Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menjadi tantangan berat bagi Timnas Indonesia, namun juga menyimpan cerita menarik. Dalam undian resmi, skuad Garuda ditempatkan di Grup B bersama dua kekuatan besar Asia, yakni Irak dan Arab Saudi. Pertandingan akan digelar di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah. Meski secara teknis Indonesia bermain tandang, kenyataannya atmosfer stadion bisa terasa seperti kandang berkat dukungan besar diaspora Indonesia di kawasan Timur Tengah.
Kondisi ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Timnas Indonesia. Dalam sepak bola, tekanan mental kerap menjadi pembeda, terutama saat menghadapi tim-tim kuat dengan basis suporter besar. Namun di Jeddah, para pemain Indonesia tidak akan merasa sendirian. Kehadiran ribuan WNI yang menetap di Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan negara tetangga akan menciptakan atmosfer berbeda. Dukungan dari tribun menjadi motivasi tambahan, seolah memberikan “kekuatan kedua belas” bagi skuad asuhan Patrick Kluivert.
Pengalaman serupa pernah terjadi pada putaran sebelumnya. Saat menghadapi Arab Saudi di Jeddah pada September 2024, Timnas Indonesia sukses menahan imbang tuan rumah 1-1. Hasil tersebut tak lepas dari peran Garuda Saudi, komunitas suporter diaspora yang memadati stadion dengan nyanyian penuh semangat. Bahkan, suporter lokal Arab Saudi mengaku terkesan melihat antusiasme luar biasa dari para pendukung Indonesia.
Garuda Saudi, Garuda Timur Tengah, dan Garuda Buana
Dukungan untuk Timnas Indonesia di luar negeri bukan hanya berasal dari Garuda Saudi. Ada pula kelompok Garuda Timur Tengah (GTT), yang berisi WNI di Qatar, Oman, Bahrain, UEA, hingga Kuwait. Mereka kerap melakukan perjalanan lintas negara demi memberikan dukungan langsung di stadion.
Selain itu, terdapat pula Garuda Buana, sebutan bagi WNI yang bermukim di berbagai belahan dunia seperti Belanda, Jepang, Australia, hingga Jerman. Meski berasal dari negara berbeda, semangat yang mereka bawa tetap sama: mendukung penuh perjuangan Timnas Indonesia di ajang internasional.
Kehadiran kelompok diaspora ini membuat laga tandang Timnas Indonesia seringkali terasa seperti bermain di rumah sendiri. Fenomena ini menjadi salah satu faktor penting yang menambah kepercayaan diri pemain ketika menghadapi lawan-lawan berat di pentas Asia.
Fenomena “War Tiket” di Jeddah
Besarnya minat suporter Indonesia untuk hadir langsung membuat tiket pertandingan menjadi rebutan. Ketua Garuda Saudi, Muhammad Erlangga, bahkan menyebut fenomena ini sebagai “war tiket”. Sistem penjualan tiket di Arab Saudi sepenuhnya dilakukan secara online, dengan batas maksimal lima tiket per akun.
Pada pertemuan sebelumnya, banyak anggota komunitas Garuda Saudi yang tidak kebagian tiket meski sudah berusaha keras. Untuk mengantisipasi hal serupa, komunitas ini akan memprioritaskan tiket bagi WNI yang tinggal di Arab Saudi agar stadion kembali dipenuhi warna merah putih.
Hal ini sekaligus menunjukkan betapa besarnya antusiasme publik Indonesia di luar negeri terhadap perjuangan skuad Garuda. Dukungan langsung di stadion bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk nyata rasa cinta tanah air dari para perantau.
Tantangan Fisik dan Cuaca
Selain faktor dukungan suporter, Timnas Indonesia juga harus memperhatikan kondisi fisik. Menurut Erlangga, pertandingan di Arab Saudi pada Oktober akan berlangsung dalam cuaca panas. Meski laga diperkirakan digelar malam hari, suhu tetap relatif tinggi dibandingkan di Indonesia.
Oleh karena itu, persiapan fisik menjadi hal penting bagi Patrick Kluivert dan staf pelatih. Stamina para pemain harus dijaga agar mampu tampil konsisten sepanjang laga. Cuaca panas kerap memengaruhi konsentrasi dan kecepatan bermain, sehingga adaptasi sejak dini menjadi kunci.
Situasi ini jelas menambah tantangan, namun dengan dukungan penuh dari suporter diaspora, Timnas Indonesia diyakini tetap mampu memberikan perlawanan sengit. Mental dan motivasi tinggi dapat menjadi penyeimbang dari kekuatan teknis lawan yang lebih diunggulkan.
Atmosfer Tandang Rasa Kandang
Jika melihat pengalaman di putaran ketiga, jelas bahwa kehadiran suporter diaspora memberikan efek signifikan. Laga melawan Arab Saudi yang biasanya penuh tekanan justru berubah menjadi ajang kebanggaan. Para pemain Garuda tampil lebih berani, tidak takut menghadapi lawan yang sudah berkali-kali tampil di Piala Dunia.
Kini, di putaran keempat, dukungan tersebut diyakini akan semakin besar. Ribuan WNI siap memenuhi stadion, menghadirkan atmosfer berbeda yang bisa memotivasi pemain. Bagi Indonesia, ini bukan sekadar pertandingan tandang, tetapi kesempatan untuk membuktikan bahwa dukungan publik selalu hadir di manapun mereka bermain.