Paris Saint-Germain (PSG) mencatatkan kemenangan bersejarah di Liga Champions 2024/2025 dengan menyingkirkan Liverpool dalam duel sengit babak 16 besar. Yang membuat pencapaian ini semakin istimewa adalah keberhasilan PSG mengatasi tekanan besar di Anfield dengan rata-rata usia skuad hanya 23,7 tahun.
Pertandingan berlangsung dalam dua leg yang penuh ketegangan. Pada pertemuan pertama di Parc des Princes, PSG harus mengakui keunggulan Liverpool dengan skor 0-1. Namun, mereka berhasil membalikkan keadaan dalam leg kedua di markas The Reds. Gol penyeimbang agregat membawa pertandingan ke perpanjangan waktu dan berlanjut ke adu penalti. Di babak tos-tosan, PSG tampil lebih tenang dan sukses menaklukkan Liverpool dengan skor 4-1.
Hasil ini membawa PSG ke perempat final Liga Champions dan semakin membuktikan bahwa proyek pembangunan skuad muda yang diterapkan Luis Enrique mulai membuahkan hasil.
Proyek Baru PSG: Membangun Kekuatan Tanpa Megabintang
Beberapa tahun terakhir, PSG dikenal sebagai klub yang sering mengandalkan megabintang dalam skuadnya. Namun, sejak kepergian Lionel Messi dan Neymar, serta hengkangnya Kylian Mbappé di awal musim 2024/2025, tim asal Paris ini mulai merombak strategi mereka. Di bawah kepemimpinan Luis Enrique, PSG lebih fokus pada pengembangan pemain muda berbakat daripada merekrut nama besar tanpa rencana matang.
Marquinhos, yang kini berusia 30 tahun, menjadi pemain paling senior dalam skuad PSG. Sementara itu, mayoritas pemain dalam tim utama berusia di bawah 23 tahun. Beberapa nama yang menonjol di antaranya adalah Warren Zaïre-Emery, Nuno Mendes, Bradley Barcola, dan Joao Neves. Mereka tidak hanya sekadar melengkapi skuad, tetapi juga menjadi pilar utama dalam skema permainan PSG.
Keputusan PSG untuk tidak bergantung pada pemain berstatus megabintang terbukti efektif. Tim ini mampu tampil lebih kolektif, disiplin, dan solid di setiap lini, sesuatu yang sebelumnya sering menjadi masalah bagi mereka ketika masih bergantung pada individu tertentu.
Performa Pemain Muda PSG di Anfield
Menaklukkan Liverpool di Anfield bukanlah tugas mudah, mengingat tim asuhan Jürgen Klopp dikenal memiliki rekor kandang yang sangat kuat. Namun, PSG membuktikan bahwa mereka mampu menghadapi tekanan besar dengan skuad yang mayoritas dihuni pemain muda.
Dalam laga ini, PSG menunjukkan organisasi permainan yang rapi dan disiplin tinggi. Para pemain muda seperti Warren Zaïre-Emery tampil luar biasa di lini tengah, memberikan keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Sementara itu, Nuno Mendes menjadi andalan di sektor sayap dengan pergerakannya yang eksplosif dan kontribusinya dalam membangun serangan.
Ketenangan para pemain muda PSG juga terlihat dalam adu penalti. Meski tekanan besar ada di pundak mereka, para penendang PSG mampu mengeksekusi penalti dengan sempurna, sementara Liverpool justru mengalami kesulitan.
Marquinhos, yang menjadi pemimpin di lapangan, mengungkapkan kebanggaannya terhadap skuad muda ini. “Ini adalah hari yang spesial bagi kami. Kami datang ke Anfield dan menang dengan tim yang masih sangat muda. Semua pemain, staf, dan pelatih melakukan pekerjaan luar biasa. Kami akan terus berkembang dan meraih hasil lebih besar di masa depan,” ujarnya.
Masa Depan Cerah untuk PSG
Keberhasilan PSG menyingkirkan Liverpool dengan skuad muda bukan sekadar kejutan sesaat, tetapi bukti nyata bahwa mereka tengah membangun masa depan cerah. Dengan rata-rata usia pemain hanya 23,7 tahun, PSG menunjukkan bahwa mereka memiliki fondasi kuat untuk mendominasi Eropa dalam beberapa musim ke depan.
Di bawah asuhan Luis Enrique, PSG mengadopsi strategi berbeda dari era sebelumnya. Mereka tak lagi bergantung pada megabintang, melainkan membangun tim berbasis pemain muda berbakat. Pendekatan ini tidak hanya memberikan stabilitas finansial bagi klub, tetapi juga menciptakan skuad yang lebih solid dan kompetitif dalam jangka panjang.
Kemenangan atas Liverpool di Anfield semakin memperkuat keyakinan bahwa proyek ini berjalan di jalur yang tepat. Dengan mental juara yang terus berkembang, PSG kini melangkah ke perempat final Liga Champions dengan penuh percaya diri. Mereka telah membuktikan bahwa kolektivitas dan kerja sama tim lebih penting daripada sekadar nama besar.
Jika terus berkembang dengan filosofi ini, PSG bukan hanya akan menjadi pesaing di Eropa, tetapi juga kandidat kuat untuk meraih trofi Liga Champions dalam waktu dekat.