Wednesday, November 12, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaPersijap Jepara Krisis Total: Enam Kekalahan Beruntun dan Kolektor Kartu Merah

Persijap Jepara Krisis Total: Enam Kekalahan Beruntun dan Kolektor Kartu Merah

Persijap Jepara tengah menghadapi masa tersulit dengan enam kekalahan beruntun mereka di BRI Super League 2025/2026. Setelah kalah 1-2 dari Madura United pada laga pekan ke-12 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Minggu (9/11/2025), tim berjuluk Laskar Kalinyamat harus merasakan pahitnya berada di zona degradasi. Kekalahan ini semakin memperpanjang tren negatif yang menghantui mereka selama dua bulan terakhir.

Selain gagal meraih poin, posisi Persijap kini semakin terpuruk di peringkat ke-16 klasemen sementara dengan hanya mengoleksi delapan poin. Mereka bahkan disalip PSBS Biak, yang berhasil mencuri kemenangan atas Persita Tangerang di pekan yang sama. Oleh karena itu, jeda kompetisi pada FIFA Matchday November 2025 menjadi waktu krusial bagi pelatih Mario Lemos untuk memperbaiki situasi yang semakin memburuk.

- Advertisement -
asia9QQ

Rantai Kekalahan yang Tak Berujung

Kekalahan dari Madura United bukanlah hasil mengejutkan bagi para pendukung Persijap, karena ini merupakan kekalahan keenam secara beruntun di kompetisi kasta tertinggi Indonesia. Sebelumnya, mereka juga tumbang dari Persita Tangerang (1-2), Persik Kediri (0-2), Bali United (1-2), Bhayangkara FC (0-2), dan Malut United (1-2).

Padahal, di awal musim, performa Persijap sempat menjanjikan. Mereka mampu meraih dua kemenangan penting atas Persib Bandung dan Persis Solo, masing-masing dengan skor identik 2-1. Selain itu, dua hasil imbang juga sempat menjaga optimisme suporter. Namun, setelah memasuki pekan keenam, permainan mereka mulai kehilangan arah.

Dari sisi produktivitas, situasi Persijap juga mengkhawatirkan. Hingga pekan ke-12, mereka baru mencetak 10 gol dari 11 pertandingan. Catatan tersebut termasuk salah satu yang terburuk di liga, hanya lebih baik dari Semen Padang, yang berada di dasar klasemen dengan enam gol saja. Karena itu, efektivitas serangan menjadi pekerjaan rumah besar bagi pelatih Mario Lemos.


Masalah Disiplin: Kolektor Kartu Merah

Selain performa buruk di lapangan, disiplin pemain Persijap juga menjadi sorotan utama. Dalam 10 pertandingan terakhir, mereka sudah mengumpulkan lima kartu merah, menjadikan Persijap sebagai salah satu tim dengan rekor pelanggaran terburuk di liga.

Pertandingan melawan Madura United menjadi puncak dari masalah tersebut. Dua pemain muda, Dicky Kurniawan pada menit ke-33 dan Zahran Rizki Alamsah di masa tambahan waktu (90+5’), harus diusir keluar lapangan setelah menerima kartu merah langsung. Insiden ini memperpanjang daftar pelanggaran yang sebelumnya sudah terjadi dalam laga melawan Malut United, Bali United, dan Arema FC.

Karena sering kehilangan pemain akibat pelanggaran, strategi permainan Persijap pun menjadi tidak stabil. Mereka sering harus bertahan dengan sepuluh pemain sejak babak pertama, sehingga sulit mengimbangi lawan yang tampil lebih agresif.


Mario Lemos Akui Situasi Sulit

Pelatih Mario Lemos tidak menutup mata terhadap krisis yang dialami timnya. Menurut pelatih asal Portugal itu, terlalu sering bermain dengan jumlah pemain lebih sedikit membuat Persijap kehilangan keseimbangan dan konsentrasi di lapangan.

“Kami bermain nyaris sepanjang laga dengan 10 pemain dan akhirnya kebobolan dua gol, satu di akhir babak pertama dan satu lagi di akhir babak kedua. Ini sangat mengecewakan,” ujar Lemos setelah pertandingan.

Selain itu, ia menegaskan bahwa para pemain harus memperbaiki sikap dan fokus mereka. “Kami harus belajar dari kesalahan. Jika terus mendapat kartu merah, tidak ada cara bagi kami untuk menang. Sepak bola adalah permainan tim, bukan perjuangan individu,” tegasnya.

Komentar tersebut memperlihatkan bahwa krisis Persijap bukan hanya soal taktik, tetapi juga mentalitas dan kedisiplinan pemain. Karena itu, pembenahan harus dilakukan secara menyeluruh — baik dari sisi teknis maupun karakter.

Tantangan Berat di Paruh Musim

Dengan enam kekalahan beruntun, tekanan kini semakin besar bagi seluruh elemen tim. Apalagi, kompetisi masih panjang dan setiap poin sangat berarti dalam upaya keluar dari zona degradasi. Persijap perlu memperbaiki semua lini, terutama pertahanan yang mudah kehilangan fokus dan lini depan yang kurang tajam.

Jeda kompetisi November menjadi momen penting bagi Mario Lemos untuk melakukan evaluasi total. Selain perbaikan taktik, pembenahan mental pemain akan menjadi prioritas utama. Karena tanpa perubahan sikap di lapangan, performa Persijap akan sulit bangkit meski strategi sudah diperbaiki.


Harapan Suporter dan Jalan Menuju Kebangkitan

Meski situasi tim tengah sulit, dukungan dari suporter Persijap Jepara tidak surut. Mereka tetap berharap Laskar Kalinyamat bisa bangkit di paruh kedua musim. Karena itu, semangat juang dan komitmen dari pemain akan menjadi faktor penentu apakah Persijap mampu keluar dari tekanan.

Selain itu, manajemen klub juga diharapkan lebih aktif membantu tim. Evaluasi terhadap komposisi pemain, terutama pada posisi bertahan dan penyerang, perlu segera dilakukan. Jika tidak, peluang bertahan di BRI Super League akan semakin menipis.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments