Timur Kapadze, pelatih berusia 44 tahun itu ternyata memilih kembali ke Uzbekistan dan menerima jabatan sebagai pelatih kepala Navbahor FK. Keputusan tersebut sekaligus menutup peluangnya untuk menangani Timnas Indonesia, yang sebelumnya ramai dikaitkan dengannya.
Nama Kapadze sempat mencuri perhatian publik sepak bola Tanah Air. Ia dikenal sebagai pelatih cerdas yang membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026. Karena pencapaian itu, namanya tiba-tiba muncul sebagai kandidat kuat pengganti Patrick Kluivert. Selain itu, ia juga menunjukkan minat nyata untuk melatih Indonesia ketika menyebut bahwa dirinya memahami karakter para pemain Garuda.
Rumor Semakin Kencang Setelah Kunjungan ke Jakarta
Spekulasi berkembang cepat karena Kapadze baru saja mundur dari posisinya sebagai asisten pelatih tim nasional Uzbekistan. Keputusan itu membuat publik semakin yakin bahwa ia membuka peluang untuk bekerja di luar negeri. Karena itu, minat Indonesia terhadap dirinya tampak semakin masuk akal.
Situasi tersebut semakin menarik ketika Kapadze melakukan kunjungan singkat ke Jakarta. Walaupun ia menegaskan bahwa perjalanannya tidak berkaitan dengan negosiasi bersama PSSI, kehadirannya tetap memancing banyak dugaan. Banyak pihak mulai menduga bahwa pertemuan informal terjadi di balik layar. Meski begitu, Kapadze memilih menjaga sikap dan tidak memberikan pernyataan yang terlalu jauh.
Navbahor Bergerak Cepat Mengamankan Jasa Kapadze
Selagi rumor mengenai Timnas Indonesia terus melebar, Navbahor FK justru bergerak cepat. Klub asal Uzbekistan itu akhirnya mengumumkan Kapadze sebagai pelatih kepala baru. Mereka menyampaikan kabar tersebut melalui pernyataan resmi yang menyebut bahwa kedua pihak sudah membahas rencana untuk musim mendatang.
Dalam pengumuman itu, Navbahor menjelaskan bahwa Kapadze dan manajemen telah mencapai kesepakatan penuh. Mereka menandatangani kontrak setelah membicarakan target jangka pendek dan jangka panjang. Karena itu, langkah klub terasa sangat terencana dan jelas. Situasi tersebut juga menunjukkan bahwa Navbahor memang memprioritaskan Kapadze sebagai sosok yang tepat untuk membawa mereka bersaing di level tertinggi liga domestik.
Dengan pengumuman itu, pintu bagi Kapadze menuju Timnas Indonesia resmi tertutup. Padahal, ia pernah menyatakan sudah memahami gaya bermain pemain Indonesia. Pernyataan singkat tersebut sempat membuat banyak suporter berharap bahwa proses negosiasi segera dimulai.
PSSI Sempat Menjalin Kontak, Namun Tidak Melangkah Lebih Jauh
Meski spekulasi sempat memanas, proses pendekatan antara PSSI dan Kapadze ternyata tidak berjalan sejauh yang dibayangkan. Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, bahkan mengakui bahwa kontak memang terjadi. Namun, percakapan tersebut tidak pernah berkembang menjadi pembicaraan formal atau negosiasi yang mengarah pada kesepakatan.
Kapadze juga mengonfirmasi hal itu. Ia menyebut bahwa Sumardji menanyakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Indonesia. Selain itu, PSSI juga menunjukkan minat melihat rencana Kapadze dalam konteks jangka panjang. Namun, semuanya berhenti pada percakapan awal. Tidak ada pembahasan teknis, termasuk detail kontrak ataupun program tim nasional.
Menurut Kapadze sendiri, kunjungannya ke Indonesia hanya sebuah agenda pribadi. Ia ingin mempelajari lingkungan sepak bola di Tanah Air. Karena itu, ia lebih memilih menunda diskusi sampai setelah kunjungan selesai. Akan tetapi, sebelum proses berlanjut, Navbahor datang dengan penawaran yang lebih jelas dan konkret.
Akhir dari Spekulasi Panjang
Keputusan Kapadze menerima tawaran Navbahor membuat Indonesia harus kembali mencari kandidat lain untuk posisi pelatih kepala. Spekulasi yang berjalan selama beberapa minggu pun selesai begitu saja. Walaupun demikian, publik tetap menghargai ketertarikan Kapadze terhadap sepak bola Indonesia.
Selain itu, langkah cepat Navbahor juga memberi pesan penting. Mereka tidak ingin kehilangan sosok berpengalaman yang mampu membawa perubahan. Karena itu, mereka bergerak lebih tegas dibanding PSSI yang masih berada pada tahap penjajakan awal.
Untuk Indonesia, situasi ini mungkin terasa mengecewakan. Namun, proses pencarian pelatih tentu masih terbuka. PSSI memiliki waktu untuk mengevaluasi kebutuhan tim serta menentukan sosok yang cocok memimpin skuad Garuda di masa depan.






