Gelaran BRI Super League 2025/2026 menjadi sorotan besar, di mana Persija Jakarta dan Arema FC muncul sebagai klub paling serius memanfaatkan regulasi anyar mengenai penggunaan pemain asing. Pada musim ini, setiap klub diberikan jatah hingga 11 pemain asing, meski tidak semua bisa dimainkan sekaligus. Aturan hanya memperbolehkan sembilan pemain asing masuk daftar susunan pemain (DSP) tiap laga, dengan maksimal tujuh tampil di lapangan. Hal ini membuat klub harus cermat dalam menentukan rotasi agar keseimbangan tim tetap terjaga.
Mayoritas peserta liga memilih mengisi penuh kuota tersebut, namun tidak semua berhasil melengkapinya. Hingga saat ini, baru Persija Jakarta dan Arema FC yang sukses mengunci kuota 11 pemain asing. Keduanya bergerak cepat di bursa transfer demi memperkuat skuad agar lebih kompetitif menghadapi ketatnya persaingan musim panjang. Keputusan ini juga menunjukkan ambisi besar kedua klub untuk berbicara banyak dalam perburuan gelar juara.
Persija mendominasi dengan legiun Brasil, sedangkan Arema tampil lebih variatif dalam rekrutmen pemain asingnya. Kehadiran para bintang impor ini diyakini akan semakin memanaskan atmosfer kompetisi, sekaligus menambah kualitas pertandingan yang diharapkan pecinta sepak bola Tanah Air.
Persija Jakarta Bertabur Legiun Brasil
Persija Jakarta menjadi salah satu klub yang paling agresif mendatangkan pemain asing. Dari total 11 slot, hampir seluruhnya diisi oleh pemain asal Brasil. Komposisi ini membuat Macan Kemayoran identik dengan nuansa Samba di atas lapangan.
Nama-nama seperti Alan Cardoso, Allano, Bruno Tubarão, Carlos Eduardo, Fábio Calonego, hingga Gustavo Almeida menjadi tumpuan utama. Kehadiran Thales Lira di lini belakang juga menambah soliditas pertahanan, sehingga Persija diyakini memiliki fondasi kuat untuk bersaing di papan atas.
Meski dominasi Brasil begitu kental, Persija tetap memiliki pemain asing non-Brasil. Ryo Matsumura, gelandang asal Jepang, menjadi satu-satunya pengecualian. Sayangnya, ia harus menepi cukup lama akibat cedera yang dialami, bahkan diperkirakan absen hingga paruh pertama musim berakhir. Kondisi ini membuat Persija tidak bisa memanfaatkan seluruh kekuatan asingnya secara optimal di awal musim.
Walau begitu, kedalaman skuad yang diisi banyak pemain Brasil memberi keuntungan tersendiri. Mereka memiliki karakter permainan yang dinamis, kreatif, dan penuh determinasi. Jika mampu menyatukan chemistry dengan pemain lokal, Persija berpotensi menjadi tim dengan daya serang paling berbahaya di liga.
Arema FC Tampil dengan Komposisi Variatif
Berbeda dengan Persija, Arema FC memilih pendekatan lebih beragam. Klub berjuluk Singo Edan ini berhasil memenuhi kuota 11 pemain asing dengan kombinasi dari beberapa negara. Strategi ini membuat skuad mereka lebih fleksibel dan memiliki warna permainan yang beragam.
Arema diperkuat oleh Ian Puleio dari Argentina serta Julian Guevara asal Kolombia. Meski begitu, dominasi pemain Brasil tetap terasa dengan hadirnya Luiz Gustavo, Paulinho Moccelin, dan Valdeci. Di bawah mistar, Lucas Frigeri dipercaya menjaga gawang, menambah kualitas sektor pertahanan.
Sayangnya, manajemen Arema tidak mendaftarkan Pablo Oliveira, gelandang Brasil yang mengalami cedera parah pada akhir musim lalu. Absennya Oliveira tentu sedikit mengurangi opsi di lini tengah. Namun, dengan kedalaman skuad asing yang tersedia, Arema tetap memiliki komposisi mumpuni untuk bersaing di papan atas klasemen.
Kekuatan variatif ini bisa menjadi senjata bagi Arema. Setiap pemain membawa gaya berbeda, yang jika dikombinasikan dengan baik, bisa membuat tim lebih sulit ditebak lawan. Hal inilah yang menjadikan Singo Edan tetap diperhitungkan sebagai kandidat kuat perebut juara.
Dominasi Brasil di BRI Super League
Fenomena banyaknya pemain Brasil yang menghiasi kompetisi Indonesia bukanlah hal baru. Negeri Samba dikenal sebagai salah satu penghasil pesepak bola terbaik di dunia, dengan teknik tinggi serta kreativitas luar biasa. Dominasi pemain asal Brasil di Persija maupun Arema semakin menegaskan kecenderungan klub Liga 1 mengandalkan talenta dari sana.
Selain faktor kualitas, pemain Brasil juga relatif mudah beradaptasi dengan iklim sepak bola Indonesia. Karakter permainan cepat dan penuh improvisasi selaras dengan gaya mayoritas tim Liga 1. Tak heran jika kehadiran mereka selalu menjadi daya tarik besar bagi para suporter.
Persaingan Semakin Ketat Musim Ini
Dengan kehadiran pemain asing berkualitas, kompetisi BRI Super League 2025/2026 diprediksi akan berlangsung lebih ketat. Persija Jakarta dan Arema FC sudah memberi sinyal keseriusan dengan melengkapi kuota penuh, sementara klub lain diyakini segera menyusul.
Persaingan bukan hanya soal siapa yang memiliki skuad terbaik, tetapi juga siapa yang paling cerdas dalam memanfaatkan aturan jumlah pemain asing. Rotasi yang tepat dan strategi matang akan menjadi kunci kesuksesan di tengah jadwal padat.