Ricardo Salampessy, salah satu pemain Persipura Jayapura yang mengambil posisi di Bek.
Dia merupakan pemain senior di bagian belakang pada Liga BRI Liga 1 pada tahun ini.
Selain bermain di Persipura, Ricardo Salampessy juga bergabung dalam Timnas Indonesia,
sejak 2005 pada turnamen SEA Games di Manila.
Ricardo Salampessy yang adalah pemain senior memiliki beban tersendiri selama menjadi pemain sepak bola.
Tidak hanya fisik, mental juga pastinya.
Hal ini membuatnya termotivasi untuk memberikan pesan kepada generasi muda,
yang akan meneruskan langkahnya mengharumkan nama Indonesia di dunia Sepak Bola.
Melalui sesi wawancara yang dia ikuti, dia menyampaikan 2 pesan kepada generasi penerus.
Perilaku Mencerminkan Pengetahuan
Ricardo Salampessy menyampaikan bahwa seorang pesepakbola profesional,
sebaiknya diiringi dengan pengetahuan yang cukup.
Dia menyampaikan bahwa betul memang akan susah mengikuti pendidikan akademik diiringi dengan latihan fisik setiap harinya.
Jadwal latihan yang padat dan tenaga fisik yang terkuras selama latihan,
akan membuat pesepakbola lelah dan bahkan tidak akan sempat terpikirkan untuk belajar lagi.
Namun Ricardo Salampessy berpesan bahwa pesepakbola yang memiliki pengetahuan yang baik,
akan menunjang dalam berperilaku di dalam maupun di luar lapangan.
Dia menyampaikan bahwa besar kemungkinan saat pengetahuan seseorang bertambah,
maka dia akan lebih mengetahui bahwa masih banyak yang belum diketahuinya yang akan membuatnya lebih rendah hati.
Pesannya ini sangat penting untuk generasi muda penerus di Timnas Indonesia,
walaupun akan sangat sulit menjalankan pendidikan selama persiapan untuk turnamen,
namun untuk menjadi orang yang hebat perlu usaha yang keras juga.
Generasi Muda Pesepakbola, Jangan Mudah Putus Asa
Ricardo Salampessy memang dikenal sebagai pekerja keras terlihat dari sepak terjangnya dalam bermain sepak bola.
Dia menyampaikan bahwa generasi muda sekarang jangan mudah untuk menyerah.
Banyak hal yang harus dilalui untuk menjadi pemain bola profesional,
tidak hanya bermain selama latihan saja, namun juga harus mencicipi pertandingan di Asia bahkan ke Eropa.
Ricardo Salampessy menyampaikan bahwa generasi muda sekarang,
bahkan memiliki peluang yang besar dan mudah untuk menjadi pesepakbola profesional.
Banyaknya pelatih di Indonesia yang sudah berlisensi pastinya sebagai nilai tambahan,
untuk generasi muda memperoleh ilmu dan teknik yang terarah.
Lagi, dia menyampaikan bahwa pada masa sekarang,
sangat banyak agen yang dapat membantu generasi muda dalam mengupdate kemampuannya.
Sayang sekali jika hal tersebut tidak dimanfaatkan.
Tentunya selain itu, generasi muda juga harus punya talenta, bakat dan tidak lupa diiringi dengan kerja keras.
Latar Belakang Ricardo Salampessy
Ricardo Salampessy adalah kelahiran Ambon, Maluku pada 18 Februari 1984.
Pada tahun ini, dia genap berusia 38 tahun.
Di usianya yang tergolong tidak muda lagi membuat dia lebih semangat memberikan wejangan kepada generasi muda,
dan tentu saja semangatnya untuk bermain bola tidak pernah luntur.
Ricardo Salampessy memulai karirnya pada tahun 2004 saat bergabung dalam tim Persiwa Wamena,
dan dilanjut dengan pada tahun 2006, dia bergabung dalam tim Persipura Jayapura.
Namanya semakin dikenal saat dia bergabung dalam Timnas Indonesia U-23 pada tahun 2005, dan tampil pada SEA Games di Manila.
Dia merupakan pesepakbola yang memulai karirnya dari bawah.
Semangat dan kerja kerasnya yang tidak habis-habis membuatnya ingin generasi muda pesepakbola juga mengikuti jejaknya.
Prestasi yang pernah diraih adalah dia disebut sebagai pemain terbaik divisi satu pada tahun 2005,
dan timnya yang dianggap sebagai generasi emas sepak bola Papua.
Selain usaha dan kerja kerasnya di dunia sepak bola, dia juga sempat masuk kuliah di tiga kampus yang berbeda.
Keinginannya yang tidak hanya menjadi pesepakbola profesional namun juga ingin memiliki pengetahuan yang baik.
Tidak salah lagi bahwa dia berpesan agar generasi muda juga tidak melupakan pendidikan.
Walaupun sebenarnya dia tidak bisa melanjutkan kuliahnya di 2 kampus pertamanya,
karena kesulitan mengikuti pembelajaran di semester pertama.
Namun di kampusnya yang ketiga yaitu Universitas Cendrawasih,
dia akhirnya mendapat gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan.
Hal ini pasti bukan sesuatu yang mudah untuk didapatkan, namun dengan kerja keras dan tekad yang kuat,
pasti akan bisa melalui itu semua.