sisi kiri untuk menambah variasi serangan.
False nine memungkinkan Arsenal tetap mempertahankan gaya bermain berbasis penguasaan bola tanpa kehilangan kreativitas di lini depan. Dengan pergerakan fleksibel Trossard, lini tengah Arsenal juga bisa lebih terlibat dalam menciptakan peluang.
4. Mikel Merino sebagai Striker Dadakan
Opsi terakhir sekaligus yang paling mengejutkan adalah memainkan Mikel Merino sebagai striker. Pemain yang lebih dikenal sebagai gelandang ini memang belum pernah bermain di posisi tersebut secara profesional. Namun, dengan posturnya yang mencapai 189 cm, ia bisa dimanfaatkan sebagai target man, mirip dengan cara Marouane Fellaini pernah digunakan oleh Manchester United di masa lalu.
Merino dikenal memiliki kemampuan duel udara yang kuat serta visi permainan yang baik. Jika Arsenal memilih menggunakan gaya bermain dengan bola-bola panjang, menempatkan Merino di lini depan bisa menjadi opsi yang menarik. Dalam skenario ini, Arteta bisa menempatkan Sterling dan Trossard di sisi sayap untuk memberikan umpan silang ke kotak penalti.
Arteta Harus Memutar Otak
Dengan situasi yang dihadapi Arsenal saat ini, Mikel Arteta harus menemukan solusi terbaik untuk mempertahankan konsistensi timnya. Setiap opsi yang tersedia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keputusan akhirnya akan sangat bergantung pada strategi yang diterapkan serta kesiapan mental para pemain dalam menghadapi tantangan besar ini.