Garuda Pertiwi Telan Pil Kekalahan 18-0 Dari Tim Matildas Yang mana Piala Asia Wanita 2022 baru saja bergulir pekan lalu yang mana peresmian terjadi pada hari Kamis, 22 Januari 2022.
Berdasarkan rencana pagelaran sepak bola akbar di wilayah Asia ini diselenggarakan di India
pada tiga tempat berbeda yaitu Mumbai Football Arena, Stadion DY Patil, dan Komplek Olahraga Shree Shiv Chhatrapati.
Ajang AFC Women’s Asian Cup yang akan berlangsung mulai tanggal 20 Januari 2022 hingga 6 Februari 2022 ini
sekaligus momentum babak penentuan negara mana yang meraih tiket Piala Dunia Wanita 2021 mendatang di Australia.
Dalam kompetisi Piala Dunia Wanita 2022 terdapat tiga grup yang masing-masing grup terdiri dari empat tim
dimana semua timnas akan bertemu satu sama lain pada fase penyisihan grup.
Dari tahap ini akan terpilih pemenang dan runner up grup ditambah dengan satu peraih posisi ketiga terbaik
akan lolos ke babak perempat final dengan sistem gugur.
Timnas Indonesia sendiri telah melewati pertandingan perdananya pada Jumat,
21 Januari 2022 lalu melawan salah satu tim kuat yakni Australia di Stadion Mumbai.
Kekalahan Telak Dari Tim Matildas
dengan kebobolan 18 gol dimana 9 gol tembus ke gawang Timnas Putri pada league pertama dan kedua.
Performa timnas berjuluk Matildas dalam mengolah bola ini memang sudah diakui dunia
selama keikutsertaannya di Piala Asia Wanita sudah meraih satu titel juara dan empat kali posisi runner up.
Permainan yang apik timnas Australia ditunjang dengan para pemain yang sudah kaya pengalaman
dan jam terbang yang tinggi berbeda dengan timnas Putri Indonesia yang masih minim melakoni pertandingan
yang mana di tanah air sendiri liga sepak bola putri belum efektif dan masih terbilang baru.
Dari kekalahan besar 18 gol tanpa balas, setidaknya faktor – faktor
yang membuat Garuda Pertiwi ini harus pontang – panting menghadapi tim Matildas dari negeri Kangguru.
Lini Pertahanan Masih Lemah
Barisan pertahanan timnas Putri Indonesia masih jauh dari kata solid dan rapuh sehingga para pemain Australia dapat dengan mudah menembus jantung pertahanan.
Punggawa Garuda Pertiwi juga kurang ketat dalam menjaga pergerakan lawan yang terlihat sejak kick off babak pertama.
Kurang solidnya lini pertahanan juga dipengaruhi oleh respon yang minim dari pemain putri Indonesia
tatkala melihat bola dan tidak cepat bertindak justru terkesan membiarkan alhasil Australia sangat mudah menciptakan peluang gol.
Kondisi Fisik Tidak Sepadan
Faktor lainnya yaitu kondisi fisik timnas Indonesia dengan timnas Australia sangat jomplang
dimana fisik para pemain Australia sangat bugar dan prisma sejak awal hingga akhir pertandingan.
Ini terlihat dari pergerakan mereka yang aktif mengejar bola ke sana ke mari sementara Garuda Pertiwi justru lebih menunggu bola dan acap kali terlambat respons.
Hal ini sangat bahaya khususnya saat mengantisipasi umpan – umpan terobosan yang sering tim Australia lakukan
yang akhirnya membuat timnas putri Indonesia ketar – ketir dan sulit menjaga bola
alhasil barisan pertahanan kian longgar yang memudahkan Samantha Keer dkk mudah melepaskan tendangan ke gawang Garuda Pertiwi.
Kalah Postur Tubuh
Pemain Australia memiliki postur tubuh yang sangat menunjang pergerakan mereka dimana badannya tinggi dan kokoh sehingga memudahkan untuk menggapai bola – bola atas ataupun tatkala beradu tubuh untuk merebut bola.
Beberapa gol yang dihasilkan tim Australia kontra Indonesia dihasilkan dari sundulan, salah satunya yakni dari Emily van Egmond.
Yang mana bola merupakan umpan lambung dari Samantha Kerr, pencetak lima gol dalam pertandingan tersebut.
Sangat Mudah Kehilangan Bola
Sejatinya tim Garuda Pertiwi mampu mengolah dan memainkan bola walaupun hanya di daerah sendiri dimana hal ini bisa setidaknya meredam perlawanan.
Namun saat pertandingan itu, Indonesia sangat sulit memainkan si kulit bundar,
terutama saat Tim Matildas mulai menekan di lini belakang pertahanan tidak mendapat dukungan dari sektor lain sehingga hanya bisa membuang bola keluar lapangan.
Tidak hanya itu, saat berhasil merebut bola atau menerima umpan dari kawan,
tim Australia justru sangat mudah mengambil alihnya dimana hal ini memang dipengaruhi dari pengalaman, postur tubuh dan jam terbang yang amat minim bagi Garuda Pertiwi.