Friday, March 29, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomePiala DuniaProfil Timnas Senegal Piala Dunia 2022

Profil Timnas Senegal Piala Dunia 2022

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Timnas Senegal, tim besutan Aliou Cisse ini menjadi penantang Piala Dunia 2022 di Qatar. Profil Timnas Senegal menjadikan Piala Dunia 2022 akan menjadi Piala Dunia ketiga dalam sejarah sepak bola Timnas Senegal. Seperti kompetitor lainnya, Timnas Senegal juga telah menyiapkan tim untuk mengikuti ajang bergengsi ini di masa mendatang.

Dijuluki Singa Teranga, tim nasional Timnas Senegal bersiap untuk pertandingan sepak bola yang hebat ini. Skuad bertabur bintang akan mencapai Piala Dunia 2021 sebagai juara Piala Afrika setelah mengalahkan Mesir. Hasil terbaiknya di turnamen paling bergengsi di dunia itu adalah mencapai perempat final pada 2002, menyamai hasil terbaik kedua tim Afrika Kamerun.  Selain itu, Timnas Senegal saat ini berada di peringkat 18 FIFA.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Profil Timnas Senegal Piala Dunia 2022 

Timnas Senegal memiliki beberapa pemain bintang antara lain Sadio Mane, Kalidou Koulibaly dan Eduardo Mendy. Sadio Mane. Selain penampilannya yang luar biasa di Liverpool dan seragam Bayern Munich saat ini, pemain berusia 30 tahun itu juga merupakan pencetak gol terbanyak Timnas Senegal sepanjang masa.

Profil Pelatih

Aliou Cisse telah ditunjuk sebagai pelatih kepala tim nasional Timnas Senegal sejak 2015. Prestasi terbaiknya adalah memenangkan Piala Afrika 2021. Aliou Cisse memimpin 141 game dengan rekor 99 – 25 – 17 sebagai pelatih Teranga Lions. Dalam pertandingan terakhir, tim Aliusise memenangkan perebutan tempat ketiga di Piala COSAFA.

Dengan nama baru, Timnas Senegal mengalahkan Mozambik 2 – 4 lewat adu penalti. Senegal berada di Grup A bersama Belanda, Qatar, dan Ekuador. Berkunjung ke Qatar, Timnas Senegal yakin akan gelar Piala Afrika dan akan berlaga di Piala Dunia 2022.

Sadio Mane: Malaikat dari Timnas Senegal

Profil Timnas Senegal Piala Dunia 2022
Profil Timnas Senegal Piala Dunia 2022

Sadio Mane seperti malaikat tak bersayap bagi masyarakat Timnas Senegal. Setelah sukses membawa Liverpool dan Timnas Senegal ke puncak kesuksesan, ia juga mampu membangun peradaban baru bagi masyarakat Timnas Senegal. Dikenal sebagai pesepakbola muslim yang taat, Mane menjalani gaya hidup yang sangat sederhana.

Jarang melihat Mane mengenakan barang – barang desainer dalam kehidupan sehari – hari. Dia bahkan melihat ponselnya dengan layar kaca pecah, yang masih dia gunakan, dan Mane tidak malu membantu membersihkan masjid di sekitar Anfield. Pepatah “kacang lupa kulitnya” tidak berlaku untuk Mane.

Di tengah kekayaan, kemewahan dan gengsi, Mane tidak melupakan dari mana dia berasal. Sebagai ucapan terima kasih kepada tanah airnya, ia memberikan banyak hal kepada masyarakat Timnas Senegal. Tercatat ia membangun rumah sakit dan sekolah senilai tak kurang dari 12,7 miliar rupiah di Desa Bambali, tempat ia dilahirkan.

Ia juga seorang pesepakbola yang peduli dengan pendidikan, sehingga banyak diberikan laptop kepada siswa berprestasi di Timnas Senegal. Tak hanya itu, Mane juga telah membangun SPBU dan kantor pos untuk memberikan layanan jaringan 4G kepada masyarakat Timnas Senegal yang tentunya tidak murah.

Ia juga rutin membagikan pakaian olahraga kepada anak – anak Timnas Senegal agar mereka lebih tertarik pada latihan sepak bola. Kini Timnas Senegal punya panutan baru. Kecemerlangannya di atas panggangan sejalan dengan peran penting yang dimainkannya bagi masyarakat Timnas Senegal.

Kenangan Kalidou Coulibaly di San Siro

Kembali ke San Siro untuk bek tengah Chelsea, Kalidou Koulibaly mengingatkan saat ia memperkuat SSC Napoli. Apalagi saat Napoli bertandang ke AC Milan dan Inter Milan. Dalam ingatan Koulibaly, menghadapi AC Milan di San Siro lebih “menyenangkan” daripada melawan Inter. Tidak hanya memiliki hasil positif yang lebih baik melawan Rossoneri (2 menang, 3 seri) daripada Nerazzurri (1 menang, 2 seri).

Namun karena Koulibaly pernah memiliki kenangan kelam tentang Inter Milan. Koulibaly diserang oleh rasis dari Interisti pada Boxing Day selama musim Serie A 2018 – 2019. Artinya, ketika Koulibaly mengambil bola, monyet mengeluarkan suara. Puncaknya adalah ketika bek Timnas Senegal itu diusir keluar lapangan karena kartu kuning kedua pada menit ke – 81 karena menyindir wasit Paolo Mazzoleni.

Coulibaly diserang oleh suara monyet, hampir di seluruh stadion. Di penghujung pertandingan, Koulibaly mengakui bahwa apa yang dilakukannya lebih banyak karena ketidakpuasan atas perilaku rasis Inter. Insiden yang dialami Koulibaly juga membuat Wali Kota Milan Bepe Sala meminta maaf kepada bek berusia 31 tahun itu.

Sebaliknya, perlakuan Koulibaly dari Milanisti terbilang wajar saat menghadapi AC Milan di San Siro. Koulibaly ingin menghadapi kenangan positif AC Milan. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments