Premier League memiliki tempo permainan yang cepat, duel fisik yang ketat, serta tekanan tinggi membuat banyak pemain sulit bersinar. Bahkan pemain dengan label bintang pun bisa gagal tampil optimal di Inggris.
Namun, kegagalan di Premier League bukan akhir dari segalanya. Beberapa pemain menemukan kembali performa terbaik mereka setelah pindah ke La Liga. Liga Spanyol, yang lebih mengutamakan teknik dan penguasaan bola, memberi kesempatan bagi mereka untuk berkembang dan menunjukkan kemampuan sebenarnya.
Berikut delapan pemain yang gagal di Premier League, tetapi sukses besar setelah hijrah ke La Liga.
1. Diego Forlan
Diego Forlan tiba di Manchester United pada 2002 dengan harapan tinggi. Namun, dalam dua musim lebih di Old Trafford, ia hanya mencetak 17 gol dari 98 pertandingan. Ia kesulitan bersaing dengan Ruud van Nistelrooy dan tidak menemukan ritme permainan terbaiknya.
Setelah pindah ke Villarreal pada 2004, Forlan langsung bersinar. Ia mencetak 25 gol di musim pertamanya dan meraih trofi Sepatu Emas Eropa. Kariernya makin cemerlang saat bergabung dengan Atletico Madrid. Bersama Los Colchoneros, Forlan memenangkan Liga Europa 2009/10 dan kembali menyabet Sepatu Emas Eropa.
Di La Liga, ia menjadi penyerang haus gol yang sangat dihormati. Bahkan, di Piala Dunia 2010, ia terpilih sebagai Pemain Terbaik Turnamen berkat penampilan apiknya bersama Uruguay.
2. Iago Aspas
Iago Aspas hanya bermain satu musim di Liverpool (2013/14) dan gagal total. Ia hanya mencetak satu gol dan dikenal karena tendangan pojoknya yang buruk saat The Reds kalah dari Chelsea dalam momen terkenal “Gerrard Slip”.
Setelah kembali ke Spanyol, Aspas kembali menemukan sentuhan terbaiknya. Ia menjadi ikon di Celta Vigo dengan lebih dari 210 gol dalam lebih dari 500 penampilan. Ia juga beberapa kali masuk skuad Timnas Spanyol berkat performa gemilangnya.
Hingga kini, di usia 37 tahun, Aspas masih menjadi tumpuan utama Celta Vigo. Ia membuktikan bahwa kegagalan di Premier League tidak berarti karier seorang pemain berakhir.
3. Alexander Sorloth
Crystal Palace merekrut Alexander Sorloth pada 2018, tetapi ia hanya mencetak satu gol dalam 20 penampilan. Ia lebih banyak dipinjamkan ke klub lain sebelum akhirnya dilepas secara permanen.
Setelah pindah ke Spanyol, performanya berubah drastis. Bersama Real Sociedad, Sorloth tampil tajam dengan mencetak 26 gol dalam semusim. Kesuksesannya berlanjut saat bergabung dengan Villarreal, di mana ia kembali menjadi penyerang andalan.
Kini, ia menjadi salah satu striker yang dihormati di La Liga dan memiliki tempat di skuad Timnas Norwegia.
4. Alberto Moreno
Alberto Moreno dikenal sebagai bek yang sering melakukan blunder saat membela Liverpool. Ia kehilangan tempat di tim utama setelah kedatangan Andy Robertson dan akhirnya dilepas pada 2019.
Moreno kemudian bergabung dengan Villarreal, di mana ia menemukan kembali performa terbaiknya. Ia menjadi bagian dari skuad yang memenangkan Liga Europa 2020/21, mengalahkan mantan klubnya, Manchester United, di final.
Saat ini, Moreno bermain untuk Como di Serie B Italia. Meskipun tidak lagi di La Liga, kesuksesannya di Villarreal menjadi bukti bahwa ia masih pemain berkualitas.
5. Suso
Suso bergabung dengan Liverpool pada 2012, tetapi hanya mendapat sedikit kesempatan bermain. Setelah pindah ke AC Milan dan tampil baik, ia akhirnya kembali ke Spanyol bersama Sevilla pada 2020.
Di Sevilla, Suso meraih kesuksesan besar dengan memenangkan dua gelar Liga Europa. Ia juga menjadi pemain kunci dalam skuad asuhan Julen Lopetegui dan sukses mencetak beberapa gol penting dalam perjalanan tim di kompetisi Eropa.
6. Gerard Pique
Gerard Pique adalah pemain akademi Barcelona yang sempat bergabung dengan Manchester United. Namun, di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, ia kesulitan menembus tim utama karena kalah bersaing dengan Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.
Setelah kembali ke Barcelona pada 2008, Pique berkembang menjadi salah satu bek terbaik dunia. Ia memenangkan empat Liga Champions, delapan gelar La Liga, serta menjadi bagian penting dari Timnas Spanyol yang menjuarai Piala Dunia 2010 dan Euro 2012.
7. Fabio Silva
Wolves mengontrak Fabio Silva pada 2020 sebagai prospek jangka panjang, tetapi ia kesulitan menunjukkan kualitasnya. Dalam 72 pertandingan, ia hanya mencetak lima gol.
Setelah pindah ke La Liga dan bergabung dengan Las Palmas, performanya meningkat drastis. Ia mencetak tujuh gol dalam 17 pertandingan, termasuk gol ke gawang Barcelona dan Real Madrid. Di usia 22 tahun, ia masih memiliki potensi besar untuk berkembang di Spanyol.
8. Antony
Manchester United membeli Antony dari Ajax dengan harga 80 juta pound pada 2022. Namun, di Old Trafford, ia gagal tampil maksimal dan sering dikritik karena inkonsistensi serta minimnya kontribusi gol dan assist.
Pada Januari 2025, Antony dipinjamkan ke Real Betis. Di klub barunya, ia langsung menunjukkan performa gemilang. Dalam empat pertandingan pertama, ia mencetak tiga gol dan satu assist. Puncaknya, ia mencetak gol indah dalam kemenangan 3-0 atas Real Sociedad.
Di La Liga, Antony tampak lebih percaya diri dan mulai menunjukkan kualitas yang diharapkan sejak awal kariernya di Eropa. Kini, masa depannya di Spanyol terlihat lebih cerah dibanding di Premier League.