Manchester United resmi memperkenalkan Ruben Amorim sebagai manajer baru mereka untuk musim 2024/2025. Penunjukan Amorim ini merupakan langkah besar bagi klub yang tengah berupaya memperbaiki performa setelah mengalami hasil mengecewakan di bawah manajer sebelumnya, Erik ten Hag. Namun, proses penunjukan ini tidak sepenuhnya mulus; selama negosiasi, Amorim mengajukan permintaan penting kepada pihak United yang langsung ditolak oleh manajemen klub.
Sebelumnya, MU memecat Erik ten Hag setelah serangkaian kekalahan pada awal musim ini. Sementara itu, Amorim yang sebelumnya memimpin Sporting CP mencatatkan hasil impresif di Liga NOS Portugal, mengantarkan Sporting ke puncak klasemen dengan kemenangan sempurna hingga pekan ke-10. Lalu, seperti apa permintaan Amorim dan mengapa MU menolaknya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Permintaan Amorim: Menunda Perekrutan hingga Akhir Musim
Dalam perjalanannya menuju kursi manajer Manchester United, Ruben Amorim membuat permintaan khusus kepada manajemen klub. Mengingat Sporting CP sedang dalam tren positif, Amorim berharap MU dapat menunda perekrutannya hingga akhir musim. Di bawah asuhannya, Sporting CP tidak hanya tampil luar biasa di liga domestik tetapi juga memiliki potensi besar untuk meraih gelar, dan Amorim ingin menghormati komitmennya kepada Sporting hingga akhir musim.
Amorim mengungkapkan bahwa ia meminta waktu lebih untuk menyelesaikan musim bersama Sporting CP. “Saya bertanya kepada Man United apakah saya bisa bergabung di akhir musim. Itu yang saya inginkan,” ucap Amorim dalam wawancara seperti dikutip oleh Fabrizio Romano. Namun, pihak Manchester United tidak menyetujui permintaan ini. Mereka menuntut keputusan segera, dengan pernyataan tegas bahwa perekrutan Amorim harus dilakukan “sekarang atau tidak sama sekali.”
Reaksi MU: Butuh Perubahan Cepat di Tengah Krisis Performa
Manchester United menolak permintaan Ruben Amorim dengan alasan yang jelas. Klub tengah menghadapi situasi kritis setelah hasil buruk yang dialami di awal musim, yang pada akhirnya memaksa mereka mengambil langkah cepat mengganti manajer. MU membutuhkan manajer baru yang dapat segera bekerja membangun kembali skuad dan mengembalikan kepercayaan para penggemar.
Keputusan untuk menolak permintaan Amorim mencerminkan urgensi situasi di MU. Manajemen merasa bahwa waktu adalah faktor kunci, dan mempercepat perubahan pada posisi manajer merupakan langkah yang dianggap vital. Kondisi internal klub menuntut solusi segera, sehingga menunggu hingga akhir musim bukanlah pilihan yang bisa diambil oleh United. Bagi Amorim, ini adalah keputusan besar, namun pada akhirnya ia setuju dan menerima tantangan untuk bergabung lebih awal.
Rencana Awal Amorim: Meninggalkan Sporting CP di Akhir Musim
Ruben Amorim sebenarnya sudah merencanakan untuk meninggalkan Sporting CP di akhir musim 2024/2025, terlepas dari adanya tawaran dari Manchester United. Sejak musim sebelumnya, ia telah menyampaikan kepada manajemen Sporting bahwa musim ini akan menjadi yang terakhir baginya di Portugal. Amorim merasa bahwa dirinya telah mencapai batas dari apa yang dapat ia berikan untuk klub dan ingin mencari tantangan baru di luar Portugal.
Amorim juga sempat menjadi target klub besar lainnya, termasuk Liverpool, pada musim 2023/2024. Namun, saat itu, ia memilih untuk tetap berada di Sporting CP dan menolak tawaran dari klub lain. Ketika United datang dengan tawaran konkret, mereka tidak hanya menyodorkan kontrak tetapi juga bersedia membayar klausul pelepasan yang dimiliki Amorim di Sporting. “Pada awal musim, saya berbicara dengan presiden dan berkata apa pun yang terjadi, ini adalah musim terakhir saya di Sporting,” ujar Amorim tentang keputusannya.
Tantangan Baru Amorim di Old Trafford
Masuknya Ruben Amorim ke Manchester United menandai babak baru dalam kariernya sebagai manajer. Ia dihadapkan pada ekspektasi tinggi di klub yang selalu menuntut hasil terbaik. Amorim dikenal sebagai pelatih muda dengan filosofi taktik yang modern dan disiplin yang kuat. Di Sporting, ia mengembangkan tim dengan pendekatan menyerang yang cepat dan solid dalam bertahan, gaya yang membuat Sporting menjadi salah satu tim paling kompetitif di Portugal.
Di MU, Amorim menghadapi tantangan yang berbeda. Ia tidak hanya harus meningkatkan performa skuad tetapi juga berurusan dengan tekanan besar dari media, penggemar, dan rival klub. Pekerjaan ini menuntutnya untuk melakukan perombakan dan mencari keseimbangan dalam tim yang sempat kehilangan arahan. Amorim diharapkan mampu membawa MU kembali ke jalur yang benar dan bersaing untuk posisi teratas di Premier League.