Kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions musim 2024/2025 seharusnya menjadi momen paling membanggakan dalam sejarah klub tersebut. Setelah sekian lama berusaha, PSG akhirnya berhasil mengangkat trofi paling bergengsi di Eropa. Namun, alih-alih menjadi malam penuh sukacita, suasana Paris justru berubah mencekam.
Perayaan yang diharapkan menjadi pesta rakyat malah berubah menjadi tragedi nasional. Kota yang dikenal sebagai simbol romantisme dunia mendadak diliputi kabut gas air mata, kericuhan jalanan, dan suara jeritan yang memilukan.
Champs-Elysees Membara: Ketika Selebrasi Menjadi Aksi Anarkis
Ribuan pendukung PSG tumpah ruah di kawasan Champs-Elysees pada Minggu malam (1/6/2025), hanya sehari setelah Les Parisiens menundukkan Inter Milan di final yang digelar di Allianz Arena, Munich. Kemenangan tersebut menjadi sejarah penting karena merupakan gelar Liga Champions pertama PSG sejak klub berdiri.
Awalnya, atmosfer di jalan-jalan utama Paris penuh semangat dan kebanggaan. Bendera klub berkibar, flare menyala, dan nyanyian suporter menggema di seluruh penjuru kota. Namun dalam hitungan jam, situasi berubah drastis. Sekelompok suporter bertindak di luar kendali dan mulai merusak fasilitas umum.
Polisi antihuru-hara pun dikerahkan dalam jumlah besar untuk mengamankan area. Bentrokan tidak dapat dihindari setelah beberapa oknum mulai melemparkan batu, botol, dan petasan ke arah petugas.
Rekaman yang beredar luas di media sosial memperlihatkan momen-momen menegangkan. Ada warga sipil yang terjebak di tengah kekacauan. Bahkan, beberapa kendaraan pribadi menjadi sasaran amuk massa yang tidak terkendali.
Bentrokan Mematikan: Dua Korban Tewas, Polisi Kritis
Kerusuhan tidak hanya menciptakan kerusakan materi, tetapi juga menelan korban jiwa. Di Paris, seorang pria dilaporkan tewas setelah mengalami kecelakaan saat mengendarai skuter di tengah kerumunan perayaan. Ia kehilangan kendali akibat asap tebal dan suara ledakan yang membuat panik.
Sementara itu, di kota Dax yang berada di wilayah barat daya Prancis, tragedi juga terjadi. Seorang remaja berusia 17 tahun tewas akibat luka tikam. Ia menjadi korban dalam perkelahian yang pecah di zona fans resmi. Upaya penyelamatan telah dilakukan, namun nyawanya tak dapat diselamatkan di rumah sakit.
Tak hanya korban sipil, petugas kepolisian juga menjadi korban. Seorang polisi menderita luka parah akibat ledakan petasan yang diarahkan langsung ke tubuhnya. Insiden ini terjadi di Coutances dan menyebabkan korban mengalami koma. Luka serius di bagian kepala dan mata membuatnya harus dirawat secara intensif.
Tragedi lain muncul di Grenoble. Sebuah mobil melakukan aksi berbahaya dengan drifting di jalur trem. Mobil tersebut menabrak satu keluarga muda yang sedang berjalan kaki. Empat orang mengalami luka serius, tiga di antaranya harus menjalani perawatan di ruang gawat darurat.
Pemerintah Prancis Mengecam Keras Aksi Brutal Suporter
Insiden memalukan ini memicu reaksi keras dari pemerintah Prancis. Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau dalam pernyataan resmi menyebut aksi tersebut sebagai bentuk kebiadaban. Ia menegaskan bahwa pelaku kerusuhan bukanlah pendukung sejati PSG.
“Pendukung sejati akan merayakan kemenangan dengan bangga dan damai. Mereka yang turun ke jalan untuk membuat onar adalah barbar yang tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun,” ujarnya melalui akun resminya di platform X (dulu Twitter).
Retailleau juga menyampaikan simpati kepada korban dan keluarganya. Ia memberi dukungan penuh terhadap anggota kepolisian yang terluka saat menjalankan tugas. Pemerintah berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku, termasuk penangkapan dan proses hukum.
PSG Bungkam, Solidaritas Mengalir dari Publik dan Tokoh Sepak Bola
Pihak Paris Saint-Germain belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, gelombang solidaritas datang dari berbagai tokoh dunia sepak bola. Beberapa legenda menyampaikan keprihatinan atas tragedi ini dan berharap PSG tetap dikenal karena prestasi, bukan kekacauan.
Banyak yang menyerukan agar sepak bola tetap menjadi alat pemersatu masyarakat, bukan pemicu kekerasan. Euforia dalam dunia olahraga seharusnya membawa kegembiraan, bukan duka.
Polisi Tangkap Ratusan Orang, Keamanan Diperketat di Seluruh Kota
Hingga Senin pagi (2/6/2025), aparat keamanan telah menangkap sedikitnya 559 orang yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Polisi juga menyita berbagai barang bukti seperti senjata tajam, bom molotov rakitan, hingga alat peledak kecil.
Pemerintah setempat memutuskan untuk memperketat pengamanan di titik-titik strategis Paris. Pawai dan perayaan lanjutan dari PSG akan diawasi secara ketat oleh petugas keamanan demi mencegah insiden serupa terulang.