Kekalahan telak Manchester United dari Newcastle United di lanjutan Premier League menjadi cerminan betapa rapuhnya skuad asuhan Ruben Amorim saat ini. Bermain di St James’ Park pada Minggu (13/4/2025) malam WIB, Setan Merah pulang dengan kepala tertunduk usai dihajar 4-1 oleh tim tuan rumah.
Laga ini menandai krisis berlanjut di tubuh Manchester United. Rentetan hasil minor kian mengancam posisi mereka di klasemen. Dari pertandingan tersebut, terdapat beberapa poin penting yang bisa menjadi bahan evaluasi menyeluruh.
1. Joshua Zirkzee Kembali Alami Nasib Sial di Laga Besar
Perjalanan karier Joshua Zirkzee bersama Manchester United ibarat menaiki roller coaster yang tak pernah berhenti. Usai mencuri perhatian lewat gol debutnya beberapa bulan lalu, penyerang muda asal Belanda ini justru kembali diterpa kesialan.
Dalam laga kontra Newcastle, Zirkzee diberi kepercayaan tampil sejak menit pertama. Ia menggantikan Rasmus Hojlund yang tengah dalam periode buruk. Di awal laga, ia menunjukkan kerja sama menjanjikan dengan Bruno Fernandes. Sayangnya, penyelesaian akhirnya tak cukup tajam untuk mengubah skor.
Tragisnya, Zirkzee harus ditarik keluar di babak kedua akibat cedera hamstring. Cedera ini hampir pasti membuatnya absen saat leg kedua melawan Lyon di Liga Europa—sebuah pukulan telak bagi Amorim yang kekurangan opsi di lini depan.
2. Harry Amass Tunjukkan Bakat Istimewa Meski Tim Tertinggal
Satu-satunya titik cerah dari laga ini mungkin datang dari penampilan debut starter Harry Amass. Pemain muda yang baru berusia 18 tahun ini dipasang sebagai bek kiri sejak menit awal oleh Amorim. Keputusan ini merupakan bagian dari rotasi menyusul padatnya jadwal.
Meski laga berakhir dengan kekalahan, Amass tetap mencuri perhatian. Ia tampil berani dan tenang dalam menghadapi tekanan dari pemain-pemain senior Newcastle. Beberapa kali, dia juga turut membantu serangan lewat overlap ke sisi sayap.
Kehadirannya memberi sinyal positif bagi proyek regenerasi di Old Trafford. Dengan penampilan solid ini, peluang Amass tampil lebih sering di tim utama makin terbuka lebar.
3. Garnacho Jadi Satu-satunya Harapan di Tengah Kelesuan
Di tengah buruknya performa kolektif Manchester United, nama Alejandro Garnacho tetap bersinar. Pemain muda asal Argentina ini tampil penuh determinasi dan tak gentar menghadapi tekanan.
Dalam satu momen langka saat United melancarkan serangan balik, Garnacho berhasil memanfaatkan celah di pertahanan lawan. Golnya ke gawang Newcastle menjadi gol ke-10-nya musim ini di semua ajang.
Ia menunjukkan naluri mencetak gol yang terus berkembang. Garnacho semakin membuktikan bahwa meski usianya masih muda, kontribusinya sudah sangat krusial bagi tim utama.
4. Altay Bayindir Tak Mampu Manfaatkan Kesempatan
Salah satu sorotan besar dari laga ini adalah keputusan Ruben Amorim memainkan Altay Bayindir sebagai kiper utama. Onana tidak masuk dalam daftar pemain, dan Bayindir dipercaya tampil untuk pertama kalinya di Premier League sebagai starter.
Namun sayangnya, harapan agar Bayindir bisa menjadi solusi baru di bawah mistar tak menjadi kenyataan. Ia kebobolan empat gol dan tampak kurang sigap dalam mengantisipasi tekanan cepat dari pemain Newcastle seperti Sandro Tonali dan Bruno Guimaraes.
Penampilannya memicu kritik dari fans dan legenda klub. Peter Schmeichel bahkan menyebut Bayindir tidak menunjukkan level yang cukup untuk menjadi pelapis Onana. Dengan performa ini, posisinya kemungkinan besar akan kembali tergeser saat Onana kembali tersedia.
5. Victor Lindelof Kian Sulit Dipertahankan
Nama Victor Lindelof kembali mencuat, namun bukan karena performa gemilang. Dalam laga ini, bek asal Swedia itu dipercaya turun sebagai starter menggantikan Maguire dan De Ligt yang absen. Namun hasilnya justru mengecewakan.
Lindelof terlibat dalam blunder yang berujung pada gol pertama Newcastle. Ia kehilangan bola di area berbahaya dan gagal memenangkan duel udara melawan Alexander Isak. Kesalahan semacam ini bukan kali pertama dilakukan oleh Lindelof dalam musim ini.
Melihat performanya yang tidak kunjung stabil, banyak pihak mulai mempertanyakan masa depannya di Old Trafford. Jika tidak ada perubahan signifikan, bisa jadi musim panas nanti adalah saat yang tepat bagi Lindelof untuk mencari tantangan baru di klub lain.