Tuesday, May 13, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisRuben Amorim Akui Frustrasi Berat: Kalah di Old Trafford Kini Dianggap Biasa...

Ruben Amorim Akui Frustrasi Berat: Kalah di Old Trafford Kini Dianggap Biasa oleh Manchester United

Kekalahan demi kekalahan yang menimpa Manchester United di Premier League musim ini membuat pelatih Ruben Amorim tak mampu menyembunyikan rasa frustrasinya. Dalam pertandingan terakhir, Setan Merah kembali gagal menunjukkan performa meyakinkan saat menjamu West Ham United di Old Trafford. Hasil akhir 0-2 untuk tim tamu memperpanjang derita United di musim 2024/2025.

Laga ini menjadi kekalahan ke-17 bagi Manchester United di kompetisi liga domestik. Posisi mereka kini melorot ke peringkat ke-16 klasemen, catatan terburuk sejak klub terdegradasi pada tahun 1974. Bukan hanya posisi klasemen yang menjadi sorotan, tetapi juga sikap dan mentalitas para pemain yang mulai dipertanyakan banyak pihak—termasuk oleh pelatih mereka sendiri.

- Advertisement -
asia9QQ


Kekecewaan Amorim: Malu Jadi Pelatih United dengan Prestasi Buruk

Dalam konferensi pers pasca pertandingan Manchester United tersebut, Ruben Amorim berbicara dengan nada yang penuh emosi. Ia menyebut bahwa sebagai pelatih Manchester United, seharusnya dirinya merasa malu dengan kondisi klub saat ini. Rasa malu itu bukan hanya karena kekalahan, tetapi karena kenyataan bahwa kondisi ini seolah sudah dianggap biasa oleh para pemain maupun penggemar.

Seorang manajer Manchester United seharusnya malu ketika tim berada di peringkat seperti ini. Saya pribadi merasa sangat kecewa,” ujar Amorim dalam sesi wawancara tersebut.

Lebih lanjut, ia menyoroti reaksi para pemain setelah kekalahan. Menurut Amorim, yang lebih menyakitkan bukan sekadar skor akhir, tetapi bagaimana kekalahan di kandang tak lagi menimbulkan rasa bersalah atau malu dalam skuad. Ia menyebut ini sebagai tanda alarm yang sangat serius bagi klub sebesar Manchester United.


Sikap Pemain Jadi Masalah Fundamental, Bukan Sekadar Strategi

Amorim juga menegaskan bahwa masalah utama yang ia lihat bukan hanya pada aspek teknis permainan atau strategi. Ia menyebut adanya perubahan atmosfer dalam ruang ganti yang justru membuat segalanya menjadi lebih sulit untuk diperbaiki.

Saya tidak ingin menyebut ini sebagai masalah budaya. Tapi ada perasaan yang sangat mengkhawatirkan. Kami tidak menunjukkan urgensi dalam hal apa pun,” kata Amorim tegas.

Menurutnya, kehilangan semangat bertanding dan minimnya rasa tanggung jawab dalam setiap laga adalah hambatan besar. Tim seolah kehilangan identitas sebagai klub juara. Amorim merasa bahwa skuadnya tidak bermain seperti tim yang berjuang untuk mempertahankan kehormatan klub.

Meskipun sukses membawa United melangkah ke final Liga Europa, performa di Premier League tetap menjadi sorotan tajam. Sejak ditunjuk sebagai manajer pada November lalu, Amorim hanya mencatatkan enam kemenangan di liga domestik. Jumlah ini tentu sangat jauh dari ekspektasi manajemen maupun pendukung klub.


Masa Depan di Ujung Tanduk, Amorim Butuh Perubahan Cepat

Dengan performa yang terus menurun, masa depan Ruben Amorim di kursi manajer pun mulai dipertanyakan. Ia masih memiliki kontrak hingga tahun 2027, namun posisi tersebut tak akan aman jika tak ada perubahan signifikan dalam waktu dekat. Amorim pun sadar betul bahwa dirinya mungkin tak lagi mendapat kepercayaan jika tren negatif terus berlanjut.

Dalam pernyataannya, Amorim menyampaikan bahwa evaluasi terbesar bukan hanya pada para pemain, tetapi juga pada dirinya sendiri sebagai pemimpin tim.

Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun. Saya hanya ingin berbicara jujur soal diri saya. Jika budaya dan semangat tim tidak berubah, maka saya harus mempertanyakan peran saya di sini,” ungkap Amorim secara terbuka.

Musim panas mendatang diprediksi akan menjadi titik krusial. Amorim berharap klub bisa bergerak agresif di bursa transfer. Ia menilai perubahan total dalam pendekatan dan struktur tim diperlukan untuk membawa kembali Manchester United ke jalur kemenangan.


Jadwal Padat dan Tekanan Besar Menanti di Akhir Musim

Manchester United kini memasuki periode akhir musim dengan tekanan yang sangat tinggi. Mereka masih menyisakan satu laga terakhir di Premier League, yaitu menghadapi Chelsea. Pertandingan tersebut akan menjadi kesempatan terakhir untuk memperbaiki posisi di klasemen.

Setelah itu, fokus akan tertuju pada laga final Liga Europa yang akan digelar pada 21 Mei 2025. Di laga puncak tersebut, United akan menghadapi Tottenham Hotspur. Sebuah partai yang bisa menjadi penebus kegagalan musim ini—atau justru menambah luka baru jika kembali gagal meraih gelar.

Dengan performa yang belum stabil dan tekanan internal yang makin besar, Amorim harus bekerja keras menemukan cara terbaik untuk memotivasi para pemain. Ia perlu membuktikan bahwa dirinya masih layak memimpin Manchester United ke arah yang lebih baik.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments