Tuesday, June 3, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ChampionsPSG Toreh Sejarah dengan Treble Pertama, Luis Enrique Cetak Rekor Treble Kedua

PSG Toreh Sejarah dengan Treble Pertama, Luis Enrique Cetak Rekor Treble Kedua

Treble pertama Paris Saint-Germain (PSG) jadi tonggak emas dalam sejarah klub dan menjadi rekor treble kedua bagi Luis Enrique. Musim 2024/2025 telah melahirkan kisah paling gemilang dalam sejarah klub ibu kota Prancis itu. Tidak hanya sukses menjuarai Ligue 1 dan Coupe de France, PSG juga menutup musim dengan dominasi penuh di final Liga Champions.

Laga puncak yang digelar di Allianz Arena, Munich, menghadirkan duel melawan Inter Milan yang sebelumnya tampil impresif. Namun PSG justru menunjukkan kedewasaan dan ketajaman permainan yang luar biasa. Mereka menang telak 5-0, mencetak rekor skor terbesar di final Liga Champions dalam dua dekade terakhir.

- Advertisement -
asia9QQ

Momen ini menjadi realisasi nyata dari ambisi panjang PSG dalam proyek membangun dinasti sepak bola modern. Sejak diambil alih oleh Qatar Sports Investments lebih dari satu dekade lalu, klub ini terus memburu supremasi Eropa. Kini, kerja keras dan konsistensi itu membuahkan hasil nyata.

Bagi Luis Enrique, musim ini tak hanya soal keberhasilan melatih tim. Ini adalah pernyataan bahwa dirinya termasuk jajaran pelatih legendaris, bersama Guardiola dan Ferguson, yang berhasil menciptakan sejarah di dua klub berbeda.


Enrique, Penguasa Treble di Dua Era dan Dua Klub

Keberhasilan PSG musim ini tak bisa dilepaskan dari tangan dingin Luis Enrique. Pelatih asal Spanyol itu kembali menciptakan keajaiban setelah sebelumnya membawa Barcelona meraih treble pada 2014/2015. Sembilan tahun berselang, ia mengulang kisah manis itu bersama klub berbeda, dalam suasana yang juga sangat berbeda.

Jika bersama Barcelona ia mengandalkan kekuatan trio Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez, kali ini Enrique membentuk pasukan yang lebih kolektif. PSG bukanlah tim yang bergantung pada satu bintang. Semua lini bekerja sama dan berkontribusi maksimal. Nama-nama seperti Vitinha, Ousmane Dembele, hingga Bradley Barcola membuktikan kualitasnya di laga-laga penting.

Fleksibilitas taktik juga menjadi kunci keberhasilan Enrique. Ia mampu mengatur formasi yang berubah-ubah, menyesuaikan dengan lawan tanpa mengorbankan identitas permainan tim. PSG bermain cepat, presisi, dan cerdas.

Dengan pencapaian ini, Enrique kini sejajar dengan Josep Guardiola yang juga sukses meraih treble bersama dua klub—Barcelona dan Manchester City. Enrique membuktikan dirinya bukan hanya pelatih top, tetapi juga arsitek kejayaan dalam sejarah modern sepak bola.


PSG Kini Sejajar Klub Legendaris

Dengan treble musim ini, PSG bergabung dalam daftar eksklusif klub-klub elite yang pernah menyapu bersih tiga gelar utama dalam satu musim. Mereka menjadi klub ke-11 dalam sejarah sepak bola Eropa yang menorehkan prestasi langka ini.

Berikut daftar klub yang meraih treble:

  • Celtic (1966/67)

  • Ajax (1971/72)

  • PSV Eindhoven (1987/88)

  • Manchester United (1998/99)

  • Barcelona (2008/09 & 2014/15)

  • Inter Milan (2009/10)

  • Bayern Munchen (2012/13 & 2019/20)

  • Manchester City (2022/23)

  • PSG (2024/25)

Menariknya, PSG adalah klub Prancis pertama yang berhasil mencapainya. Mereka menghapus mimpi yang sempat pupus pada 2020 ketika kalah dari Bayern Munchen di final Liga Champions. Kini, tak ada lagi label “klub penuh bintang tapi minim prestasi”.

Dominasi mereka atas Inter Milan di final bahkan terasa lebih manis karena Inter sempat menyingkirkan Barcelona—mantan klub Enrique—di semifinal. Ini menambah elemen simbolik dalam kemenangan PSG yang menyeluruh dan penuh narasi emosional.


Kunci Treble: Konsistensi, Mental, dan Kedalaman Tim

Meraih treble bukan soal keajaiban satu malam. Ia lahir dari konsistensi performa di tiga kompetisi besar, kedalaman skuad, dan mental juara. PSG berhasil membuktikan ketiga aspek itu berjalan dengan sempurna sepanjang musim.

Di Ligue 1, mereka hampir tak tersentuh oleh pesaing. Coupe de France pun dijalani dengan dominasi penuh. Sementara di Liga Champions, mereka tampil semakin kuat dari babak ke babak. Di final, performa mereka nyaris tanpa cela.

Luis Enrique mampu memaksimalkan rotasi pemain, meminimalisasi cedera, dan menjaga motivasi tim tetap tinggi. Ia juga memberi kepercayaan kepada pemain muda yang akhirnya bersinar, seperti Desire Doue yang tampil gemilang di final.

Dalam dunia sepak bola modern yang begitu kompetitif, sangat sedikit tim yang mampu menjaga intensitas selama satu musim penuh. PSG berhasil melakukan itu, dan bukan hanya menang—mereka menang dengan cara elegan.


Treble Ini Adalah Awal, Bukan Akhir

Treble PSG musim 2024/2025 bukan hanya kemenangan dalam bentuk trofi. Ia menjadi simbol validasi dari proyek jangka panjang klub. PSG bukan lagi sekadar kekuatan finansial, tetapi kini telah menjadi kekuatan sepak bola sejati.

Dengan pencapaian ini, PSG berpotensi membangun dinasti baru. Mereka punya pelatih berpengalaman, skuad muda berbakat, dan mental juara yang terbentuk. Musim ini adalah titik awal dari era baru yang sangat menjanjikan, baik di kompetisi domestik maupun Eropa.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments