PSM Makassar harus menerima sanksi dan menjadikan mereka masuk dalam sorotan di lanjutan BRI Liga 1 2024/2025. Bukan karena hasil pertandingan, melainkan akibat hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Klub berjuluk Juku Eja ini dikenai sanksi denda sebesar Rp25 juta atas kerusakan fasilitas yang terjadi saat mereka bertandang ke markas PSS Sleman pada 3 Mei 2025 lalu.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Komdis PSSI pada Selasa, 13 Mei 2025, terungkap bahwa dua fasilitas di ruang ganti tim tamu Stadion Maguwoharjo mengalami kerusakan setelah pertandingan. Salah satu fasilitas yang dirusak adalah kipas angin, sedangkan satu lainnya berupa meja yang rusak parah. Akibat insiden tersebut, PSM Makassar dinyatakan bersalah atas pelanggaran terhadap kode etik dan regulasi pertandingan yang berlaku di kompetisi tertinggi sepak bola nasional tersebut.
Sanksi ini menambah daftar panjang denda yang diterima klub-klub Liga 1 dalam beberapa musim terakhir. Komdis PSSI menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak bisa ditoleransi karena merusak citra profesionalisme klub peserta liga. Sanksi finansial diharapkan menjadi pelajaran agar insiden serupa tidak terulang.
Aksi Kontroversial Yuran Fernandes: Pukul Monitor VAR dan Kritik Terbuka
Tak hanya klubnya, bek andalan PSM Makassar, Yuran Fernandes, juga turut menjadi sorotan tajam Komdis PSSI. Pemain asal Cape Verde tersebut dijatuhi sanksi berat akibat dua pelanggaran serius yang terjadi usai laga melawan Madura United beberapa waktu lalu. Dalam rilis resmi Komdis PSSI, Yuran disebut tidak hanya membuat pernyataan yang dianggap mendiskreditkan perangkat pertandingan, tetapi juga melakukan tindakan fisik yang merusak fasilitas teknologi pertandingan.
Salah satu aksi paling kontroversial yang dilakukan Yuran adalah memukul layar monitor VAR (Video Assistant Referee) yang ada di tepi lapangan Stadion Maguwoharjo. Tindakan tersebut dinilai sangat mencederai semangat fair play dan profesionalisme yang dijunjung tinggi dalam kompetisi nasional. Selain itu, pernyataan tertulis yang diunggah melalui media sosial pribadinya dianggap menyerang kredibilitas wasit dan otoritas sepak bola nasional.
Akibat dua tindakan tersebut, Komdis PSSI menjatuhkan hukuman larangan beraktivitas dalam kegiatan sepak bola Indonesia selama satu tahun penuh. Tak hanya itu, Yuran juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp25 juta. Hukuman ini menjadi salah satu sanksi terberat yang dijatuhkan kepada pemain dalam beberapa musim terakhir. Komdis menegaskan bahwa jika pelanggaran serupa diulang, sanksi tambahan akan diberlakukan secara lebih tegas.
Situasi PSM Makassar di Klasemen: Peluang Masuk Lima Besar Masih Terbuka
Di tengah badai sanksi yang menerpa, PSM Makassar masih memiliki asa untuk mengakhiri musim ini dengan hasil yang positif. Saat ini, tim besutan Bernardo Tavares itu menempati posisi ke-8 dalam klasemen sementara BRI Liga 1 2024/2025. Mereka telah mengoleksi 47 poin dari 32 pertandingan yang telah dilakoni.
Kompetisi musim ini tinggal menyisakan dua pertandingan penting. Dengan selisih lima poin dari Borneo FC Samarinda yang duduk di peringkat ke-5, peluang untuk naik ke posisi lima besar masih terbuka lebar. Namun, Juku Eja harus memaksimalkan dua laga sisa untuk meraih poin penuh, sekaligus berharap rival di atas mereka terpeleset.
Meski performa tim dalam beberapa pertandingan terakhir cukup konsisten, atmosfer internal yang terganggu akibat sanksi kepada pemain kunci seperti Yuran Fernandes tentu menjadi tantangan tersendiri. Absennya Yuran dalam dua laga terakhir bisa mengurangi kekuatan lini belakang tim. Namun, PSM tetap memiliki sejumlah pemain yang siap menggantikan peran Yuran demi menjaga stabilitas performa tim.
Tantangan dan Evaluasi Jangka Panjang untuk PSM Makassar
Sanksi yang diterima PSM Makassar, baik sebagai klub maupun individu pemain, menjadi pengingat penting bagi manajemen. Evaluasi menyeluruh terhadap sikap dan kedisiplinan internal tim mutlak diperlukan agar kejadian ini tidak berulang di masa depan.
Sebagai salah satu klub besar di Indonesia dengan basis suporter fanatik, PSM Makassar diharapkan dapat menjadi contoh profesionalisme dalam berbagai aspek, bukan hanya dalam hal permainan di lapangan. Tindakan destruktif yang dilakukan di ruang ganti, serta ekspresi emosional yang berlebihan terhadap keputusan wasit. Seharusnya bisa diminimalkan melalui pendekatan pembinaan mental yang tepat.
Lebih dari sekadar membayar denda, PSM perlu menunjukkan komitmen untuk memperbaiki citra klub. Terlebih lagi, dengan potensi besar yang dimiliki dan peluang untuk mengakhiri musim di posisi lebih tinggi. Konsistensi dan kedisiplinan akan menjadi faktor penentu keberhasilan mereka di masa mendatang.