Legenda Arsenal Thierry Henry telah memperingatkan The Gunners tentang gelar Liga Premier. Dengan menjadi lebih kompetitif, Arsenal telah memulai jalan yang berbeda untuk musim 2022 – 2023. Di Liga Premier, The Gunners memimpin klasemen dengan 28 poin, unggul dua poin dari juara bertahan Manchester City.
Hasil tersebut didapat dari 11 pertandingan, dengan rekor 9 kali menang, 1 kali seri dan 1 kali kalah. Di Liga Europa, Artileri London bermain 5 kali dan hanya kalah sekali, sedangkan empat lainnya meraih semua poin. Hasilnya adalah yang terbaik yang dicapai Arsenal di bawah Mikel Arteta dan dalam satu dekade terakhir.
Target Arsenal di akhir musim adalah finis di empat besar dengan kembali ke Liga Champions sebagai tujuan mereka sejak dilatih Arteta pada 2019. Maklum, Arsenal belum mengalami rivalitas paling intens antar klub di benua Eropa sejak penampilan terakhir mereka pada musim 2016 – 2017. Potensi empat besar musim ini, bagaimanapun, dapat direalisasikan setelah gagal merangkul tiga musim pertama.
Arsenal bahkan langsung melejit sebagai kandidat gelar juara Liga Inggris, mematahkan rivalitas antara Manchester City dan Liverpool selama lima musim terakhir. Apalagi Liverpool saat ini sedang mengalami inkonsistensi, bahkan lawan Arsenal adalah yang paling dekat dengan Manchester City. Namun, legenda Arsenal Thierry Henry telah memperingatkan klub lamanya untuk tidak terbawa suasana dan lebih berhati – hati.
Thierry Henry Peringatkan Arsenal Soal Gelar Liga Inggris
Henry mengatakan Arsenal bisa turun seperti yang mereka lakukan di musim – musim sebelumnya. Ini benar. Arsenal sempat bersaing memperebutkan empat besar pada tahun – tahun sebelumnya, namun di penghujung musim mereka seolah kehabisan energi. Pada akhirnya, mereka gagal masuk empat besar dan harus mengikuti Liga Europa sendirian.
Ini baru 11 pertandingan dan kita merayakan gelar juara setelah 38 pertandingan, bukan sebelumnya. Apa yang kita bicarakan dengan Arsenal sekarang adalah harapan. City juga bisa bicara. Mereka telah melihat apa yang dilakukan City dan tahu apa yang dibutuhkan tim untuk bersaing dengan mereka. Lihatlah Liverpool.
Mereka mencoba dua kali untuk menjaga kecepatan seperti Manchester City dan tidak bisa melakukannya. Jadi, mari kita lihat apa yang terjadi pada mereka. dia tidak akan terbawa oleh euforia ini. Tapi, mereka memiliki harapan, dan dia memiliki banyak harapan pada saat ini.
Arsenal Dalam Bahaya, Melemah Jelang Piala Dunia 2022
Pada dini hari Jumat (28/10) WIB, Arsenal terancam melemah jelang Piala Dunia 2022 di Qatar usai kalah 2 – 0 dari PSV di Liga Europa. Arsenal menderita kekalahan pertama Grup A Liga Europa setelah kalah dari PSV di Stadion Philips melalui gol Joey Wellman dan Luke de Jong. Kekalahan tersebut membuat Arsenal tak bisa mengamankan posisi teratas dan otomatis melaju ke babak 16 besar Liga Europa.
Hasil buruk itu merupakan pertandingan tanpa kemenangan kedua The Gunners setelah bermain imbang 1 – 1 dengan Southampton di Liga Inggris. Kekalahan Arsenal dari PSV Eindhoven berisiko kehabisan bensin sebelum Piala Dunia 2022 yang dimulai pada 20 November, seperti dikutip The Independent.
Dari November hingga Piala Dunia di Qatar, Arsenal akan bermain dalam lima pertandingan: Nottingham Forest (Liga Inggris), FC Zurich (Liga Eropa), Chelsea (Liga Inggris), Brighton and Hove Albion (Piala Liga) dan Wu Ulverhampton (Liga Inggris). Laga – laga ini krusial bagi Arsenal, terutama di Premier League dan Europa League.
Arsenal sekali lagi akan turun dari puncak klasemen Liga Premier untuk tampil di play – off Liga Europa. Beberapa faktor pendukung tim Mikel Arteta, disebutkan dalam laporan independen, kemungkinan akan melemah selama November. Arsenal hanya mengoleksi empat poin dari empat pertandingan di semua kompetisi. Statistik ini berbeda dari 14 gol yang dicetak dalam lima pertandingan sebelumnya.
Arsenal Dalam Bahaya, Melemah Jelang Piala Dunia 2022
Empat gol itu hanya dicetak oleh dua pemain: Bukayosaka dan Granit Xhaka, yang masing – masing mencetak dua gol. Klub asal London itu juga disebut – sebut terpeleset di setiap pertandingan: babak pertama cenderung bagus dibanding babak kedua. Faktor paling kritis dalam kondisi Arsenal saat ini adalah kedalaman skuat. Delapan pemain Arsenal selalu tampil sebagai starter.
Martin Odegaard adalah salah satu pemain yang selalu dimainkan Arteta. Dia hanya melewatkan satu pertandingan. Dari total 990 menit bermain, empat pemain Arsenal bermain 988 menit dan tiga pemain bermain 994 menit. Hanya 13 pemain yang bermain selama 200 menit. Meskipun Arteta tidak menggunakan sebagian besar alternatif.
Kurangnya kedalaman dalam skuad bisa membuat Arsenal mengulangi kesalahan musim lalu. Pada musim 2021/2022, impian Arsenal di Liga Champions pupus setelah kalah 0 – 2 dari Newcastle United. Pertanyaan itu sepertinya mengisyaratkan Mikel Arteta tidak pkitai mengistirahatkan dan merotasi pemain. (*)