Ralf Rangnick mengeluhkan kurangnya stok lini serang di skuat Manchester United dan membandingkannya
dengan lini serang Liverpool serta Manchester City. Skuat Man United memang punya Cristiano Ronaldo.
Namun selain CR7, mereka tak bisa mengandalkan pemain yang lain. Edison Cavani tak bisa main bagus secara konsisten.
Demikian juga Marcus Rashford yang sedang menurun performanya. Sebenarnya masih ada Mason Greenwood.
Akan tetapi ia tak masuk skuat Manchester United lagi karena kasus kekerasan pada mantan kekasihnya.
Dengan keluarnya Mason Greenwood, Ralf Rangnick pun mengeluhkan berkurangnya kekuatan lini serang
Manchester United. Ia lantas membandingkan lini serang timnya dengan milik Liverpool dan Manchester City.
Liverpool punya 6 pemain di lini serangnya. Sementara Man City juga punya 5 pemain hebat di depan,
termasuk Jack Grealish. Hal ini membuat Ralf Rangnick sedikit iri. Ia mengatakan lini serang Manchester United
sekarang ini membutuhkan asupan setidaknya 2 pemain baru musim depan. Rangnick membutuhkan
setidaknya 2 pemain untuk memberikan kualitas lebih kepada tim. Striker modern.
Liverpool dan Man City memiliki 5 atau 6. Apakah Grealish seorang pemain sayap atau striker akan tetapi mereka
semua adalah striker. Rangnick tidak punya banyak. Mason Greenwood akan tetapi setelah West Ham ia bukan
bagian dari skuat. Seperti disebut sebelumnya, Cristiano Ronaldo jadi pemain yang kerap diandalkan lini serang
Manchester United. Sejauh ini ia sudah mencetak 24 gol di semua ajang kompetisi. Ia jadi top skor skuat Manchester United.
Di posisi kedua, ada nama Bruno Fernandes, yang sudah mengemas 10 gol.
Di posisi ketiga ada nama Mason Greenwood. Setelah diskorsing, ia masih tetap jadi pemain tersubur ketiga
Manchester United dengan koleksi enam gol. Posisi empat dalam daftar top skor Manchester United ditempati dua
pemain sekaligus yakni Jadon Sancho dan Marcus Rashford. Mereka sama-sama mengemas lima gol.
Ralf Rangnick Masih Kecewa dengan lini serang Manchester United
Ralf Rangnick menegaskan kelemahan utama Manchester United pada masa kepemimpinannya.
Ia mempermasalahkan konsistensi para pemain dalam beberapa pertandingan.
Rangnick diangkat sebagai pelatih interim setelah Ole Gunnar Solskjaer dipecat jelang akhir tahun 2021 lalu.
Kontraknya berdurasi singkat, dan akan berakhir begitu musim 2021/22 berakhir.
Keputusan ini diambil agar Manchester United bisa finis dengan sebaik mungkin sembari manajemen klub
menjelajahi opsi pelatih baru. Sayangnya, musim 2021/22 ini takkan berakhir manis buat the Red Devils.
Mereka terancam gagal mendapatkan tiket bermain di Liga Champions musim depan karena sedang menempati
peringkat keenam dalam klasemen sementara. Merebut posisi empat dari Arsenal pun sepertinya bakal sulit
terwujud, meski hitung-hitungannya masih memungkinkan. Seandainya beberapa pertandingan yang disinggung
bisa dimenangkan, Manchester United seharusnya memiliki poin lebih banyak dari sekarang. Ini jadi penyesalan
Rangnick di era kepelatihannya yang singkat. Rangnick dan pasukannya seharusnya bisa dengan mudah
memiliki 6 atau 8 poin lebih banyak, tapi nyatanya tak begitu dan itulah mengapa dirinya masih kecewa.
Rangnick pikir penting untuk menunjukkan tipe permainan seperti ini kepada diri sendiri, dan juga fans kami yang
fantastis. Performa yang ditunjukkan Manchester United terbilang cukup apik saat bertemu Brentford
di Old Trafford. Itu sebabnya mereka bisa menjebol gawang lawan 3 kali dan mengakhiri duel dengan torehan clean
sheet.
Kurangnya Manchester United
Salah satu penyebabnya adalah kegagalan Manchester United meraih tiga poin dari laga – laga yang di atas kertas bisa dimenangkan.
Contohnya seperti waktu menghadapi Everton atau Watford. Rangnick kecewa dengan ini.
Ia merasa kalau Manchester United telah menyia-nyiakan banyak poin.
Memang tidak sekali the Red Devils gagal keluar sebagai pemenang saat sedang unggul,
utamanya di era kepemimpinannya. Rangnick memiliki laga-laga seperti ini sebelumnya merujuk pada kemenangan
kontra Brentford yang berhasil dimenangkan dengan skor telak 3-0 pada Selasa (3/5/2022) dini hari WIB.
Kurangnya tim asuhannya adalah konsistensi dalam laga tandang seperti di Everton dan terlalu banyak poin yang
hilang ketika kami unggul satu atau 2-0. Ditambah pemain lini serang yang dinilai kurang mampu tampil bak mesin
gol selain Cristiano Ronaldo yang mampu bemain secara produktif.