Carlo Ancelotti tak mau bergantung pada “Sihir” saat membawa Real Madrid untuk tampil kembali menghadapi malam penting di pentas Liga Champions. Tertinggal dengan selisih tiga gol dari Arsenal setelah kekalahan di Emirates Stadium, mereka kini ditantang untuk melakukan comeback besar di Santiago Bernabeu. Laga leg kedua perempat final Liga Champions yang akan berlangsung pada Kamis (17/4/2025) dini hari WIB, menjadi penentu nasib Los Blancos di kompetisi elite Eropa.
Bukan hanya momen untuk menebus kekalahan, pertandingan ini juga menjadi ujian besar bagi kemampuan taktis Carlo Ancelotti. Sang pelatih senior dituntut mengatur strategi cerdas tanpa harus mengandalkan narasi “sihir” yang kerap dikaitkan dengan kejayaan Madrid di Liga Champions. Kali ini, Ancelotti menegaskan: tidak ada sihir. Semua akan ditentukan oleh kerja keras, disiplin, dan keberanian bermain menyerang sejak menit awal.
Evaluasi Kekalahan di London: Fokus pada Lini Pertahanan dan Penyelesaian Akhir
Kekalahan 0-3 di leg pertama menjadi tamparan keras bagi Real Madrid. Lini belakang terlihat mudah ditembus oleh lini serang Arsenal yang bermain cepat dan efektif. Di sisi lain, peluang yang seharusnya menjadi gol tak berhasil dikonversi oleh para pemain Madrid.
Kelemahan inilah yang kini menjadi prioritas utama Ancelotti. Ia memahami bahwa untuk membalikkan agregat, Madrid tidak hanya harus mencetak gol, tetapi juga menjaga pertahanan agar tak kembali kecolongan. Peluang comeback akan sirna bila Madrid kembali kehilangan fokus seperti di babak kedua di London.
Selain itu, penyelesaian akhir juga menjadi sorotan penting. Beberapa peluang emas di Emirates gagal dikonversi menjadi gol. Hal ini tidak boleh terulang kembali bila mereka ingin menciptakan keajaiban di Bernabeu.
Perubahan Formasi dan Komposisi Pemain Jadi Solusi
Ancelotti disebut-sebut akan membuat perubahan signifikan pada susunan pemain di leg kedua nanti. Nama-nama seperti David Alaba kemungkinan akan dicadangkan. Sebagai gantinya, Lucas Vazquez berpeluang tampil sejak menit pertama untuk mengisi posisi bek kanan yang membutuhkan kecepatan dan ketahanan fisik.
Di sektor gelandang, kehadiran Aurelien Tchouameni memberi opsi menarik. Gelandang bertahan ini bisa menjadi pengatur tempo sekaligus pelindung lini belakang yang selama ini rapuh. Dengan kemampuannya yang multifungsi, Tchouameni dapat berkontribusi baik saat menyerang maupun bertahan.
Pengalaman dan kekuatan mental pemain-pemain senior seperti Luka Modric dan Toni Kroos juga akan menjadi kunci dalam mengendalikan permainan. Kehadiran mereka bisa membantu menjaga ritme dan menekan Arsenal agar tidak nyaman mengembangkan serangan.
Ketajaman Mbappe dan Vinicius Jadi Tumpuan di Lini Depan
Meski sempat absen karena kartu merah di laga domestik, Kylian Mbappe dipastikan akan turun dan memimpin lini serang Real Madrid. Bersama Vinicius Junior, duo ini diharapkan mampu meneror lini belakang Arsenal dengan kecepatan dan kreativitas mereka.
Mbappe sendiri punya catatan apik saat berlaga di laga-laga penting Liga Champions. Kecepatan dan penyelesaian akhirnya sangat dibutuhkan di laga kali ini, terutama untuk mencetak gol lebih awal. Gol cepat bisa membangkitkan atmosfer Bernabeu dan memberi tekanan balik kepada The Gunners.
Vinicius juga memiliki peran besar. Ia harus mampu menusuk dari sisi kiri, memberikan umpan silang akurat, serta menciptakan peluang lewat dribel dan pergerakan tanpa bola. Efektivitas lini depan akan sangat menentukan misi remontada ini berhasil atau tidak.
Taktik Intensitas Tinggi: Ancelotti Ingin Madrid Dominan Sejak Awal
Dalam konferensi pers jelang pertandingan, Ancelotti dengan tegas menyatakan bahwa Real Madrid tidak akan mengandalkan keajaiban. Ia menolak narasi “sihir” dan lebih memilih pendekatan realistis. “Kami akan bermain dengan intensitas tinggi dan menekan sejak awal. Kami ingin lebih menguasai permainan dibandingkan leg pertama,” tegasnya.
Tekanan tinggi di awal laga akan jadi strategi utama. Ancelotti tahu betul bahwa mencetak gol cepat dapat mengubah atmosfer pertandingan secara drastis. Ia juga ingin pemainnya tetap disiplin dan tidak terpancing oleh provokasi atau tekanan lawan.
Taktik ini akan diiringi dengan penggunaan formasi yang fleksibel. Real Madrid mungkin akan memulai dengan formasi 4-3-3, namun bisa berubah menjadi 4-2-4 saat menyerang atau 4-4-2 saat bertahan. Pergantian peran pemain juga menjadi kunci dalam menjaga fleksibilitas tim.
Atmosfer Santiago Bernabeu Jadi Senjata Tambahan
Satu faktor non-teknis yang tak bisa diremehkan adalah atmosfer Santiago Bernabeu. Stadion kebanggaan Madrid itu telah menjadi saksi banyak comeback bersejarah di Liga Champions. Aura dan semangat yang ditiupkan para pendukung bisa menjadi kekuatan tambahan yang memotivasi para pemain untuk tampil all-out.
Para pemain Real Madrid pun menyadari bahwa bermain di Bernabeu memberi keuntungan psikologis. Mereka ingin mengulang momen-momen dramatis seperti saat mengalahkan PSG, Chelsea, dan Manchester City di musim-musim sebelumnya.
Dengan taktik yang matang, perubahan strategi yang tepat, serta dukungan penuh dari ribuan Madridistas, Real Madrid kini bersiap menulis satu lagi kisah heroik di panggung tertinggi Eropa.