Sunday, April 13, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ChampionsReal Madrid Disikat Arsenal 3-0, Ini Dia 5 Momen Comeback Paling Legendaris...

Real Madrid Disikat Arsenal 3-0, Ini Dia 5 Momen Comeback Paling Legendaris di Liga Champions

Real Madrid kembali menghadapi ujian berat di pentas Liga Champions setelah kekalahan telak 0-3 dari Arsenal pada leg pertama perempat final yang berlangsung di Emirates Stadium, Rabu (9/4/2025) dini hari WIB, menjadi pukulan keras bagi Los Blancos. Dua gol dari Declan Rice serta tambahan satu gol Mikel Merino membuat situasi semakin sulit.

Namun, bagi klub sebesar Real Madrid, sejarah selalu menjadi pengingat bahwa segalanya mungkin terjadi. Meski tertinggal secara agregat, peluang belum sepenuhnya tertutup. Real Madrid dikenal sebagai klub yang memiliki DNA comeback. Mereka telah membuktikan berkali-kali bahwa keajaiban bisa tercipta di saat terdesak.

- Advertisement -
asia9QQ

Sepanjang sejarah Liga Champions, berbagai tim besar pernah membalikkan keadaan secara dramatis. Berikut ini lima momen comeback paling ikonik yang bisa menjadi motivasi bagi Real Madrid dalam menghadapi leg kedua nanti.

1. Deportivo La Coruna vs AC Milan (2003/2004 – Perempat Final)

Pada musim 2003/2004, AC Milan tampak tak terhentikan. Kemenangan 4-1 atas Deportivo La Coruna di leg pertama yang digelar di San Siro membuat banyak orang yakin Milan akan melenggang ke semifinal. Kualitas skuat yang dimiliki Milan saat itu berada di atas rata-rata, dan mereka merupakan juara bertahan.

Namun di leg kedua yang berlangsung di Estadio Riazor, Deportivo menunjukkan tekad luar biasa. Mereka bermain dengan determinasi tinggi dan kepercayaan penuh. Deportivo sukses mencetak empat gol tanpa balas ke gawang Milan.

Walter Pandiani membuka keunggulan sebelum Juan Carlos Valeron dan Albert Luque menambah penderitaan Milan. Gol penutup dari Fran menjadi simbol kemenangan tak terduga. Dengan agregat 5-4, Deportivo mencatat salah satu comeback terbesar dalam sejarah kompetisi ini.

2. Liverpool vs AC Milan (Final 2004/2005 – Istanbul)

Final Liga Champions 2005 di Istanbul akan selalu dikenang sebagai salah satu laga paling dramatis sepanjang masa. Di babak pertama, AC Milan tampil begitu superior dan memimpin 3-0. Paolo Maldini mencetak gol cepat sebelum Hernan Crespo menambah dua gol untuk Rossoneri.

Namun, segalanya berubah di babak kedua. Dalam kurun waktu enam menit, Liverpool mencetak tiga gol balasan. Steven Gerrard membuka kebangkitan, diikuti oleh Vladimir Smicer dan Xabi Alonso. Pertandingan pun berlanjut ke adu penalti.

Kiper Liverpool, Jerzy Dudek, menjadi pahlawan dengan menyelamatkan dua tendangan penalti. Liverpool menang 3-2 dalam adu tos-tosan dan membawa pulang trofi keenam Liga Champions mereka. Keajaiban malam itu dijuluki sebagai “Miracle of Istanbul”.

3. Barcelona vs PSG (2016/2017 – Babak 16 Besar)

Barcelona menghadapi tantangan berat ketika kalah 0-4 dari Paris Saint-Germain di leg pertama babak 16 besar musim 2016/2017. Banyak pihak menganggap misi lolos ke perempat final sudah mustahil. Namun di Camp Nou, cerita luar biasa tersaji.

Barcelona tampil menyerang sejak menit awal dan berhasil mencetak tiga gol terlebih dahulu. Meskipun PSG sempat memperkecil agregat lewat gol Edinson Cavani, semangat Barcelona tidak luntur.

Dalam 10 menit terakhir, Neymar mencetak dua gol—satu dari tendangan bebas dan satu penalti. Lalu, pada menit ke-95, umpan Neymar dituntaskan oleh Sergi Roberto untuk mencetak gol keenam Barcelona. Agregat 6-5 membuat Barcelona menciptakan comeback yang sangat emosional.

4. AS Roma vs Barcelona (2017/2018 – Perempat Final)

Musim berikutnya, Barcelona kembali menjadi korban comeback luar biasa. Kali ini oleh AS Roma. Pada leg pertama di Camp Nou, Barcelona menang meyakinkan 4-1. Semua orang memperkirakan bahwa tiket semifinal sudah dalam genggaman mereka.

Namun di Stadio Olimpico, AS Roma memberikan respons spektakuler. Edin Dzeko membuka skor di awal laga dan membakar semangat rekan setimnya. Daniele De Rossi menggandakan keunggulan lewat penalti.

Momen penentu datang ketika Kostas Manolas mencetak gol ketiga Roma lewat sundulan. Agregat menjadi 4-4, namun Roma lolos berkat aturan gol tandang. Sebuah pencapaian yang tak hanya membanggakan, tetapi juga memperlihatkan pentingnya semangat juang hingga akhir.

5. Liverpool vs Barcelona (2018/2019 – Semifinal)

Barcelona kembali mencatat sejarah pahit dalam comeback. Di musim 2018/2019, mereka menang 3-0 atas Liverpool di Camp Nou. Dengan Lionel Messi yang mencetak dua gol, banyak yang mengira laga leg kedua hanyalah formalitas.

Namun di Anfield, Liverpool tanpa Mohamed Salah dan Roberto Firmino bermain seperti tim yang tak mengenal kata menyerah. Divock Origi membuka gol lebih dulu, lalu dua gol cepat dari Georginio Wijnaldum menyamakan agregat.

Tendangan sudut cepat dari Trent Alexander-Arnold menjadi simbol kecerdikan dan semangat Liverpool. Origi mencetak gol keduanya dan membuat agregat menjadi 4-3. Liverpool melaju ke final dan akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Tottenham Hotspur.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments