Hubungan antara Vinicius Junior dan pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, sedang menjadi sorotan utama publik sepak bola Spanyol. Ketegangan ini bermula ketika Vinicius ditarik keluar pada menit ke-71 dalam kemenangan atas Barcelona. Bukannya menyalami rekan setim di bangku cadangan, pemain asal Brasil itu langsung menuju ruang ganti dengan ekspresi marah. Tindakan tersebut menandai puncak frustrasi Vinicius terhadap keputusan pelatihnya yang dianggap terlalu sering menggantinya meski tampil apik di lapangan.
Selain itu, keputusan Alonso juga menimbulkan perdebatan di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Banyak yang menilai pergantian tersebut tidak didasari alasan taktis semata, melainkan menunjukkan adanya dinamika internal di ruang ganti Los Blancos.
Rivaldo Angkat Suara: Vinicius Wajar Kesal
Legenda Brasil sekaligus mantan pemain Barcelona, Rivaldo, akhirnya angkat bicara soal kontroversi tersebut. Dalam wawancaranya dengan COPE, ia menegaskan bahwa meski tidak membenarkan reaksi emosional Vinicius, ia bisa memahami alasan di baliknya.
“Saya tidak setuju dengan cara Vinicius mengekspresikan kemarahannya. Tetapi, kita juga perlu melihat konteks yang lebih luas. Ini bukan hanya tentang satu pertandingan, melainkan tentang serangkaian keputusan yang berulang,” ujar Rivaldo.
Menurutnya, pergantian Vinicius sulit dipahami secara taktis karena sang winger sedang dalam performa luar biasa. “Dia bermain baik, menjadi kunci di gol kedua, dan mampu menahan bola di lini depan. Jadi, wajar bila dia merasa kecewa ketika ditarik keluar,” lanjutnya.
Rivaldo kemudian menekankan bahwa emosi tersebut bukan sekadar bentuk ketidakpuasan pribadi. Karena menurutnya, Vinicius tengah berjuang untuk menunjukkan kontribusi terbaiknya di setiap laga, dan keputusan seperti itu dapat menurunkan semangat pemain.
Sindiran Halus untuk Xabi Alonso
Selain membela Vinicius, Rivaldo juga menyelipkan kritik halus terhadap keputusan Xabi Alonso. Ia mempertanyakan mengapa pemain sekelas Vinicius, yang baru saja dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia versi FIFA, sering ditarik keluar di momen penting.
“Terlepas dari alasan taktis, mengganti pemain terbaik di dunia dalam pertandingan sebesar El Clasico adalah hal yang sulit diterima. Dengan kehadiran Vinicius di lapangan, Real Madrid selalu memiliki ancaman di lini depan,” kata Rivaldo dengan nada tajam.
Ia menambahkan bahwa terkadang pelatih besar memiliki ego yang ingin ditegaskan di ruang ganti. “Mungkin Alonso ingin menunjukkan bahwa dirinya punya otoritas penuh. Dengan mengganti pemain seperti Vinicius, ia seolah mengirim pesan: ‘Kalau saya bisa melakukannya pada pemain terbaik dunia, saya bisa melakukannya pada siapa pun,’” ujar sang legenda Brasil.
Pernyataan ini tentu mengundang perhatian karena Rivaldo pernah merasakan dinamika ruang ganti besar saat bermain di Barcelona dan tim nasional Brasil. Oleh karena itu, komentarnya dianggap cukup relevan dengan situasi yang kini dihadapi Real Madrid.
Ketegangan yang Belum Reda
Setelah laga tersebut, Vinicius memang sempat menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Namun, yang menarik, dalam pernyataan itu ia tidak menyebut nama Xabi Alonso sama sekali. Detail kecil ini menimbulkan spekulasi bahwa hubungan keduanya masih renggang.
Banyak pihak meyakini, konflik ini tidak akan selesai hanya dengan satu pernyataan publik. Karena itu, manajemen Real Madrid perlu mengambil langkah hati-hati untuk menjaga harmoni tim, terutama menjelang jadwal padat La Liga dan Liga Champions.
Selain itu, tekanan terhadap Alonso semakin besar menjelang pertandingan berikutnya melawan Valencia, yang akan berlangsung pada 2 November 2025 pukul 03.00 WIB. Setelah itu, Real Madrid akan menghadapi jadwal sulit di Eropa, menghadapi Liverpool di babak lanjutan Liga Champions.
Jika situasi internal tidak segera diselesaikan, bukan tidak mungkin konflik ini berpengaruh pada performa tim. Oleh karena itu, Alonso perlu menunjukkan kemampuan manajerialnya bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam mengelola ego pemain bintang seperti Vinicius.
Refleksi Rivaldo dan Pesan untuk Vinicius
Di akhir wawancara, Rivaldo tetap memberikan nasihat bagi kompatriotnya itu. Ia menegaskan bahwa meski emosi bisa dimengerti, seorang pemain profesional harus belajar mengontrol reaksi di tengah tekanan.
“Vinicius masih muda, tetapi dia sudah berada di level tertinggi. Karena itu, dia harus mulai berpikir lebih matang. Jangan biarkan satu keputusan pelatih merusak fokusnya,” kata Rivaldo.
Meski demikian, mantan pemain Barcelona itu tetap yakin Vinicius akan bangkit dan membuktikan kualitasnya di pertandingan berikutnya. “Dia tetap pemain paling berpengaruh di Real Madrid. Dan jika dia terus bermain dengan semangat seperti ini, tidak diragukan lagi dia akan tetap menjadi salah satu yang terbaik di dunia,” tutup Rivaldo dengan keyakinan.






