Monday, April 7, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisPenurunan Performa Alejandro Garnacho di Manchester United: Faktor Internal?

Penurunan Performa Alejandro Garnacho di Manchester United: Faktor Internal?

Alejandro Garnacho pernah menjadi simbol kejutan besar Manchester United saat menumbangkan Manchester City di final Piala FA musim lalu. Gol pembukanya di Wembley menjadi momentum penting dalam kemenangan The Red Devils atas rival sekota. Bersama Amad Diallo, Kobbie Mainoo, dan Rasmus Højlund, Garnacho tampil percaya diri saat merayakan trofi di hadapan ribuan pendukung.

Beberapa bulan kemudian, Garnacho kembali mencetak gol di Wembley dalam laga Community Shield, kembali menghadapi City. Momen tersebut menjadi awal yang menjanjikan. Dalam 20 pertandingan pertamanya di musim baru, ia mencetak total delapan gol. Statistik itu membuatnya menjadi sorotan positif dari media maupun penggemar.

- Advertisement -
asia9QQ

Namun, perjalanan sang winger muda asal Argentina tidak selalu mulus. Seiring berjalannya musim, penampilannya menurun drastis, dan muncul tanda-tanda adanya konflik internal yang turut memengaruhi performa di lapangan.

Dicoret dari Skuad: Awal Masalah Garnacho di MU

Masalah performa Garnacho mulai terlihat jelas ketika ia tidak masuk dalam daftar pemain saat Manchester United kembali berhadapan dengan Manchester City pada 15 Desember. Bersama Marcus Rashford, ia dicoret dari skuad. Keputusan tersebut datang dari pelatih anyar, Ruben Amorim, yang baru saja mengambil alih kursi manajer saat itu.

Amorim kemudian menjelaskan bahwa pencoretan Garnacho bukan sekadar persoalan teknis. Ia menegaskan bahwa keputusannya melibatkan banyak pertimbangan, termasuk perilaku pemain di luar lapangan.

“Saya memperhatikan segalanya. Cara Anda makan, cara berpakaian sebelum pertandingan, bahkan bagaimana Anda mendengarkan instruksi,” ujar Amorim dalam konferensi pers usai laga.

Meski begitu, nasib Garnacho berbeda dengan Rashford. Jika Rashford sempat dimainkan sekali sebelum akhirnya dipinjamkan ke Aston Villa pada Februari, Garnacho langsung mendapat kesempatan bermain kembali di pertandingan berikutnya. Ini menandakan bahwa Amorim masih memberikan kepercayaan kepadanya.

Ketegangan di Ruang Ganti dan Masalah Sikap

Sumber internal klub menyebutkan bahwa pencoretan Garnacho berkaitan dengan sikapnya saat menerima instruksi dalam pertandingan Liga Europa. Amorim merasa Garnacho tidak fokus dan tidak menunjukkan itikad baik untuk mendengarkan. Sebaliknya, Garnacho membela diri dengan mengatakan bahwa ia tetap mendengarkan sambil memperhatikan jalannya laga.

Sebagai pelatih baru, Amorim tampaknya ingin menetapkan standar kedisiplinan yang tinggi sejak awal. Situasi ini menjadi ujian mental bagi Garnacho yang baru berusia 20 tahun. Ketegangan tersebut sempat menjadi perhatian media Inggris, meskipun klub tidak memberikan komentar resmi secara terbuka.

Kembalinya Garnacho ke dalam skuad tak lama setelah insiden itu menunjukkan bahwa masalah tersebut dianggap selesai secara internal. Namun, dampaknya terhadap performa pemain ternyata cukup signifikan.

Penurunan Performa yang Mengundang Kritik

Sejak insiden internal itu terjadi, penampilan Garnacho di atas lapangan tidak lagi setajam di awal musim. Dalam 21 pertandingan terakhir setelah absen melawan City, ia hanya mampu mencetak satu gol dan memberikan empat assist. Statistik ini tentu jauh di bawah ekspektasi publik yang sempat menyanjung performanya.

Salah satu laga yang mencerminkan penurunan performa tersebut adalah saat menghadapi Nottingham Forest. Garnacho tampil sebagai starter dan melepaskan enam tembakan. Sayangnya, tidak satu pun yang berbuah gol. Ia juga menerima kartu kuning setelah menendang bola karena frustrasi.

Tindakan itu langsung menjadi pembahasan hangat di kalangan pendukung Manchester United. Banyak yang menilai bahwa sang pemain sedang berada di bawah tekanan berat. Situasi ini tidak hanya memengaruhi mental Garnacho, tetapi juga atmosfer ruang ganti tim.

Tanda Frustrasi Mulai Terlihat

Dalam laga kontra Forest, sebuah momen menarik tertangkap kamera. Garnacho terlihat memukul kepalanya sendiri karena merasa kecewa setelah gagal mengeksekusi peluang emas. Gerakan itu seolah mencerminkan betapa besar tekanan yang ia rasakan sebagai pemain muda yang mendapat sorotan besar sejak awal musim.

Sumber dari internal klub mengungkapkan bahwa Garnacho saat ini sedang berjuang untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. Tim pelatih sudah mulai memberikan perhatian lebih melalui pendekatan personal, termasuk sesi diskusi khusus dan bimbingan psikologis.

Meskipun demikian, perubahan performa tidak bisa datang secara instan. Garnacho membutuhkan waktu untuk pulih, baik secara mental maupun teknis. Klub berharap ia bisa kembali menjadi bagian penting dari lini serang MU di sisa musim.

Harapan dan Tekanan di Usia Muda

Alejandro Garnacho masih sangat muda dan memiliki potensi luar biasa. Ia telah membuktikan kapasitasnya untuk tampil di panggung besar. Namun, beban ekspektasi serta dinamika internal klub bisa menjadi tantangan besar bagi perkembangan seorang pemain muda.

Situasi yang ia hadapi saat ini sebenarnya bukan hal baru di dunia sepak bola. Banyak pemain muda yang sempat mengalami penurunan performa akibat tekanan internal maupun eksternal. Yang membedakan adalah bagaimana mereka bisa bangkit dan belajar dari pengalaman tersebut.

MU memiliki sejarah panjang dalam membina talenta muda, dan Garnacho merupakan salah satu aset masa depan yang harus dijaga. Mampukah ia kembali menemukan performa terbaiknya? Atau justru tekanan ini akan menjadi batu sandungan bagi kariernya ke depan?

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments