Presiden Real Madrid, Florentino Perez, tengah menghadapi badai besar di dalam klub. Rencananya untuk mengubah model kepemilikan Real Madrid justru memicu konflik internal di jajaran petinggi Los Blancos. Menariknya, perpecahan ini tidak hanya melibatkan direksi klub, tetapi juga orang-orang terdekat Perez sendiri.
Agenda Penting Menuju 22 November
Pada 22 November 2025, Real Madrid akan menggelar Majelis Umum tahunan. Biasanya, agenda ini berfokus pada laporan keuangan dan rencana anggaran musim depan. Namun, tahun ini berbeda. Perez dikabarkan akan membawa proposal besar yang dapat mengubah arah masa depan klub.
Proposal tersebut berkaitan dengan perubahan struktur dan model kepemilikan klub. Ia telah menyiapkan rencana ini selama 18 bulan terakhir, dan berambisi memperkenalkannya secara resmi kepada para anggota (socios). Setelah itu, rancangan tersebut akan diajukan ke dalam referendum, sehingga para socios berhak memilih apakah rencana itu layak dijalankan atau tidak.
Meskipun terdengar ambisius, langkah ini menimbulkan reaksi keras di internal Real Madrid. Banyak pihak menilai perubahan semacam itu bisa menggoyahkan sistem tradisional yang selama ini menjadi identitas klub.
Selain itu, menjelang majelis umum, suhu politik di dalam klub semakin meningkat. Hubungan antaranggota direksi dikabarkan memburuk, bahkan muncul kubu yang terang-terangan menolak ide sang presiden.
Dua Kubu Besar Mulai Terbentuk
Menurut laporan Marca dan Mundo Deportivo, dewan direksi Real Madrid kini terbelah menjadi dua kubu utama. Di satu sisi ada Florentino Perez dan penasihat dekatnya, Anas Laghrari. Sosok Laghrari dikenal publik sebagai arsitek di balik ide European Super League, proyek kontroversial yang sempat mengguncang sepak bola Eropa.
Perez dan Laghrari kini mendorong ide pembentukan dua entitas bisnis di dalam Real Madrid. Entitas pertama akan fokus pada urusan sepak bola profesional, sedangkan entitas kedua akan mengelola aspek komersial seperti sponsor, pemasaran global, dan hak siar. Menurut Perez, pemisahan ini bisa membuat klub lebih efisien serta memudahkan pengelolaan keuangan jangka panjang.
Namun, tidak semua pihak setuju. Jose Angel Sanchez, manajer umum Real Madrid yang sudah lama bekerja bersama Perez, berada di kubu oposisi. Ia menilai ide tersebut berisiko tinggi karena bisa memengaruhi identitas klub sebagai lembaga milik anggota. Selain itu, banyak petinggi lainnya khawatir perubahan struktur akan membuka jalan bagi masuknya investor eksternal, sesuatu yang selama ini dihindari oleh Real Madrid.
Oposisi dari Lingkaran Dalam Perez
Yang membuat situasi semakin rumit adalah kenyataan bahwa oposisi datang dari lingkaran terdekat Perez sendiri. Salah satu penentang keras rencana ini adalah Enrique Perez, saudara kandung sang presiden. Ia diyakini tidak setuju dengan arah baru yang ingin diambil kakaknya karena menilai langkah tersebut bisa merusak stabilitas klub.
Selain itu, Jose Luis del Valle, pengacara pribadi sekaligus penasihat hukum terpercaya Perez, juga meminta agar sang presiden menunda atau bahkan membatalkan rencana itu. Menurutnya, perubahan mendasar seperti ini membutuhkan kajian lebih dalam dan waktu yang panjang agar tidak menimbulkan konsekuensi hukum maupun sosial di antara para socios.
Pendapat del Valle dinilai sangat berpengaruh karena ia dikenal sebagai salah satu figur yang kerap menjadi suara penyeimbang dalam keputusan besar klub. Oleh sebab itu, saran darinya bisa menjadi faktor penting dalam menentukan apakah Perez tetap melanjutkan proposal ini atau tidak.
Masih Ada Beberapa Skenario Lain
Meskipun ide pembentukan dua entitas bisnis menjadi wacana paling menonjol, Perez disebut masih mempertimbangkan opsi lain. Salah satu alternatif yang sempat dibahas adalah penjualan 49% saham klub kepada investor eksternal. Dengan begitu, Real Madrid bisa mendapatkan suntikan dana besar tanpa kehilangan kendali penuh atas operasional klub.
Selain itu, muncul pula opsi untuk menjadikan Yayasan Real Madrid sebagai pemegang saham mayoritas, sementara klub profesional beroperasi secara lebih mandiri. Model ini dinilai lebih aman karena tetap menjaga nilai-nilai sosial yang selama ini melekat pada Real Madrid sebagai klub milik anggota.
Namun, hingga kini belum ada kepastian skema mana yang akan dipresentasikan Perez dalam majelis umum mendatang. Yang jelas, apa pun keputusan akhirnya, perdebatan internal ini mencerminkan adanya krisis kepercayaan di tubuh manajemen Real Madrid.
Dampak bagi Stabilitas Klub
Pertikaian di level petinggi tentu dapat berdampak pada situasi di lapangan. Karena itu, para pemain dan staf tim utama diharapkan tetap fokus menghadapi jadwal padat kompetisi domestik dan Eropa. Perez sendiri dikenal sebagai sosok yang jarang goyah menghadapi tekanan, tetapi konflik kali ini terbilang paling serius sejak ia kembali memimpin klub.
Jika perpecahan ini tidak segera diselesaikan, bukan tidak mungkin akan muncul ketidakpastian baru di internal klub, terutama menjelang bursa transfer musim dingin. Oleh karena itu, 22 November 2025 akan menjadi tanggal penting yang menentukan masa depan Real Madrid, baik secara finansial maupun struktural.






