Manchester City dan Arsenal merupakan dua tim dengan duel sengit dalam perburuan gelar juara Liga Inggris 2023/2024.
Saat ini, di pekan ke-37, sang juara bertahan Man City telah kembali mengambil alih puncak klasemen dengan tabungan 88 poin.
Pada laga terakhir beberapa waktu yang lalu, tim asuhan Pep Guardiola telah sukses mendapatkan 3 poin setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 via brace Erling Haaland.
Sementara, The Gunners, yang harus turun ke posisi ke-2 dengan torehan 86 poin bertekat untuk bisa memenangkan 1 laga terakhir sambil berdoa agar The Cityzens kalah di laga pamungkas.
Arsenal sah-sah saja mendoakan yang jelek-jelek terhadap Man City, tapi tim yang bermarkas di Etihad Stadium itu pastinya juga berfikir hal yang sama kalau Manchester City juga berharap yang buruk bagi skuad asuhan Mikel Arteta.
Tapi, baik itu The Gunners maupun The Cityzens harus sadar banyak drama yang bisa terjadi di akhir musim nanti.
Dalam musim-musim sebelumnya, pekan terakhir Liga Inggris beberapa kali diwarnai dengan momen paling dramatis yang dimana telah mewarnai kompetisi tertinggi Inggris. Termasuk dengan tim-tim besar yang akhirnya harus degradasi karena salah menerima informasi.
Berikut adalah 5 di antaranya yang mungkin saja sudah kalian lupakan atau sudah tidak ingat lagi.
Skandal Lasegne (2005/2006)
Tottenham Hotspur harus kehilangan kesempatan untuk bisa mengalahkan sang rival utama mereka di Liga Inggris, Arsenal. Pada akhir musim 2005/2007.
Spurs akan menyingkirkan Arsenal dari 4 besar, sehingga dapat menggagalkan sang tetangga mereka. London Utara untuk mendapatkan hadiah uang yang dimana sangat menguntungkan jika didapat dari kualifikasi Liga Champions. Dengan kemenangan di hari terakhir atas West Ham United.
Namun menjelang pertandingan, Martin jol harus kehilangan 10 anggota skuad tim utama karena keracunan setelah menyantap lasagna yang disajikan di hotel tempat mereka menginap.
Upaya untuk bisa menunda pertandingan ditepis oleh Premier League dan tim lemah Tottenham harus kalah 1-2 sementara Thierry Henry berhasil mencetak sebuah hat-trick pada pertandingan terakhir Arsenal di Highbury.
Misinformasi Manchester City (1995/1996)
Jauh sebelum Man City dikenal sebagai tim yang memiliki beberapa pemilik terkaya di Liga Inggris, The Sky Blues kerap mengalami bencana dan kesialan.
Reputasi yang dimana tidak pernah diinginkan tersebut tercapai pada akhir musim 1995/1996 ketika Manchester City membuang-buang waktu menuju degradasi.
The Cityzens membalikkan defisit 2 gol untuk bisa menyamakan kedudukan dengan Liverpool di Manchester timur pada hari terakhir musim ini.
Southampton mengawali hari dengan poin yang sama dengan Man City dan menjadi tuan rumah Wimbledon pada waktu yang sama.
Alan Ball salah diberitahu bahwa Sky Blues-nya hanya membutuhkan 1 poin untuk bisa tetap bertahan. Memerintahkan para pemainnya untuk bisa menjaga bola di sudut dan berlari sepanjang waktu.
Sudah terlambat, Niall Quinn menyadari The Saints seri dengan Wimbledon, membuat City terdegradasi dengan sangat menyakitkan.
Carlos Teves Gagalkan Sheffield United (2006/2007)
Pekan pemungkas musim 2006/2007 bisa dikatakan sebagai laga klasik. Duduk cantik di urutan ke-16, Sheffield United tahu yang harus mereka lakukan hanya perlu menyamai hasil West Ham selama The Hammers tidak membalikkan tiga gol jika sama-sama menang – untuk tetap bertahan di Liga Premier.
Dengan pasukan Alan Curbishley bertandang ke markas pemenang gelar MU, itu sepertinya tugas yang cukup mudah.
Tapi Blades menghadapi Wigan, yang dimana juga berharap untuk bisa tetap bertahan di Premier League. Bahkan hasil imbang bisa menyelamatkan heffield United dari degradasi, namun kekalahan membuat mereka berada di bawah The Latics karena selisih gol.
Sementara itu, gol Carlos Tevez untuk West Ham di Old Traffor mebuat pertandingan tandang menjadi heboh. Dengan mempertahankan hasil 1-0, Â The Hammers selamat.
Transfer Teves ternyata ilegal, pemain Argentina itu sebagian dimiliki oleh agen Kia Joorabchian. Dan West Ham dan akhirnya mereka harus membayar ganti rugi kepada Sheffield United sebesar £25,5 juta karena gol Tevez yang menjatuhkan The Blades.
Everton Bertahan (1993/1994)
Everton telah memasuki pertandingan terakhir di liga Inggris musim 1993/1994 melawan Wimbledon dengan 41 poin, menempati posisi terakhir di zona degradasi. Meskipun  Southampton, Sheffield United dan Ipswich semuanya telah mengumpulkan 42 poin, dan tidak ada jaminan siapa yang bisa bertahan.
Namun hiruk pikuk Goodison Park harus diredam dalam waktu 4 menit setelah Dean Holdsworth melakukan penalti. Tampaknya semua harapan menjadi hilang 15 menit kemudian, ketika gol bunuh diri komedian Gary Ablett masuk ke gawang.
Meskipun penalti Graham Stuart berhasil mengembalikan harapan, perubahan haluan masih diperlukan di babak ke-2.
Barry Horne kemudian melihat Everton berani bermimpi saat mencetak sebuah gol dengan sangat luar biasa.
Dan dengan waktu 10 menit tersisa, keajaiban itu terjadi. Stuar merupakan pahlawannya, meskipun kiper Wimbledon Hans Segers diragukan sejak saat itu.
Blackpool dan Birmingham City Degradasi (2010/2011)
Setelah West Ham terdegradasi, 2 pemain Wigan Athletic, Blackpool, Birmingham, Wolves dan Blackburn bisa saja terdegradasi di hari terakhir.
Birmingham, Blackpool, dan Wigan hanya hanya bisa mengumpulkan 39 poin namun memiliki selisih gol yang sama. Yang berarti bahwa kekalahan besar bagi ke-2 tim dapat mengubah keseimbangan.
Blackburn aman setelah mereka mengalahkan Wolves dengan skor 3-0 yang dimana bermain di kandang Wolves, dan ketika Blackpool memimpin di Manchester United, mereka mulai bermimpi. Namun, Comback The Reds Devils telah membuat mereka kalah 2-4, berakhir dengan degradasi.
Brimingham menyamakan kedudukan pada menit ke-80 di Tottenham untuk sementara mengirim Wigan di bawah garis putus-putus.
Namun ketika The Latics mencetak sebuah gol penentu kemenangan pada menit ke-82 di markas Stoke. Dan gol penentu kemenangan Tottenham saat Birmingham terus menekan untuk bisa meraih kemenangan yang dimana mereka perlukan untuk bisa menunjukkan Wolves, para penonton di Dw Stadium lah yang tertawa terakhir.