Para bos Klub Liga 1 buka-bukaan mengenai begitu mahalnya harga dari pemain lokal setelah kongres tahunan PSSI di Hotel Shangri-La Jakarta, pada tanggal 10/6/2024.
Buntut tingginya nilai kontrak para pemain lokal, PSSI dan PT Liga Indonesia baru berencana untuk mengubah aturan pemain asing dari 6 menjadi 8 pesepak bola impor untuk Liga 1 2024/2025.
Namun, penambahan kuota para pemain asing di Liga 1 musim depan tidak dibahas dalam kongres PSSI. “Tidak ada. Bagian dari pembahasan lanjutan dari pembahasan kongres PSSI,” ujar manajer Madura United, Umar Wachdin.
“Posisi kami bukan mendukung atau tidak mendukung. Tapi, kami melihat kepentingan dan tujuannya. Artinya, jika untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik, kenapa tidak?” ucap Umar Wachdin.
Nilai Kontrak Tinggi
Selain itu, Wachdin juga membuka suara terkait dengan persiapan Madura United untuk Liga 1 musim depan. Dimana ia menyinggung masalah mengenai mahalnya harga para pemain lokal.
Kami wait and see. Ada beberapa pemain, tiga pemain yang masih bertahan. Kami juga masih dalam finalisasi. Kami menunggu. Mahal pemain lokal,” ungkap Umar Wachdin.
Sementara itu, CEO Bali United, Yabes Tanuri. Ketika ditanya menenai regulasi 8 pemain asing, juga bercerita terkait dengan tingginya nilai kontrak nama lokal, bahkan melampaui gaji pesepak bola Impor.
Melebihi Pemain Asing
“Harga pemain lokal agak tinggi. Beberapa jauh lebih mahal daripada pemain asing. Tapi kami juga melihat, saling bermain atau tidak,” ucap Yabes Tanuri.
“Basically kalau kami melihat, kalau kami mau membeli pemain, atau mencari pemain, tergantung dari kemampuan. Ada harga ada barang. Begitu,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, PT LIB akan segera mengesahkan sebuah aturan 8 pemain asing di Liga 1 musim depan. “Regulasi delapan pemain asing, itu rekomendasinya sudah hampir clear,” imbuh Ferry Paulus, Direktur Utama PT LIB.
6+2
8 pemain asing untuk Liga 1 musim depan itu terdiri dari 6 pesepak bola impor bebas dan 2 dari Asia.
Namun, hanya ada 5 pemain asing bebas dan 1 dari Asia yang diperbolehkan untuk berada di lapangan. 1 pesepak bola impor bebas dan Asia yang bisa berada di bangku cadangan.
Pada musim lalu, aturan untuk pemain asing di BRI Liga 1 adalah 5 pesepak bola impor bebas dan 1 dari Asia Tenggara.
2 Faktor
Sebelumnya, Presiden Dewa United, Ardian Satya Negara, menilai bahwa kebijakan yang dilakukan oleh PSSI dan PT LIB meningkatkan kuota pemain asing menjadi 8 untuk bermain di Liga 1 musim depan karena didorong oleh 2 faktor.
Pertama, buntut meroketnya nilai kontrak para pemain lokal. Kedua, bertujuan untuk bisa menaikkan kualitas dari Liga 1.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemain lokal, apalagi pemain yang berlabel Timnas Indoneisa, meminta gaji yang dimana jauh lebih besar ketimbang dengan pemain asing pendatang baru di Liga 1.
Melonjak
Terkait PSSI dan PT LIB tentang aturan penambahan kuota pemain asing, menurut saya, melihat belakangan melonjaknya harga-harga dan gaji pemain lokal,” ujar Ardian Satya Negara .
“Itu yang menjadi acuan PSSI dan PT LIB untuk menambah kuota pemain asing, di luar untuk meningkatkan kualitas Liga 1.”
“Keputusannya nanti pasti akan diambil setelah melalui proses diskusi dengan klub-klub juga,” jelas Ardian Satya Negara.
Ini akan menjadi sebuah berita yang bisa berdampak negatif maupun positif, dimana dengan bertambahnya kuota pemain asing untuk berlaga di Liga 1. Membuat persaingan dengan pemain lokal semakin besar dan dengan bertambahnya pemain Asing di Liga 1 akan membuat pertandingan jauh lebih seru.
Dengan bertambahnya kuota pemain asing di Liga 1 apakah bisa menjadi solusi untuk para bos-bos Klub. Dimana mereka mengeluhkan bagaimana tingginya nilai kontrak dari pemain lokal, membuat mereka berfikir bagaimana nilai kontrak pemain lokal bisa sangat tinggi. Sedangkan nilai pemain Asing tidak terlalu tinggi.
Bertambahnya jumlah pemain asing bermain di Liga 1 Indonesia, bisa saja menjadi sebuah solusi untuk menghemat bajet klub. Supaya bisa digunakan untuk membeli pemain lokal yang lebih murah dan terjangkau oleh Klup.
Nilai kontrak pemain lokal yang terlalu tinggi akan menjadi sebuah perbicangan yang dimana mungkin saja membuat beberapa Klub. Beralih mencari pemain asing atau pemain lokal yang nilai jualnya jauh lebih murah.