Real Madrid kembali menegaskan statusnya sebagai raja El Clasico setelah menaklukkan Barcelona dengan skor 2-1 di Santiago Bernabeu pada Minggu (26/10/2025) malam WIB. Kemenangan ini bukan hanya menambah catatan sempurna Los Blancos di kandang, tetapi juga memperkuat posisi mereka di puncak klasemen La Liga 2025/2026.
Dalam laga penuh tensi tersebut, dua nama mencuat sebagai bintang utama: Jude Bellingham dan Kylian Mbappe. Bellingham menjadi motor permainan sekaligus pencipta peluang, sementara Mbappe kembali mencatatkan namanya di papan skor meski sempat gagal mengeksekusi penalti.
Kiper dan Lini Belakang: Militao dan Huijsen Kokoh di Bernabeu
Real Madrid tampil solid di lini pertahanan. Thibaut Courtois (7/10) memang tidak terlalu sibuk karena minimnya ancaman dari lini depan Barcelona. Namun, ia tetap menunjukkan ketenangan saat dibutuhkan, terutama ketika menghadapi umpan-umpan silang berbahaya.
Di sisi kanan, Federico Valverde (7/10) tampil disiplin meski sempat mendapat kartu kuning. Ia mampu menjaga keseimbangan antara bertahan dan membantu serangan. Karena itu, perannya tetap penting dalam menjaga stabilitas permainan Madrid.
Eder Militao (8/10) menjadi salah satu pemain terbaik di lapangan. Selain kuat dalam duel udara, ia juga mencatatkan asis melalui sundulan yang menghasilkan gol Bellingham. Ketenangan dan kecepatan reaksinya membuat lini belakang Madrid sulit ditembus.
Di sisi lain, Dean Huijsen (8/10) menunjukkan kedewasaan luar biasa meski masih muda. Kerja samanya dengan Alvaro Carreras (8/10) di sektor kiri membuat Lamine Yamal kesulitan menembus pertahanan. Carreras sendiri tampil konsisten dan berani dalam duel satu lawan satu, membuatnya menjadi salah satu kunci kestabilan Madrid di belakang.
Lini Tengah: Bellingham Bersinar, Guler Gagal Maksimalkan Peluang
Performa lini tengah Madrid layak mendapat apresiasi. Aurelien Tchouameni (7/10) menjadi jangkar yang tangguh, menutup ruang bagi gelandang Barcelona untuk mengembangkan permainan. Ia juga menunjukkan ketenangan saat Madrid menguasai bola dan mengatur tempo pertandingan.
Selain itu, Eduardo Camavinga (7/10) memperlihatkan etos kerja tinggi di sepanjang laga. Ia aktif membantu serangan dari lini kedua dan melakukan beberapa intersepsi penting. Meski performanya menurun menjelang akhir laga, kontribusinya tetap vital.
Namun, Arda Guler (5/10) mengalami malam yang sulit. Setelah sempat tampil menjanjikan di awal, kesalahannya berujung pada gol penyama kedudukan Barcelona yang dicetak Fermin Lopez. Sejak saat itu, kepercayaan dirinya terlihat menurun.
Di sisi lain, Jude Bellingham (8/10) kembali menunjukkan kualitas kelas dunia. Ia memberikan umpan terobosan sempurna kepada Mbappe untuk membuka keunggulan, lalu mencetak gol kemenangan dengan penyelesaian mudah. Mobilitas, kecerdasan posisi, dan ketenangan Bellingham membuatnya pantas dijuluki “Raja El Clasico”. Karena itu, kontribusinya tidak hanya terasa dalam serangan, tetapi juga saat membantu pertahanan.
Lini Depan: Mbappe Tajam Tapi Gagal dari Titik Putih
Kylian Mbappe (7/10) kembali menjadi ancaman terbesar bagi pertahanan Barcelona. Gol pembukanya menunjukkan insting predator sejati. Meski gagal mengeksekusi penalti di babak kedua, kontribusinya tetap penting bagi kemenangan Madrid. Ketajamannya di depan gawang membuat lini belakang Barca harus bekerja ekstra keras sepanjang laga.
Sementara itu, Vinicius Junior (6/10) tampil aktif di awal pertandingan dengan beberapa tusukan berbahaya. Ia sempat memaksa wasit memeriksa VAR untuk potensi penalti. Sayangnya, emosi Vinicius kembali tak terkendali menjelang akhir laga, terutama setelah digantikan oleh Rodrygo. Sikapnya sedikit menodai penampilan yang sebetulnya cukup efektif.
Rodrygo (6/10) yang masuk sebagai pengganti berperan membantu pertahanan saat Barcelona meningkatkan tekanan. Meski kontribusi ofensifnya minim, ia menunjukkan kedisiplinan dalam menjaga posisi.
Selain itu, Brahim Diaz (5/10) gagal memberikan pengaruh besar setelah masuk dari bangku cadangan. Ia beberapa kali kehilangan bola pada momen penting. Dani Carvajal, Dani Ceballos, dan Gonzalo Garcia yang juga diturunkan di penghujung laga tak memiliki cukup waktu untuk memberi dampak signifikan.
Dominasi Madrid dan Pesan untuk Barcelona
Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa Real Madrid di bawah asuhan Xabi Alonso tampil lebih matang dan efisien. Mereka tidak selalu mendominasi penguasaan bola, namun tahu bagaimana memanfaatkan setiap peluang yang ada. Bellingham dan Mbappe menjadi simbol kekuatan baru Los Blancos—muda, cepat, dan mematikan di momen krusial.
Sebaliknya, Barcelona perlu mengevaluasi performa mereka. Absennya Robert Lewandowski dan Raphinha terlihat sangat memengaruhi kreativitas serangan. Fermin Lopez memang sempat memberi harapan, tetapi inkonsistensi di lini belakang kembali menghantui Blaugrana.
Jelas, El Clasico kali ini menunjukkan bahwa Real Madrid bukan hanya unggul dalam hasil, tetapi juga dalam efektivitas dan mental juara. Dengan performa seperti ini, mereka tampak siap melangkah jauh dalam perburuan gelar La Liga musim 2025/2026.






