Monday, November 25, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaHal Menarik Derbi Suramandu: Hari Tanding Mepet Hari Raya

Hal Menarik Derbi Suramandu: Hari Tanding Mepet Hari Raya

Pertarungan sengit yang dinantikan, Derbi Suramandu atau laga seru antara Persebaya Surabaya dan Madura United, akan memeriahkan pekan ke-29 BRI Liga 1 2023/2024 besok. Bentrokan antara kedua tim akan berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo pada Rabu (13/3/2024), dengan kick-off dijadwalkan pukul 20.30 WIB.

Sebelumnya, keduanya sudah saling berhadapan sebanyak 17 kali dalam berbagai ajang sejak tahun 2018. Namun, satu pertandingan Derbi Suramadu menjadi istimewa karena digelar pada momen langka, khususnya pada edisi kesembilan.

- Advertisement -
asia9QQ

Keunikan pertandingan ini terjadi pada pekan ke-13 Liga 1 2019. Derbi Suramadu antara Persebaya Surabaya dan Madura United dilaksanakan pada Sabtu (10/8/2019), bertepatan dengan malam takbiran menjelang Idul Adha bagi umat muslim.

Perayaan Idul Adha pada tahun tersebut jatuh pada Minggu (11/8/2019) dan dirayakan dengan takbiran pada malam sebelumnya. Momen seperti ini jarang terjadi dalam kompetisi sepak bola Indonesia, mengingat biasanya jadwal pertandingan dihindari pada hari raya keagamaan.

Penentuan jadwal pertandingan ini adalah kebijakan PT Liga Indonesia Baru, selaku operator Liga 1 2019. Klub yang bersaing di lapangan harus patuh pada jadwal yang telah ditetapkan oleh operator.

Derbi Suramadu ini awalnya dijadwalkan pada malam hari dengan kick-off pukul 18.30 WIB. Namun, mengingat pertandingan tersebut bertepatan dengan malam takbiran, PT LIB memutuskan untuk menggeser jadwalnya ke sore hari dengan kick-off pukul 15.30 WIB.

Perubahan ini tidak hanya memengaruhi aspek teknis pertandingan, tetapi juga berdampak pada partisipasi suporter Madura United. Masyarakat Madura menganggap hari raya Idul Adha sebagai momen penting dalam tradisi mereka.

Masyarakat yang Kaya akan Budaya dan Tradisi

Kaya akan nilai-nilai budaya dan tradisi, masyarakat Madura menghidupkan keunikan mereka melalui sebuah ritus yang dikenal sebagai ‘turun’ atau dalam pengucapan lokal, ‘toron’. Meskipun secara harfiah berarti turun, namun dalam konteks masyarakat Madura perantauan. Istilah ini merujuk pada suatu tradisi kembali ke kampung halaman, menciptakan atmosfer kehangatan dan kebersamaan di tengah masyarakat.

Ritual ‘turun’ ini sering kali dilaksanakan oleh warga asli Madura, khususnya menjelang Idul Adha. Momen ini juga bersanding dengan pelaksanaan puasa sunnah Arafah, suatu amalan ibadah yang menjadi bagian penting dari praktik keagamaan umat Islam di seluruh dunia.

Malam takbiran, yang diselenggarakan setelah berbuka puasa Arafah, menjadi puncak perayaan menyambut kedatangan Idul Adha. Keberagaman kegiatan ini memberikan warna tersendiri dalam merayakan momen sakral ini.

Selain itu, Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah tahun Hijriah tidak hanya menghadirkan satu peristiwa, melainkan rangkaian ibadah yang memperkuat spiritualitas umat muslim. Pada hari yang ditunggu-tunggu, umat muslim akan melaksanakan Salat Ied, diikuti dengan tahapan pemotongan hewan kurban.

Perayaan tidak berhenti di sana. Hari Tasyrik, yang berlangsung hingga tiga hari setelah Idul Adha, menawarkan momen istimewa di mana umat muslim dilarang berpuasa dan diundang untuk menikmati daging kurban yang dibagikan oleh tempat-tempat penyembelihan. Ini bukan hanya acara ibadah semata, tetapi juga menyiratkan nilai-nilai berbagi dan kebersamaan dalam masyarakat Madura.

Supporter Tetap Hadir

Tetap menjadi sorotan utama, pertandingan tersebut tidak kehilangan pesonanya meskipun tanpa kehadiran secara fisik para suporter, khususnya Bonek, yang menjadi kekuatan penuh semangat bagi Persebaya. Meski demikian, stadion masih menjadi saksi bisu atas keberadaan beberapa K-Conkmania yang dengan setia memberikan dukungan kepada Madura United.

Momen yang mencuri perhatian terjadi menjelang berakhirnya pertandingan. Suasana di stadion berubah saat para suporter bersama-sama melantunkan takbir. Ini memberikan nuansa perayaan Idul Adha yang tulus dan kental akan kebersamaan. Meskipun sedang berada dalam konteks persaingan sepak bola. Pertandingan itu sendiri berakhir dengan skor imbang 2-2, meninggalkan kesan mendalam dan dinamika yang kaya.

Tak hanya itu, untuk pertemuan berikutnya, Persebaya akan kembali menjamu Madura United dalam atmosfer yang lebih khusyuk karena bertepatan dengan bulan Ramadan. Derbi Suramadu jilid 18 dijadwalkan akan digelar pada pukul 20.30 WIB, atau setelah selesai pelaksanaan salat tarawih. Keputusan ini memberikan dimensi spiritual yang lebih dalam pada pertandingan, menciptakan suasana yang unik dan berbeda dari pertemuan sebelumnya.

Meskipun suporter mungkin belum bisa memenuhi stadion secara langsung, namun kehadiran roh suporter tetap terasa. Hal ini menjadikan pertandingan ini sebagai pesta sepak bola yang tidak hanya menghibur tetapi juga sarat makna.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments