Santi Cazorla di Real Oviedo menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang bagi seorang pesepakbola untuk tetap bersinar. Meski sudah menginjak usia 40 tahun, mantan bintang Arsenal dan Villarreal ini masih memikat penonton dengan sentuhan magisnya di atas lapangan hijau. Komitmennya yang luar biasa untuk membantu klub masa kecilnya menjadi kisah inspiratif di dunia sepak bola.
Kontribusi Krusial Santi Cazorla di Playoff Promosi Real Oviedo
Pertandingan leg kedua babak playoff promosi ke La Liga antara Real Oviedo melawan AlmerÃa menjadi panggung istimewa bagi Cazorla. Laga yang berlangsung di markas Oviedo, Kamis dini hari 12 Juni 2025, memperlihatkan betapa penting peran sang veteran di momen-momen krusial.
Oviedo tertinggal di babak pertama, memaksa pelatih Veljko Paunovic untuk memainkan kartu asnya dengan memasukkan Cazorla di paruh kedua. Keputusan ini terbukti jitu. Tak butuh waktu lama bagi pemain berjuluk El Mago atau “Sang Penyihir” ini untuk menunjukkan kelasnya.
Ketika mendapatkan kesempatan dari tendangan bebas di depan kotak penalti, Cazorla mengeksekusinya dengan ketenangan luar biasa. Bola melesat rendah, melewati celah pagar betis pertahanan AlmerÃa dan tak mampu dihalau oleh sang penjaga gawang. Gol penyeimbang pun tercipta, menghidupkan kembali semangat para suporter tuan rumah.
Lebih dari sekadar gol, momen tersebut menorehkan sejarah baru. Cazorla kini tercatat sebagai pemain tertua yang mencetak gol di babak playoff promosi ke La Liga, membuktikan bahwa kelas sejati tak mengenal usia.
Dengan hasil imbang 1-1 di leg kedua dan kemenangan 2-1 di leg pertama, Real Oviedo berhak melaju ke final playoff dengan keunggulan agregat 3-2. Mereka kini tinggal selangkah lagi menuju La Liga dan akan menghadapi pemenang antara Mirandes dan Racing Santander.
Dedikasi Penuh Hati untuk Klub Masa Kecil
Kisah pengabdian Santi Cazorla di Real Oviedo memang menginspirasi banyak pihak. Dua musim lalu, ia memilih kembali ke klub masa kecilnya dengan satu misi besar: membantu Oviedo kembali ke kasta tertinggi sepak bola Spanyol.
Yang membuat perjalanannya semakin mengagumkan adalah kerendahan hatinya dalam urusan finansial. Meski berstatus sebagai pemain bintang yang pernah menjuarai Piala Eropa 2012 bersama Timnas Spanyol, Cazorla menerima bayaran yang sangat jauh dari standar pemain top. Ia hanya digaji sekitar Rp26 juta per pekan — angka minimum untuk pemain profesional di Segunda Division.
Lebih dari itu, Cazorla bahkan melepaskan hak citra pribadinya sepenuhnya kepada klub. Ia juga menyumbangkan 10 persen dari hasil penjualan jersey bernama dirinya untuk mendukung perkembangan akademi Real Oviedo. Kepeduliannya tak sekadar di lapangan, tetapi juga untuk masa depan klub yang dicintainya.
Mimpi Besar yang Terus Dikejar
Bagi Cazorla, keberhasilannya membawa Real Oviedo mendekati promosi bukan semata soal pencapaian profesional, melainkan mimpi pribadi yang begitu dalam.
“Jika kami berhasil promosi, rasanya sebanding dengan memenangkan trofi pertama saya,” ujarnya penuh emosi. Padahal dalam kariernya, ia sudah merasakan manisnya gelar bersama Arsenal, Villarreal, dan tentu saja tim nasional Spanyol.
Kenangannya bersama Oviedo sangat kuat. Ia mengingat betul momen ketika Real Oviedo terakhir kali berlaga di La Liga pada tahun 2001. Saat itu, ia masih berperan sebagai pengambil bola di pinggir lapangan. Kini, lebih dari dua dekade kemudian, ia menjadi pemain yang berpeluang mengantar klub masa kecilnya kembali ke pentas tertinggi.
“Setelah 22 tahun berkarier, membawa klub ini promosi ke La Liga akan menjadi penutup indah dalam perjalanan hidup saya,” tutur Cazorla haru.
Masa Depan yang Masih Menggantung
Meski tampil gemilang, Cazorla tetap realistis mengenai masa depannya. Ia belum memastikan apakah akan melanjutkan kariernya jika Real Oviedo berhasil promosi ke La Liga musim depan.
“Saya belum bisa memutuskan apakah akan bermain di La Liga. Semuanya akan saya pertimbangkan setelah menilai kondisi fisik dan berbicara dengan klub,” kata Cazorla.
Meski demikian, dukungan penuh dari para suporter dan manajemen klub seolah membuka jalan lebar baginya untuk tetap melanjutkan karier, setidaknya satu musim lagi, di kasta tertinggi.
Santi Cazorla: Bukti Nyata Kecintaan Sejati pada Sepak Bola
Perjalanan Santi Cazorla bersama Real Oviedo menjadi cerminan nyata bahwa sepak bola bukan hanya soal trofi dan popularitas, melainkan juga tentang rasa cinta, pengabdian, dan komitmen. Di usia 40 tahun, ia tetap menjaga profesionalitasnya, tampil optimal di momen-momen genting, serta berkontribusi besar bagi klub masa kecilnya.
Pengorbanan finansial yang dilakukannya, kontribusi nyata untuk akademi klub, serta performa di lapangan membuat Cazorla layak dijadikan panutan bagi generasi pesepakbola muda. Ia membuktikan bahwa pesona seorang pemain tidak hanya terletak pada statistik dan gaji, tetapi pada dedikasi dan kecintaan tulus kepada permainan.