Timor Leste U-22 menunjukkan perkembangan signifikan pada laga kedua Grup A cabang olahraga sepak bola SEA Games 2025 setelah menundukkan Singapura U-22 dengan skor meyakinkan 3-1 di Stadion Rajamangala, Bangkok. Kemenangan tersebut tidak hanya memperbaiki posisi mereka di klasemen, tetapi juga menjadi penegasan bahwa skuad muda Lafaek kini mampu bersaing secara lebih stabil. Selain itu, hasil ini memberikan tekanan tambahan bagi Singapura yang harus menerima kekalahan pada pertandingan perdana mereka.
Performa Dinamis di Babak Pertama
Sejak peluit awal dibunyikan, Singapura berupaya mengambil inisiatif permainan. Tekanan tinggi yang mereka terapkan terbukti efektif karena pertahanan Timor Leste sempat kewalahan menghadapi serangan cepat dari sisi sayap. Selain itu, sebuah peluang berbahaya yang berawal dari pergerakan agresif lini depan Singapura membuat bola membentur tiang sebelum disambar Ahmad Rashid menjadi gol pembuka pada menit ke-11. Meskipun begitu, gol tersebut justru menjadi pemantik bagi Timor Leste untuk tampil lebih berani.
Timor Leste merespons cepat karena struktur serangan mereka mulai lebih rapi beberapa menit setelah kebobolan. Serangan dari sektor kanan yang diprakarsai Olagar Xavier dieksekusi dengan baik oleh Vabio Canavaro melalui penyelesaian jarak dekat. Gol tersebut, most importantly, mengembalikan kepercayaan diri Timor Leste dan membuat ritme permainan berubah secara drastis.
Setelah berhasil menyamakan kedudukan, Timor Leste tidak menurunkan tempo. Gustavo Zenivio bahkan hampir membawa timnya berbalik memimpin melalui sepakan keras dari luar kotak penalti. Namun, arah bola masih melebar tipis karena kurang tenang dalam penyelesaian. Meskipun peluang tersebut tidak berbuah gol, intensitas serangan Timor Leste semakin meningkat karena koordinasi antar-lini berjalan lebih baik.
Menjelang akhir babak pertama, tekanan berulang akhirnya menghasilkan gol kedua. Umpan cut back Olagar Xavier mampu dimanfaatkan Anizo Correia yang berdiri di posisi ideal. Selain itu, pada masa injury time, aksi individu Olagar kembali membuat lini belakang Singapura kelimpungan sehingga skor berubah menjadi 3-1. Therefore, Timor Leste memasuki ruang ganti dengan motivasi tinggi dan keunggulan yang sangat berharga.
Disiplin Taktis Menjadi Kunci di Babak Kedua
Selepas jeda, Singapura mencoba mengubah pendekatan permainan dengan lebih sering memanfaatkan bola mati. Selain itu, mereka meningkatkan intensitas pressing untuk mempersempit ruang gerak Timor Leste di lini tengah. Peluang terbaik Singapura pada babak kedua datang dari situasi set piece yang dieksekusi Jonan Tan, kemudian disambut oleh Kieran Tao. Namun, bola kembali membentur tiang sehingga upaya mengejar ketertinggalan tidak membuahkan hasil.
Di sisi lain, Timor Leste tampil lebih pragmatis karena mereka fokus menjaga kedisiplinan dalam bertahan. Barisan belakang, yang tampil cukup berani memblokir setiap ancaman, berhasil meredam agresivitas Singapura. Pergerakan lawan yang sebelumnya eksplosif menjadi lebih mudah terbaca karena para pemain Timor Leste mampu menjaga jarak antar-lini secara konsisten.
Pelatih Emral Abus juga mendorong timnya untuk memanfaatkan serangan balik cepat. Pola ini terbukti efektif karena membuat Singapura kesulitan mempertahankan struktur permainan. Meskipun demikian, tidak ada tambahan gol yang tercipta karena kedua tim lebih berhati-hati pada 15 menit terakhir. Besides that, stamina yang mulai menurun membuat intensitas duel di lini tengah sedikit menurun.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 3-1 tetap bertahan. Therefore, Timor Leste mengamankan kemenangan penting yang membuka peluang mereka melaju ke babak semifinal. Hasil ini juga menjadi indikator bahwa proyek pembinaan pemain muda yang tengah mereka jalankan menunjukkan progres nyata.
Makna Kemenangan bagi Timor Leste dan Tekanan untuk Singapura
Kemenangan ini memiliki arti strategis bagi Timor Leste karena tiga poin dari dua laga menjaga asa mereka bersaing di papan atas Grup A. Selain itu, permainan yang lebih matang memperlihatkan bahwa Timor Leste tidak lagi dianggap sebagai tim pelengkap dalam turnamen regional.
Sebaliknya, Singapura kini berada pada situasi sulit karena harus segera memperbaiki performa apabila ingin tetap bersaing. Kekalahan pada laga perdana membuat mereka kehilangan momentum, terutama karena efektivitas serangan tidak seimbang dengan kelemahan di lini pertahanan.
Secara keseluruhan, laga ini menghadirkan dinamika tinggi, eksekusi efektif, serta kecerdikan taktis yang menjadi pembeda. Timor Leste tampil lebih klinis pada momen krusial, sehingga kemenangan 3-1 merupakan hasil yang layak.
