Josep “Pep” Guardiola Sala, seorang pelatih sepak bola yang telah mengukir namanya dalam sejarah olahraga. Bagi beberapa orang, dia hanya dianggap sebagai manajer hebat berkat dukungan keuangan klub. Namun, bagi yang mengenalnya lebih dalam, Guardiola adalah sosok yang penuh dengan bakat, kreativitas, dan visi yang jauh ke depan.
Bahkan jika kekayaan klub tidak ada, kemampuan serta kejeniusannya tetap menjadi kunci kesuksesannya. Kita semua menyaksikan bagaimana klub dengan keuangan terbatas dapat hancur dalam satu musim. Sedangkan Guardiola selalu berhasil bersinar diiringi kekayaan klub yang dimilikinya.
Jika Anda adalah orang yang menganggap Guardiola sebagai sosok istimewa, maka artikel ini akan semakin meyakinkan Anda bahwa Guardiola adalah pelatih terbaik sepanjang masa.
Perjalanan Guardiola bersama Manchester City untuk meraih supremasi dalam kampanye 2022/23 tidaklah mudah. Kemenangan mereka dalam treble winners ini bisa dikatakan sebagai kisah yang dramatis.
Saat Arsenal mendominasi sebagian besar musim 2022/23 dengan selisih delapan poin, Manchester City berhasil membalikkan keadaan di pekan-pekan terakhir dan unggul lima poin atas The Gunners untuk meraih gelar Liga Primer Inggris ketiga secara beruntun.
Di final Piala FA, Guardiola harus berhadapan dengan klub bersejarah dan rival abadi mereka, Manchester United, yang di bawah asuhan Erik ten Hag mulai menemukan identitas mereka. Namun, Manchester City mampu mengatasi sang tetangga dengan keunggulan yang meyakinkan.
Semakin Melaju
Sementara itu, di Liga Champions, banyak yang meragukan kemampuan Guardiola. Meskipun memiliki dua gelar juara Liga Champions yang diraih bersama Barcelona lebih dari satu dekade yang lalu, dia belum pernah mencapai kesuksesan yang sama di klub lain. Kenangan pahit saat mereka kalah di final dari Chelsea dua musim lalu masih terasa segar.
Namun, musim ini, Guardiola berhasil menghindari nasib serupa ketika Manchester City mengalahkan Real Madrid dengan agregat 5-1 di babak semifinal. Sebelum akhirnya mereka mengalahkan perlawanan kuat Inter Milan 1-0 di final, meraih treble bersejarah!
Tak ada yang sebanding dengan treble. Dan Guardiola adalah sosok yang selalu dikaitkan dengan prestasi ini.
Musim 2008/09 akan selalu diingat sebagai debut terbaik yang pernah dilakukan oleh seorang pelatih. Guardiola datang dari Barcelona B untuk menggantikan pelatih besar Frank Rijkaard, dan kemunculannya mengguncang dunia sepak bola. Dia berhasil meraih treble di musim debutnya!
14 tahun kemudian, Guardiola mengulangi pencapaian historis yang sama bersama Manchester City. Dan yang menarik, dia adalah satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan treble di dua klub berbeda!
Prestasi Guardiola Melebihi Masa Jabatannya di Manchester City
Seberapa banyak trofi yang bisa dimenangkan oleh seorang manajer dalam tiga, lima, atau sepuluh tahun? Biasanya jumlah trofi tersebut sebanding dengan lama masa kerjanya, bahkan mungkin lebih sedikit. Namun, Guardiola berada pada posisi yang berbeda. Selama tujuh tahun di Manchester City, dia berhasil memenangkan 14 trofi kompetitif, dua kali lipat dari masa jabatannya di Etihad Stadium!
Sang pelatih, Pep Guardiola telah meraih lima gelar Liga Primer Inggris, empat Piala Liga Inggris, dua Piala FA, dua Community Shield, dan satu Liga Champions.
Dengan prestasi yang telah ia raih bersama Manchester City, perdebatan mengenai siapa yang terbaik antara Guardiola dan pelatih legendaris dengan kesuksesan tertinggi di Liga Primer, Sir Alex Ferguson, semakin meredup. Hanya ada dua manajer dalam sejarah Liga Primer yang berhasil meraih tiga gelar dalam satu musim: Sir Alex Ferguson dan Guardiola.
Bersanding dengan Pelatih Legendaris: Sir Alex Ferguson
Setelah meraih treble, Guardiola merasa sangat terhormat bisa berada di samping Sir Alex Ferguson. Bahkan, dia menerima pesan singkat yang menyentuh hati dari legenda Manchester United tersebut.
Meski belum dapat menyamai total koleksi trofi sang pelatih veteran dengan 48 trofi kompetitif, Guardiola berada pada jalur yang tepat untuk mengejar rekor pelatih paling sukses di Liga Primer pada tahap karir berikutnya, baik itu bersama Manchester City maupun klub lainnya.
Guardiola telah resmi bergabung dengan “klub eksklusif” para raja Eropa. Dalam hal ini, dia berada di posisi kedua bersama Bob Paisley dan Zinedine Zidane setelah berhasil meraih tiga gelar Liga Champions.
Hal yang menarik bagi Guardiola adalah bahwa dengan kedalaman skuad fantastis Manchester City, konsistensi mereka, dan mentalitas tinggi. Mengingatkan pada monster, posisi sebagai raja Eropa seperti Ancelotti bisa segera diraihnya dalam waktu dekat.