Statistik penalti BRI Super League hingga pekan ke-14 menghadirkan fakta menarik. Persib Bandung tercatat sebagai tim yang paling sering mendapat hadiah penalti. Namun, catatan tersebut tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan produktivitas gol mereka di klasemen.
Kompetisi BRI Super League 2025/2026 kini telah memasuki fase krusial. Borneo FC masih memimpin klasemen dengan 33 poin, unggul dari Persija Jakarta dan Persib Bandung. Oleh karena itu, detail kecil seperti penalti menjadi faktor penting dalam persaingan papan atas.
Persib Bandung Dominan Soal Penalti, Tapi Kurang Efektif
Persib Bandung menjadi tim yang paling banyak memperoleh penalti hingga pekan ke-14. Berdasarkan data Transfermarkt, Maung Bandung mendapatkan enam kesempatan dari titik putih. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi di antara seluruh peserta liga.
Namun, efektivitas Persib dalam mengeksekusi penalti justru menjadi sorotan. Dari enam penalti, hanya tiga yang berhasil dikonversi menjadi gol. Artinya, tingkat keberhasilan mereka masih berada di angka 50 persen.
Persib sempat mengalami periode sulit dalam urusan penalti. Tiga kesempatan beruntun gagal berbuah gol saat menghadapi PSIM Yogyakarta dan Persita Tangerang. Situasi ini tentu merugikan dalam persaingan ketat di papan atas.
Setelah itu, perubahan eksekutor membawa dampak positif. Andrew Jung dipercaya sebagai penendang utama. Sejak pergantian tersebut, Persib selalu sukses mencetak gol dari titik penalti.
Arema FC Paling Efektif Manfaatkan Peluang Penalti
Berbeda dengan Persib, Arema FC menunjukkan efektivitas sempurna. Singo Edan mendapatkan empat penalti sepanjang 14 pekan pertama. Yang terpenting, seluruh peluang tersebut berujung gol.
Semua penalti Arema FC dieksekusi oleh Dalberto Luan. Penyerang asing tersebut tampil konsisten dan tenang saat berhadapan dengan penjaga gawang lawan. Oleh karena itu, tingkat konversi Arema mencapai 100 persen.
Catatan ini menunjukkan pentingnya eksekutor yang stabil. Meski jumlah penalti tidak terlalu banyak, efektivitas memberi dampak signifikan terhadap perolehan poin. Arema pun mampu menjaga daya saing mereka di papan tengah.
Selain Arema, beberapa tim lain juga mencatatkan rekor bersih. Persija Jakarta, misalnya, mencetak dua gol dari dua penalti. Konsistensi ini menjadi nilai tambah dalam perburuan posisi terbaik.
Persija Jakarta dan Tim Papan Atas Lainnya
Persija Jakarta tercatat mendapatkan dua penalti hingga pekan ke-14. Kedua penalti tersebut sukses dikonversi menjadi gol. Kesempatan itu hadir saat menghadapi Persebaya Surabaya dan PSBS Biak.
Produktivitas Persija secara keseluruhan juga tergolong tinggi. Macan Kemayoran menjadi tim paling subur dengan 27 gol. Oleh karena itu, kontribusi penalti meski kecil tetap memberi pengaruh positif.
Sementara itu, Borneo FC sebagai pemuncak klasemen memperoleh tiga penalti. Jumlah tersebut menunjukkan keseimbangan permainan mereka. Borneo tidak terlalu bergantung pada penalti untuk mencetak gol.
Di sisi lain, Madura United dan Persijap Jepara masing-masing mengoleksi lima penalti. Angka ini menempatkan keduanya tepat di bawah Persib. Namun, efektivitas penyelesaian tetap menjadi faktor pembeda.
Semen Padang Paling Sedikit Mendapat Penalti
Di bagian bawah statistik, Semen Padang menjadi tim dengan penalti paling sedikit. Klub tersebut baru sekali mendapatkan hadiah penalti hingga pekan ke-14. Kondisi ini menunjukkan minimnya peluang dari situasi krusial di kotak lawan.
Jumlah penalti yang rendah bisa dipengaruhi banyak faktor. Intensitas serangan, dominasi penguasaan bola, dan keberanian menekan pertahanan lawan menjadi aspek utama. Oleh karena itu, Semen Padang perlu meningkatkan agresivitas.
Beberapa tim lain juga mencatatkan angka rendah. PSIM Yogyakarta, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta sama-sama memperoleh dua penalti. Statistik ini memperlihatkan variasi gaya bermain antar tim.
Berikut daftar penalti yang didapat klub hingga pekan ke-14. Persib Bandung enam penalti. Madura United dan Persijap Jepara lima penalti. Arema FC, Bali United, dan Malut United masing-masing empat penalti.
Penalti Jadi Penentu di Persaingan Ketat Liga
Statistik penalti memperlihatkan sisi lain persaingan BRI Super League. Jumlah penalti tidak selalu menjamin keunggulan. Efektivitas eksekusi justru menjadi pembeda utama.
Bagi tim papan atas, setiap gol sangat berarti. Oleh karena itu, memaksimalkan peluang dari titik putih menjadi keharusan. Kesalahan kecil bisa berdampak besar pada posisi klasemen.
Dengan kompetisi yang masih panjang, tren ini berpotensi berubah. Namun, data hingga pekan ke-14 memberi gambaran jelas tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing tim.






