Manajer legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson merasa sangat menderita saat harus berikan
penghargaan manajer terbaik Premier League 2021-22 pada bos Liverpool, Jurgen Klopp.
Klopp membuat Liverpool tampil sangat garang pada musim 2021-22 ini.
Ia sudah berhasil membantu The Reds meraih trofi juara Carabao Cup.
Disusul kemudian dengan trofi juara di Piala FA.
Sayangnya Klopp gagal membawa Liverpool meraih gelar juara di pentas Premier League.
Namun Klopp masih berkesempatan membawa Liverpool meraih treble. Asalkan jika The Reds bisa dibawanya
mengalahkan Real Madrid di final Liga Champions. Kinerja Jurgen Klopp sepanjang musim ini berbuah manis.
Ia mendapat penghargaan LMA Manager of the Year award.
Sir Alex Ferguson berikan penghargaan pada Klopp
Penghargaan itu kemudian diserahkan pada Klopp oleh eks manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson.
Tentu saja Ferguson, dengan setengah bercanda,
mengatakan dirinya tersiksa harus menyerahkan penghargaan tersebut karena yang memenangkannya adalah
bos dari Liverpool, yang notabene adalah rival bebuyutan MU. Klopp dan Ferguson pertama kali bertemu 12 tahun
silam. Saat itu manajer asal Skotlandia tersebut memberikan saran secara tak langsung pada sang kolega untuk
gabung Liverpool. Jurgen Klopp kemudian membalas ucapan Sir Alex Ferguson. Namun ia juga membalasnya
dengan bercanda. Ia mengaku tak mengerti apa ucapan Ferguson karena aksennya. Padahal sebelumnya ia merasa
sudah belajar banyak dari Kenny Dalglish dan Andrew Robertson. Usai menerima penghargaan
LMA Manager of the Year award, Jurgen Klopp tentu saja merasa sangat bangga.
Namun ia menegaskan penghargaan ini ia raih berkat bantuan dari empat asistennya di Liverpool.
Klopp juga dinobatkan sebagai Manajer Terbaik Liga Premier pada Senin malam, mengalahkan pesaing dari
Eddie Howe, Patrick Vieira, Pep Guardiola dan Thomas Frank.
Jurgen Klopp Ogah Dibandingkan Dengan Pep Guardiola
Keberhasilan Liverpool meraih 2 trofi domestik di Inggris memicu diskusi mengenai kualitas Jurgen Klopp.
Terlebih setelah The Reds dipastikan gagal meraih gelar liga. Klopp tiba di Liverpol pada tahun 2015.
Dia sudah bekerja keras mengembangkan skuad The Reds sampai sehebat sekarang, layak disebut sebagai salah satu
tim terkuat di Eropa. Biar begitu, dalam rentang waktu tujuh tahun melatih Liverpool, Klopp baru bisa
mempersembahkan satu trofi Premier League. Padahal, belanja pemain Liverpool dalam 7 tahun tersebut sudah
terbilang luar biasa. Oleh sebab itu, baru-baru ini muncul kritikan yang menyebut bahwa Klopp sebenarnya tidak
sebagus itu, bahwa Klopp adalah manajer overrated. Mau tak mau, kritikan terhadap Klopp juga memicu
perbandingan dengan Josep Guardiola. Pep baru membawa Man City jadi juara EPL dan ini adalah gelar liga
keempatnya dalam lima tahun terakhir. Perbedaan torehan trofi inilah yang memunculkan gagasan bahwa Klopp
tidak sebagus yang dibicarakan, bahkan jauh di bawah Guardiola. Namun, analis Liga Inggris,
Dietmar Hamann punya pandangan lainnya. Menurut Hamann, tidak adil membuat perbandingan antara dua
manajer tersebut. Ketika Klopp pertama kali tiba, Liverpool dalam kondisi yang cukup buruk.
Skuad pertama Liverpool
Menurut Hamann, skuad yang diwarisi Klopp terbilang buruk. Jadi, Klopp tidak bisa langsung menerapkan gaya
main yang dia mau dan membawa Liverpool bersaing di papan atas. Pekerjaan Klopp dimulai dengan membereskan
banyak tugas. Hamann mengatakan Jika mengamati skuad pertama Klopp, ia kira hanya Origi pemain yang tersisa
dari skuad itu dan faktanya mereka bukanlah tim yang cukup bagus. Klopp telah mengubah klub ini jadi mesin juara
dan telah membentuk tim brilian dalam 5 atau 6 tahun, tim yang terbukti bisa juara Premier League dan tampil di
tiga final Liga Champions. Mereka juga sudah meraih satu gelar Liga Champions, ada pula tambahan trofi domestic.
Kondisi Pep jauh lebih baik daripada Klopp. Ketika Pep pertama tiba di Man City, dia sudah punya cukup banyak
pemain bintang dalam skuadnya. Hamann menilai Guardiola mewarisi pemain berkelas dunia ketika dia bergabung
dengan Man City. Dia punya David Silva, Kompany, Aguero yang sudah menunggu.
Klopp tidak punya pemain selevel itu ketika bergabung dengan Liverpool.