Bayer Leverkusen telah membuktikan kualitasnya dalam musim Bundesliga 2023/2024, bahkan tim asuhan Xabi Alonso menunjukkan performa luar biasa dengan mencapai final Liga Europa musim ini.
Tidak diragukan lagi, perjalanan Bayer Leverkusen di Bundesliga musim 2023/2024 adalah sorotan utama. Mereka tampil gemilang dan tak terhentikan, bahkan mampu mengakhiri dominasi Bayern Munchen dengan memenangi gelar juara Bundesliga musim tersebut. Konsistensi dan ketangguhan mereka dalam menghadapi lawan-lawan tangguh menjadikan mereka sebagai tim yang patut diperhitungkan di panggung sepak bola Jerman.
Namun, keberhasilan Leverkusen tidak hanya terbatas pada kancah domestik. Mereka juga mencuri perhatian dengan penampilan impresif mereka di ajang DFB Pokal. Meskipun tim-tim besar takluk, Leverkusen berhasil melaju ke final, di mana mereka akan bertemu dengan Kaiserslautern untuk memperebutkan trofi DFB Pokal musim 2023/2024. Keberadaan mereka di final menjadi bukti betapa kuatnya permainan dan semangat juang tim ini dalam setiap laga.
Namun, prestasi mereka tak hanya berhenti di panggung domestik. Bayer Leverkusen juga membuktikan kualitasnya di tingkat Eropa, terutama dalam kompetisi Liga Europa. Mereka berhasil melaju hingga ke tahap akhir, mencapai final yang menjadi bukti nyata keunggulan mereka dalam persaingan di tingkat Eropa.
Statisik Mengerikan Bayer Leverkusen: Rata-rata 19,3 Shot per Laga
Bayer Leverkusen telah menunjukkan performa yang mengesankan dalam Liga Europa musim 2023/2024, dengan kemenangan demi kemenangan yang membuat mereka terlihat seperti dinaungi Dewi Fortuna. Memulai perjalanan mereka dari fase grup, Leverkusen telah diuntungkan dengan mendapat lawan-lawan yang secara level dapat diatasi. Bahkan, saat melangkah ke babak 16 besar, keberuntungan masih berpihak pada mereka.
Meskipun tantangan mulai terasa ketika mereka berhadapan dengan West Ham di babak 8 besar. Namun tim asuhan Granit Xhaka mampu menunjukkan keunggulan mereka dengan mengamankan kemenangan agregat 3-1. Begitu pula di babak semifinal, di mana Leverkusen berhasil mengalahkan AS Roma dengan agregat 4-2, memperkuat reputasi mereka sebagai tim yang tangguh dan mampu menghadapi tekanan dalam pertandingan-pertandingan besar.
Yang lebih mencengangkan lagi adalah fakta bahwa Bayer Leverkusen belum pernah mengalami kekalahan dalam perjalanan mereka di Liga Europa musim ini. Tidak hanya itu, performa mereka di depan gawang lawan juga patut diacungi jempol. Dari total 12 pertandingan yang telah mereka mainkan, Leverkusen mampu mencetak total 31 gol, dengan rata-rata lebih dari dua gol per laga. Ini menunjukkan betapa mematikannya serangan Leverkusen dan kemampuan mereka untuk menciptakan peluang yang berbahaya.
Data statistik dari WhoScored juga menyoroti dominasi Leverkusen dalam berbagai aspek permainan. Mereka memiliki rata-rata penguasaan bola sebesar 61,3 persen, dengan akurasi umpan yang mencapai 89,5 persen. Selain itu, mereka juga mampu melepaskan rata-rata 19,3 tembakan per laga, menunjukkan betapa seringnya mereka mengancam gawang lawan.
Dengan statistik yang mengesankan ini, Bayer Leverkusen menjadi salah satu tim yang patut diwaspadai dan dihormati dalam kompetisi Liga Europa musim ini. Keberhasilan mereka dalam menciptakan peluang dan dominasi mereka dalam mengontrol permainan menjadikan mereka sebagai lawan yang sulit untuk dikalahkan.
Duo Penyerang Berbahaya
Dalam strategi yang diterapkan Xabi Alonso di Bayer Leverkusen dengan formasi 3-4-2-1, hanya ada satu posisi untuk penyerang tengah. Namun, Alonso memiliki keberuntungan memiliki dua penyerang yang sangat tajam untuk bersaing merebut tempat tersebut, yaitu Victor Boniface dan Patrik Schick.
Victor Boniface, pemain berusia 23 tahun, telah menunjukkan potensinya yang luar biasa dalam tujuh penampilannya untuk Leverkusen. Dalam jumlah yang cukup terbatas itu, Boniface mampu mencetak lima gol. Ini menegaskan bahwa dia memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa untuk menjadi penyerang yang sangat mematikan di level tertinggi.
Sementara itu, Patrik Schick, setelah melewati dua musim yang sulit, bangkit dengan gemilang pada musim 2023/2024. Meskipun lebih sering berperan sebagai pemain pengganti, Schick mampu menunjukkan kualitasnya dengan mencetak lima gol dalam delapan penampilannya di Liga Europa. Keberhasilannya ini tidak hanya menjadi bukti dari ketajamannya sebagai seorang penyerang. Tetapi juga mencerminkan semangat dan dedikasinya untuk membawa Leverkusen meraih kesuksesan.
Dengan kedua penyerang ini, Leverkusen memiliki keuntungan besar dalam hal kedalaman skuad dan pilihan yang dimilikinya. Kehadiran Boniface dan Schick memberikan variasi taktis dan ancaman yang berbeda bagi pertahanan lawan. Serta memberikan fleksibilitas kepada Xabi Alonso dalam memilih pemain yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan situasi pertandingan.