Keputusan mengejutkan diambil oleh Patrick Kluivert, di mana ia mencoret Pratama Arhan dari daftar 23 pemain yang disiapkan untuk bertanding melawan Australia.
Debut Kluivert berlangsung dalam lanjutan matchday ke-7 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tim Garuda harus menghadapi Australia di Stadion Sydney pada Kamis, 20 Maret 2025. Laga ini menjadi ujian pertama bagi Kluivert dalam menata skuadnya untuk menghadapi lawan tangguh.
Dalam pemusatan latihan kali ini, Kluivert memanggil 30 pemain, tetapi Egy Maulana Vikri tidak bisa bergabung karena cedera. Selain itu, sesuai regulasi, hanya 23 pemain yang bisa didaftarkan untuk pertandingan. Oleh karena itu, enam nama harus dicoret, termasuk salah satu yang paling mengejutkan: Pratama Arhan.
Nama Arhan menjadi sorotan karena selama era kepelatihan Shin Tae-yong, ia selalu menjadi andalan di lini pertahanan. Bahkan, pada Piala AFF 2024, Arhan dipercaya mengenakan ban kapten dalam beberapa pertandingan.
Pratama Arhan Tidak Masuk Skuad: Keputusan Kontroversial?
Setelah Egy Maulana Vikri absen akibat cedera, skuad Timnas Indonesia menyisakan 29 pemain. Dengan adanya regulasi yang mengharuskan hanya 23 pemain yang masuk daftar susunan tim, pelatih harus membuat keputusan sulit.
Dari enam pemain yang diputuskan untuk tidak masuk skuad, pencoretan Pratama Arhan menjadi yang paling menarik perhatian. Sebab, secara performa di level klub, Arhan sedang berada dalam kondisi yang cukup baik bersama Bangkok United di Liga Thailand. Dia mendapatkan menit bermain yang cukup stabil dan mampu menunjukkan kualitasnya sebagai bek kiri yang solid.
Di bawah kepemimpinan Shin Tae-yong, Arhan tidak hanya dikenal sebagai bek kiri tangguh, tetapi juga memiliki keunggulan dalam melakukan lemparan ke dalam jarak jauh. Kemampuannya itu sering kali menjadi senjata andalan bagi Timnas Indonesia, terutama saat menemui kebuntuan dalam menyerang.
Namun, tampaknya Kluivert memiliki sudut pandang yang berbeda dalam merancang strategi. Sejak awal, ia sudah menegaskan bahwa timnya tidak akan bergantung pada satu atau dua pemain saja, tetapi lebih mengutamakan kerja sama tim secara kolektif. Bisa jadi, lemparan jauh Arhan bukanlah bagian dari rencana permainan yang diinginkan oleh pelatih asal Belanda tersebut.
Persaingan Ketat di Posisi Bek Kiri
Selain faktor strategi, persaingan di sektor bek kiri Timnas Indonesia juga semakin ketat. Arhan harus bersaing dengan sejumlah pemain lain yang memiliki kemampuan tidak kalah hebat, bahkan beberapa di antaranya berkarier di Eropa.
Saat ini, Timnas Indonesia memiliki beberapa opsi kuat di posisi bek kiri. Salah satunya adalah Calvin Verdonk, pemain keturunan Indonesia-Belanda yang memiliki pengalaman bermain di liga top Eropa. Verdonk dikenal sebagai bek dengan kemampuan bertahan yang sangat baik serta memiliki kualitas dalam membangun serangan dari belakang.
Selain Verdonk, ada juga Shayne Pattynama yang sudah lebih dahulu memperkuat Timnas Indonesia. Pattynama memiliki gaya bermain yang lebih ofensif dibandingkan Verdonk, dan sering kali membantu serangan dari sisi kiri.
Nama lain yang cukup mencuri perhatian adalah Dean James. Bek yang juga bermain di Eropa ini mendapatkan kepercayaan penuh dari Patrick Kluivert dan bahkan langsung masuk dalam starting XI saat Indonesia menghadapi Australia. Kepercayaan yang diberikan Kluivert kepada James menunjukkan bahwa pemain ini masuk dalam rencana jangka panjangnya.
Pada laga melawan Australia, Kluivert menempatkan Dean James di posisi bek kiri, sementara Verdonk diubah perannya menjadi bek tengah kiri. Keputusan ini memberi indikasi bahwa Arhan harus bekerja lebih keras untuk bisa mendapatkan tempatnya kembali di skuad Garuda.
Masa Depan Pratama Arhan di Bawah Patrick Kluivert
Dengan keputusan Kluivert untuk mencoret Arhan dari laga melawan Australia, muncul pertanyaan besar mengenai masa depan pemain berusia 22 tahun itu di Timnas Indonesia. Apakah ia masih memiliki peluang untuk kembali mendapatkan tempat di skuad utama?
Melihat rekam jejak Kluivert sebagai pelatih, ia dikenal sebagai sosok yang fleksibel dalam memilih pemain, tetapi tetap memiliki standar tinggi dalam menilai performa. Artinya, jika Arhan mampu menunjukkan peningkatan signifikan di klubnya, peluangnya untuk kembali ke Timnas tetap terbuka.
Salah satu aspek yang mungkin perlu ditingkatkan oleh Arhan adalah kemampuan bertahan dan perannya dalam membangun serangan. Di era sepak bola modern, seorang bek kiri tidak hanya dituntut untuk bertahan dengan baik, tetapi juga harus mampu memberikan kontribusi dalam penguasaan bola dan skema serangan.