Choirudin, wasit laga yang memimpin Persis Solo melawan PSM Makassar, bertahan. Keputusannya untuk tidak meniup peluit panjang segera setelah empat menit tambahan berakhir Sayanggap dapat dibenarkan. Hal itu terjadi saat PSM Makassar bermain pada Kamis (29/9) di markas Persis Solo di Stadion Manahan Solo.
Wasit Qiao Rudin baru saja mengakhiri pertandingan, dan waktu telah menunjukkan 90+7 menit, dan perpanjangan waktu hanya 4 menit. Ahmed Riyadh, ketua Komite Wasit PSSI, mengatakan bisa saja terjadi pertandingan belum usai saat perpanjangan waktu usai. The Rules of the Game (LOTG) tidak mengizinkan wasit untuk menyelesaikan pertandingan dengan perpanjangan waktu.
Sesuai LOTG (aturan main), waktu tambahan diberikan sebagai pengganti yang kalah. Wasit bisa (memberikan waktu) lebih tapi tidak kurang (perpanjangan waktu). Ahmed Riyadh menjelaskan bahwa wasit berhak memberikan perpanjangan waktu jika tim sengaja menunda pertandingan. Entah itu pergantian pemain, pelanggaran, atau pemain yang dirawat di lapangan karena cedera.
Akan ada jeda lagi setelah mempertimbangkan perpanjangan waktu yang diberikan menurut wasit, (kemudian) wasit berhak mengubah perpanjangan waktu lagi menurut wasit. Namun, Ketua Asprov PSSI Jatim itu tidak merinci waktu ideal yang diberikan wasit untuk perpanjangan waktu tersebut. Intinya, dia menjelaskan bahwa itu harus tetap dalam kisaran normal. Di LOTG tidak disebutkan berapa menit yang tersisa. Itu normal.
Wasit Selama Dua Jam dalam Laga Persis Solo vs PSM
Mantan wasit liga Indonesia Ahmed Jaffrey juga menjelaskan aturan perpanjangan waktu. Dijelaskannya, wasit yang bertugas menggunakan fungsi yang berbeda selama dua jam. Wasit butuh waktu dua jam. Ada jam (waktu) yang terus berjalan, dan ada jam yang bisa dihentikan saat terjadi pelanggaran.
Jadi empat menit overtime bukan berarti tidak ada pelanggaran, jadi waktu bisa dimundurkan. Pria yang sekarang bertanggung jawab untuk mengevaluasi wasit di Liga 1 dan Liga 2 menjelaskan bahwa aturan perpanjangan waktu diatur dalam Aturan Permainan (LOTG). Jadi menurutnya, keputusan wasit, Joruddin, tidak bisa dipersalahkan. Sudah pas (dari segi LOTG). Dia juga nonton pertandingan tadi malam, jadi setiap ada pelanggaran Dia lihat waktu dan berhenti.
Waktu Tambahan Berlalu Tidak Masalah
Mantan pelatih PSM Makassar Assegaf Razak menilai wasit Choirudin yang memimpin pertandingan Persis Solo Vs PSM di Liga 1 tidak mengambil keputusan yang fatal. Menurutnya, perpanjangan waktu telah berlalu dan pertandingan belum usai. Dia kira tidak ada masalah (perpanjangan waktu), biasa saja. Tidak ada yang bisa disalahkan.
Asegev menjelaskan bahwa keputusan wasit Jorudin sebenarnya lebih baik untuk PSM. Jaimerson mendapat kartu kemenangan dalam duel dengan pemain PSM Yuran Fernandes berkat pemain Persis Solo tersebut. Kinerja wasit tadi malam sebenarnya kartu merah buat tuan rumah. Padahal sama – sama provokator, Yuran juga provokator Jaimerson. Hanya Jaimerson yang melihat (wasit) jadi dikartu merah.
Sebelumnya, pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares mengkritik keputusan wasit usai timnya diundi oleh Persis Solo. Salah satunya adalah wasit tidak langsung menghentikan permainan setelah perpanjangan waktu. Dia sebenarnya sudah berusaha menghindari pembicaraan tentang wasit, tapi lihat apa yang terjadi ketika wasit memberikan empat menit tambahan waktu.
Baru saja mendapat tendangan bebas, tendangan sudut, dll. Waktu telah berlalu. Jika itu PSM, wasit (pasti) akan menyontek peluitnya. Bernardo melanjutkan dengan mengatakan bahwa wasit Jorudin juga melakukan banyak kesalahan lainnya. Seperti pemainnya, Everton Nascimento berlari di depan pemain Pecis Solo namun dinyatakan offside oleh wasit.
Jika tim Dia kalah secara wajar dan kualitas tim lawan jauh lebih baik dari Mereka, Dia akan menjadi yang pertama bertemu tim mereka. Tapi tidak dengan bantuan peralatan lain. Melihat kesalahan wasit lagi, Bernardo kembali menyerukan penggunaan video asisten wasit (VAR) di Liga 1 Indonesia Musim 2022/2023.
Menurutnya, sepak bola Indonesia layak mendapatkan pertandingan yang menarik dengan kepemimpinan wasit yang baik. Sepak bola Indonesia membutuhkan VAR dan kualitas wasit yang lebih baik. Mengapa sepakbola Indonesia tidak memberikan opsi itu. Sepak bola Indonesia layak mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari ini. (*)