Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) secara resmi merilis pembaruan Peringkat Kompetisi Klub AFC 2024/2025 pada Selasa, 20 Mei 2025. Dalam pembaruan ini, Indonesia masih tertahan di peringkat ke-25, meski mengalami kenaikan tiga tingkat dibanding musim sebelumnya. Namun, posisi tersebut tak mengalami perubahan dari klasemen tengah musim.
Yang mengejutkan, Kamboja berhasil melesat naik ke posisi ke-23, meninggalkan Indonesia di belakang dengan selisih poin yang cukup mencolok. Negara tetangga ini mengoleksi total 20,112 poin, sementara Indonesia hanya mampu meraih 18,653 poin.
Perbandingan Ranking: Indonesia Naik, Tapi Tetap Tertinggal
Meski mengalami peningkatan dari musim sebelumnya, Indonesia belum mampu menunjukkan konsistensi performa klub-klubnya di level Asia. Pada musim 2023/2024, Indonesia menempati posisi ke-28. Peningkatan ke posisi ke-25 terlihat menjanjikan, namun jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, posisi ini menunjukkan Indonesia masih perlu banyak berbenah.
Pada pertengahan musim kompetisi 2024/2025, Indonesia sudah berada di posisi ke-25. Fakta bahwa peringkat akhir musim tidak mengalami perubahan menandakan tidak ada tambahan poin signifikan dari performa klub-klub Indonesia di paruh kedua musim.
Kamboja Unggul Berkat Finalis AFC Challenge League
Keberhasilan Kamboja melewati Indonesia tak bisa dilepaskan dari pencapaian klub Svay Rieng, yang tampil impresif di AFC Challenge League 2024/2025. Klub tersebut berhasil melaju hingga ke partai final kompetisi kasta ketiga antarklub Asia itu.
Dalam perjalanan menuju final, Svay Rieng secara mengejutkan mengalahkan wakil Indonesia, Madura United, dengan agregat skor 6-3 di babak semifinal. Kemenangan besar ini menjadi salah satu faktor utama dalam pengumpulan poin Kamboja di peringkat AFC musim ini.
Secara total, Kamboja berhasil meraih 11 poin hanya dari musim 2024/2025 saja, sedangkan Indonesia harus puas dengan koleksi 7,204 poin dari semua wakilnya. Selisih poin ini cukup besar dalam sistem ranking AFC, terutama bagi negara-negara yang tidak memiliki banyak perwakilan di kompetisi utama.
Klub Indonesia Masih Melempem di Kompetisi Asia
Minimnya kontribusi dari klub-klub Indonesia menjadi salah satu penyebab stagnasi peringkat negara ini. Persib Bandung, yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia di AFC Champions League 2, tidak berhasil lolos dari fase grup. Hasil buruk ini menutup peluang Indonesia menambah poin signifikan pada klasemen AFC musim ini.
Sementara itu, Madura United hanya bisa melaju hingga semifinal AFC Challenge League sebelum tersingkir oleh Svay Rieng. Dengan dua wakil yang tidak mampu menembus babak final, peluang Indonesia bersaing dengan negara ASEAN lainnya pun kian berat.
Kondisi ini menunjukkan bahwa performa klub-klub domestik di kompetisi Asia masih harus ditingkatkan secara signifikan. Peningkatan kualitas tim, pelatih, serta infrastruktur menjadi hal mendesak jika Indonesia ingin bersaing lebih kompetitif di Asia.
Dominasi Arab Saudi dan Kekuatan Asia Timur
Di tingkat atas klasemen, Arab Saudi tetap memegang status sebagai kompetisi klub terbaik di Asia. Liga Pro Arab Saudi konsisten menyumbang poin tinggi lewat performa dominan klub-klub seperti Al Hilal dan Al Nassr.
Mereka diikuti oleh negara-negara kuat seperti Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab, yang secara konsisten menunjukkan kualitas permainan tinggi serta performa stabil dalam setiap musim kompetisi Asia.
Thailand Masih Terbaik di ASEAN
Dalam konteks Asia Tenggara, Thailand tetap menjadi yang terbaik dengan menduduki peringkat ke-7 di klasemen AFC Men’s Club Competition Ranking. Negara ini menunjukkan bahwa klub-klubnya mampu bersaing bahkan dengan klub-klub kuat dari Asia Timur dan Timur Tengah.
Malaysia berada di posisi ke-11, yang juga merupakan pencapaian cukup baik dan menunjukkan progres sepak bola negeri jiran tersebut. Di bawahnya, Vietnam menempati peringkat ke-14, dan Singapura duduk di posisi ke-15.
Hal ini menegaskan bahwa Indonesia kini bukan lagi pemimpin sepak bola kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tetangga telah menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari sisi teknis, taktik, maupun manajemen klub.
Tantangan dan Peluang Indonesia ke Depan
Perolehan poin rendah dan posisi ke-25 dalam ranking AFC menjadi alarm keras bagi perkembangan sepak bola klub di Indonesia. Jika tidak ada perbaikan menyeluruh, bukan tidak mungkin posisi ini akan semakin menurun di musim-musim berikutnya.
Kompetisi domestik harus menjadi fondasi kuat. Klub-klub harus memprioritaskan partisipasi di level Asia sebagai target utama, bukan sekadar pelengkap. Selain itu, perbaikan struktur liga, pengembangan pemain muda, dan kualitas pelatih harus menjadi fokus utama federasi dan operator liga.
Dengan pembenahan menyeluruh, bukan tidak mungkin Indonesia bisa kembali merangkak naik di klasemen AFC dan bersaing sejajar dengan negara-negara ASEAN lainnya.