Bayern Munchen menutup malam yang mengecewakan di Emirates Stadium setelah takluk 1-3 dari Arsenal pada lanjutan Liga Champions. Kekalahan ini terasa pahit karena menjadi yang pertama bagi skuad Vincent Kompany pada fase liga musim ini. Selain itu, performa Bayern yang sempat terlihat menjanjikan di babak pertama justru menurun drastis setelah jeda. Arsenal memanfaatkan situasi tersebut, sehingga mereka mampu mempertahankan rekor sempurna di kandang.
Arsenal tampil lebih agresif pada babak kedua. Gol dari Noni Madueke dan Gabriel Martinelli bukan hanya mengunci kemenangan, tetapi juga menunjukkan ketajaman lini serang The Gunners ketika memperoleh momentum. Namun, perhatian publik kemudian mengarah pada sosok Harry Kane, yang tampil jauh dari bentuk terbaiknya meski membawa catatan impresif sepanjang musim.
Kane Alami Catatan Tidak Diinginkan
Harapan besar mengiringi langkah Kane ke Emirates. Ia sebelumnya mencetak 24 gol dari 18 laga kompetitif dan tampil meyakinkan saat Bayern mengalahkan Freiburg. Meskipun begitu, performanya kali ini berjalan di luar dugaan. Duet William Saliba dan Cristhian Mosquera menjaga Kane dengan ketat sejak menit awal, sehingga ruang geraknya terbatasi sepanjang pertandingan.
Bahkan, untuk pertama kalinya, Kane menyelesaikan 90 menit menghadapi Arsenal tanpa melepaskan satu pun tembakan. Catatan ini tentu menodai reputasinya sebagai striker yang biasanya mampu menciptakan peluang meski dalam tekanan. Karena itu, statistik dari Squawka yang menyebut Kane hanya menyentuh bola 30 kali—dan hanya dua di kotak penalti Arsenal—menjadi gambaran jelas betapa efektifnya pertahanan tuan rumah.
Selain sulit mengalirkan bola ke Kane, Bayern juga gagal memberikan suplai optimal dari sektor tengah. Setiap upaya umpan ke area depan selalu terbaca oleh barisan bek Arsenal. Hasilnya, Kane tidak hanya kehilangan sentuhan, tetapi juga gagal memberikan ancaman psikologis yang biasanya menjadi keunggulannya dalam duel besar.
Arsenal Perlihatkan Ketangguhan di Lini Belakang
Kemenangan Arsenal bukan hanya lahir dari efektivitas lini serang. Lebih penting dari itu, mereka kembali menunjukkan ketangguhan pertahanan yang menjadi identitas baru musim ini. Dengan torehan empat clean sheet dari lima laga, The Gunners membuktikan bahwa mereka semakin matang dalam menjaga area belakang. Karena itu, Bayern pun kesulitan membangun serangan berbahaya.
Pada babak pertama, Bayern masih mampu mengimbangi tempo melalui gol Lennart Karl. Namun, setelah turun minum, kepercayaan diri Arsenal meningkat drastis. Tekanan yang mereka berikan sejak lini depan membuat Bayern kesulitan keluar dari area sendiri. Selain itu, rapatnya pertahanan Arsenal membuat pergerakan pemain-pemain Bayern terasa sia-sia.
Seiring berjalannya waktu, ritme Bayern semakin menurun. Mereka kehilangan intensitas pressing, sementara Arsenal terus menjaga kontrol permainan. Situasi tersebut memperbesar kesenjangan performa antara kedua tim. Karena itu, tak mengherankan bila Bayern gagal menciptakan peluang bersih pada babak kedua. Kemenangan Arsenal pun terasa layak karena mereka tampil lebih disiplin dan tenang.
Rekor Kane Kontra Arsenal Sepanjang Karier
Kekecewaan Kane bertambah besar karena pertandingan ini sebenarnya menjadi kesempatan emas baginya untuk kembali menunjukkan dominasinya atas Arsenal. Selama memperkuat Tottenham, Kane mencetak 14 gol dalam 17 pertemuan di Derby London Utara. Catatan tersebut membuatnya dianggap sebagai salah satu pemain paling produktif dalam sejarah rivalitas tersebut.
Bahkan pada April 2024, Kane mencetak gol di Emirates saat Bayern bertandang pada ajang yang sama. Namun, situasi berbeda terjadi kali ini. Selain kurang memperoleh dukungan, Kane juga menghadapi pertahanan yang tampil dengan disiplin tinggi. Arsenal tidak memberi ruang bagi Kane untuk turun sedikit pun mengembangkan permainan. Oleh karena itu, rekor panjangnya melawan Arsenal tidak bertambah pada duel terbaru ini.
Kane sudah menorehkan 14 gol dalam 22 pertandingan kompetitif kontra Arsenal. Ia mengoleksi delapan kemenangan, enam hasil imbang, dan delapan kekalahan. Meski rekornya tetap mengesankan, pertemuan terbaru ini justru menandai awal dari tantangan baru bagi dirinya bersama Bayern Munchen.






