Monday, November 25, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaPenyebab Persipura Jayapura Terjebak di Zona Degradasi BRI Liga 1

Penyebab Persipura Jayapura Terjebak di Zona Degradasi BRI Liga 1

Kompetisi BRI Liga 1 dilanda keterpurukan setelah Persipura Jayapura dipastikan terdegradasi ke kompetisi Liga 2 musim 2022-23 mendatang.

Kepastian terdegradasinya Persipura dari Liga 1 didapat di pekan ke-34 BRI Liga 1 2021-22.

- Advertisement -
asia9QQ

Tim Mutiara Hitam hanya dapat finish di posisi 16 klasemen dengan koleksi 36 angka saja.

Total, Persipura Jayapura meraih 10 menang, 9 menang, dan 15 kalah dalam 34 pertandingan.

Persipura pun menyusul Persiraja Banda Aceh dan Persela Lamongan yang juga terdegradasi sekaligus berkompetisi di Liga 2 musim depan.

Tim Mutiara Hitam sebenarnya berhasil menang 3-0 atas Persita Tangerang dalam pekan terakhir

di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Kamis (31/3/2022). Tapi, kemenangan itu tidak cukup bagi timnya.

Karena, mereka bergantung pada pertandingan 2 tim lain yang juga ingin keluar dari ancaman zona merah.

Persipura bertarung dengan Barito Putera dan PSS Sleman untuk menghindari posisi degradasi.

PSS Sleman berhasil menang atas Persija Jakarta dengan skor 2-0 dan membuat mereka memiliki 39 angka

dan sudah pasti tidak dapat diungguli Persipura. Sedangkan Barito Putera bermain imbang 1-1 kontra Persib

yang otomatis membuat Laskar Antasari mengemas 36 poin. Jumlah poin ini sama dengan Persipura,

namun Barito Putera unggul head-to-head dengan 2 kemenangan. Hasil akhir ini disayangkan.

Sebab, Persipura adalah klub yang sarat prestasi dengan talenta pemain lokal Papua.

Jangan lupakan prestasi mereka pernah meraih juara Divisi Utama 2005, dan tiga trofi ISL, yakni musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.

Setidaknya, terdapat 3 faktor kesalahan fatal yang dilakukan Persipura Jayapura musim ini

hingga harus mengakhiri petualangan di kasta tertinggi. 

Persiapan Persipura yang kurang

Persipura sempat memberi kejutan di awal tahun 2021.

Saat itu, seluruh kontestan Liga 1 tampil dalam Piala Menpora 2021 sebagai persiapan Liga 1 musim ini.

Turnamen pramusim ini juga penting setelah setahun lebih tak ada ajang kompetitif diakibatkan oleh pandemi.

Sayangnya, Mutiara Hitam menolak berpartisipasi dengan alasan finansial.

Di saat tim lain sibuk memanaskan mesin, Persipura tidak mau ikut bagian.

Akibatnya, Piala Menpora 2021 pun hanya diikuti oleh 17 peserta.

Di pramusim, kasus indisipliner yang dilakukan dua sosok penting, Boaz Solossa dan Tinus Pae.

Boaz memilih bergabung dengan Borneo FC, sedangkan Tinus Pae berkiprah bersama Dewa United di Liga 2 2021.

Tentunya, Persipura kehilangan teladan. Sejak Juli 2021, kontestan BRI Liga 1 mulai bersiap menjalani pramusim dengan pemusatan latihan.

Maklum saja, kompetisi akan dimulai lagi Agustus 2021.

Tapi, Persipura baru memulai persiapan pada Agustus sehingga tak sampai sebulan sebelum kompetisi dimulai.

Alhasil, kondisi kebugaran pemain jadi masalah yang membuat awal musim mereka kacau balau.

Regenerasi yang tidak baik

Persipura masih mengandalkan nama-nama lawas putra timur untuk bersaing di BRI Liga 1.

Sebut saja Ian Kabes, Nelson Alom, hingga Ricardo Salampessy.

Nama-nama lain yang masuk skuat adalah putra Papua yang dipulangkan ke Persipura macam Ricky Kayame, Elisa Basna, Israel Wamiau, hingga Feri Pahabol.

Ada Todd Ferre yang diharapkan dapat menjadi tumpuan lini serang.

Satu-satunya pemain yang bisa melahirkan ketenangan dalam permainan adalah Ramai Rumakiek.

Sayangnya, dia banyak absen karena harus membela Timnas Indonesia.

Sisanya, ada beberapa nama yang minim berpengalaman di kasta tertinggi.

Di antaranya Donny Monim, Fridolin Yoku, Brian Fatari, Theo Numberi, David Rumakiek, Joshua Isir, Wulf Horota, sampai Alfons Migau.

Nama Ricky Cawor mungkin sempat mencuri perhatian karena direkrut dengan statusnya sebagai top scorer di PON 2020 Papua.

Sayang, regenerasi ini terkesan terlambat. Skuat utama masih dihuni oleh para pemain yang sudah berusia yang tidak muda lagi.

Manajemen Persipura harus memperhatikan kiprah sepak terjang klub kebanggannya tidak terdegradasi.

Klub asal Timur Indonesia ini sebenarnya adalah klub berkualitas dengan talenta talenta pemain yang luar biasa.

Rekrutmen Persipura Kurang Greget

Sudah jadi rahasia umum bahwa merekrut pemain luar menjadi salah satu faktor keberhasilan di Liga 1.

Sayangnya, Mutiara Hitam tidak mendapatkan amunisi terbaiknya dalam mengimpor pemain.

Saat ditangani Jacksen F. Tiago, mereka hanya memiliki 3 pemain asing,

yakni Henrique Motta, Yevhen Bokhashvili, dan Takuya Matsunaga.

Sialnya, pemain pemain  tersebut gagal menampilkan performa yang maksimal.

Motta yang diharapkan jadi komandan lini belakang tetapi sering absen akibat cedera.

Begitu pula Takuya Matsunaga. Sedangkan Bokhashvili tampak mandul, jarang mendapat suplai bola matang dari rekan-rekannya.

Persipura baru mendatangkan Hedipo Gustavo pada akhir putaran pertama.

Ketika Alfredo Vera datang sebagai pelatih pengganti, Hedipo Gustavo hanya beberapa kali bermain karena cedera dan terpapar virus COVID-19.

Persipura merekrut Ramiro Fergonzi sebagai tandem Bokhashvili.

Keduanya mulai menemukan chemistry, tapi justru psikis mengganggu Bokhashvili terkait kabar invasi Rusia ke Ukraina, negara asal striker ini.

Para fans mengharapkan tim Mutiara Hitam dapat kembali lagi berkompetisi dan tidak mengalami penurunan kasta atau degradasi.

Untuk bangkit, Persipura harus berusaha maksimal agar dapat kembali ke Liga Utama

dan memperbaiki di musim depan agar tidak terulang kembali terdegradasi.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments