Kedatangan Ruben Amorim sebagai pelatih baru Manchester United membawa antusiasme besar bagi para pemain, staf, dan fans. Pelatih muda asal Portugal ini telah memulai perjalanannya dengan memimpin sesi latihan perdana di Carrington. Amorim, yang dikenal dengan pendekatan taktis modern, bertujuan untuk membangun tim yang kompetitif dengan gaya bermain yang progresif.
Berikut adalah lima hal utama yang dapat dipelajari dari sesi latihan perdana Amorim, yang memberikan gambaran awal tentang perubahan signifikan yang mungkin terjadi di Manchester United.
1. Komunikasi yang Tegas dan Efektif
Ruben Amorim membuktikan bahwa kemampuan komunikasinya tidak hanya terbatas pada wawancara atau konferensi pers, tetapi juga terlihat jelas saat sesi latihan. Dalam debutnya memimpin latihan di Carrington, Amorim tampak sering memberikan arahan tegas kepada para pemain.
Dalam salah satu momen, ia terdengar berteriak “Ayo, lebih cepat!” ketika sebuah latihan berjalan lebih lambat dari standar yang ia tetapkan. Pendekatan seperti ini mencerminkan bahwa Amorim menuntut kedisiplinan tinggi dari para pemain. Dengan komunikasi yang efektif, Amorim memastikan bahwa setiap pemain memahami visi dan strateginya di lapangan.
Kemampuan berbahasa Inggris yang lancar juga menjadi salah satu keunggulan Amorim. Ini memungkinkannya menyampaikan instruksi dengan jelas kepada seluruh tim tanpa kendala bahasa, memberikan fondasi kuat untuk membangun hubungan dengan pemain dan staf.
2. Keterlibatan Langsung di Lapangan
Amorim dikenal sebagai pelatih modern yang tidak hanya mengandalkan stafnya tetapi juga terlibat langsung dalam sesi latihan. Dalam sesi perdananya, ia terlihat berada di garis depan, memimpin berbagai latihan taktik dan strategi secara langsung.
Pendekatan ini berbeda dengan gaya beberapa pelatih sebelumnya, seperti Sir Alex Ferguson, yang lebih sering mendelegasikan tugas kepada staf. Amorim memastikan bahwa ia memiliki kendali penuh atas pelatihan, menunjukkan komitmen tinggi sebagai pelatih kepala.
Staf pelatih yang dibawa Amorim dari Sporting CP mendukungnya dengan fokus pada detail spesifik, seperti melatih kelompok kecil pemain atau mendalami aspek tertentu. Namun, kepemimpinan utama tetap berada di tangan Amorim, menegaskan peran sentralnya dalam membangun tim.
3. Kembalinya Pemain yang Cedera
Sesi latihan perdana ini juga menjadi momen penting bagi beberapa pemain yang sebelumnya absen karena cedera. Leny Yoro, Tyrell Malacia, dan Luke Shaw kembali bergabung dalam latihan, memberikan harapan baru bagi skuad United.
- Leny Yoro: Pemain muda ini mengalami cedera sejak pramusim, tetapi sekarang siap untuk kembali dan memberikan kontribusi sebagai bek.
- Tyrell Malacia: Malacia terakhir bermain pada Mei 2023 dan kini dalam proses kembali ke kebugaran penuh.
- Luke Shaw: Pemain senior ini absen sejak Februari 2024, dan kembalinya Shaw memberikan stabilitas di lini pertahanan.
Kehadiran mereka dalam latihan tidak hanya menambah kedalaman skuad, tetapi juga membuka opsi taktik baru bagi Amorim, terutama menjelang periode sibuk setelah jeda internasional.
4. Eksperimen dengan Formasi Baru
Amorim membawa filosofi taktik yang sukses ia terapkan di Sporting CP, yaitu formasi 3-4-3. Dalam sesi latihan, ia mulai memperkenalkan sistem ini dengan susunan tiga bek: Leny Yoro di sisi kanan, Jonny Evans di tengah, dan Luke Shaw di sisi kiri.
Formasi ini memberikan keseimbangan antara pertahanan yang solid dan fleksibilitas menyerang. Peran Shaw sebagai bek tengah sisi kiri, misalnya, mengingatkan pada penampilannya untuk Inggris di Euro 2024. Dengan formasi ini, Shaw dapat memanfaatkan kemampuan bertahannya tanpa terlalu dibebani oleh tugas menyerang yang intens.
Eksperimen ini menunjukkan bahwa Amorim tidak takut untuk membuat perubahan signifikan. Jika berhasil diterapkan, formasi ini bisa menjadi senjata baru bagi Manchester United di berbagai kompetisi.
5. Fokus pada Build-Up dari Lini Belakang
Salah satu elemen kunci dalam filosofi Amorim adalah membangun serangan dari lini belakang. Dalam latihan, kiper Andre Onana memainkan peran sentral dengan mendistribusikan bola dari situasi tendangan gawang melalui umpan pendek.
Gaya permainan ini melanjutkan perubahan yang dimulai oleh Erik ten Hag sebelumnya. Amorim ingin memastikan bahwa fase build-up berjalan lebih mulus dan efektif, memberikan fondasi yang kokoh untuk serangan.
Dengan kehadiran Onana, yang memiliki kemampuan bermain bola dengan kakinya, Amorim dapat mengintegrasikan pola permainan ini dengan lebih baik. Latihan ini juga menjadi kesempatan bagi para pemain bertahan untuk beradaptasi dengan sistem baru yang membutuhkan kecerdasan taktis dan ketenangan dalam situasi tekanan.