Monday, April 21, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaNasib Kontras PSIS Semarang: Dari Papan Atas ke Ancaman Degradasi

Nasib Kontras PSIS Semarang: Dari Papan Atas ke Ancaman Degradasi

PSIS Semarang sedang menghadapi perbedaan nasib yang sangat mencolok di musim BRI Liga 1 2024/2025 jika dibandingkan dengan musim sebelumnya. Musim lalu, tim ini hampir lolos ke fase Championship Series, menunjukkan konsistensi yang mengesankan. Namun, pada musim ini, mereka terjebak di peringkat bawah klasemen dan tengah berjuang keras untuk menghindari degradasi.

Posisi Terakhir yang Mengkhawatirkan

PSIS Semarang kini berada di peringkat ke-16 dengan hanya mengumpulkan 25 poin dari 29 pertandingan yang telah dijalani. Ini menempatkan mereka di zona degradasi, hanya dua poin di bawah Madura United yang berada di peringkat ke-15, dan empat poin di belakang Barito Putera yang ada di posisi ke-14. Meski demikian, dengan lima pertandingan tersisa, peluang untuk lolos dari ancaman degradasi masih terbuka lebar.

- Advertisement -
asia9QQ

Dalam sisa pertandingan ini, PSIS membutuhkan hasil maksimal untuk memastikan kelangsungan mereka di Liga 1 musim depan. Tantangan besar bagi Mahesa Jenar adalah menjaga konsistensi performa, mengingat mereka terjebak dalam serangkaian hasil buruk yang membuat mereka kesulitan meraih kemenangan.

Perbedaan Drastis dengan Musim Sebelumnya

Jika kita melihat musim lalu, PSIS Semarang hampir mencapai empat besar dan tampil mengesankan di sepanjang kompetisi. Tim yang dipimpin oleh pelatih Gilbert Agius ini menunjukkan kemampuan luar biasa, terutama saat bermain di kandang. Dari 17 pertandingan kandang, PSIS meraih 12 kemenangan, tiga kali imbang, dan hanya kalah dua kali. Namun, setelah pekan ke-28, PSIS menghadapi periode yang sangat sulit, di mana mereka gagal meraih kemenangan dalam empat laga berturut-turut.

Ketika musim hampir berakhir, PSIS terpaksa terlempar dari empat besar, dan performa mereka terus menurun. Salah satu faktor utama penyebab penurunan ini adalah kehilangan beberapa pemain penting, terutama Carlos Fortes yang hengkang ke Liga Uni Emirat Arab. Pada saat itu, Fortes sedang dalam performa terbaiknya dengan mencetak 10 gol dari 20 pertandingan, yang membuat kehilangan dirinya semakin terasa bagi tim.

Kehilangan Kandang dan Konflik Suporter

Masalah besar lainnya yang dihadapi PSIS pada musim ini adalah kehilangan Stadion Jatidiri sebagai markas mereka. Proses renovasi yang lama membuat tim harus bermain sebagai musafir, berpindah-pindah tempat untuk melaksanakan pertandingan kandang. Situasi ini semakin diperburuk oleh konflik antara manajemen dan dua kelompok suporter utama, Panser Biru dan Snex, yang memutuskan untuk memboikot pertandingan kandang.

Dukungan suporter yang tidak hadir tentu memberikan dampak psikologis bagi para pemain, yang semakin memperburuk performa tim. Kehilangan Stadion Jatidiri, bersama dengan konflik internal ini, menjadikan perjuangan PSIS untuk bertahan di Liga 1 semakin berat.

Masalah Utama: Ketajaman Lini Depan yang Tumpul

Salah satu masalah utama yang menghambat PSIS musim ini adalah ketajaman lini serang mereka. Hingga pekan ke-29, PSIS hanya mampu mencetak 24 gol—terendah di antara semua tim di Liga 1. Minimnya gol ini menjadi beban besar bagi Mahesa Jenar, yang kesulitan menemukan seorang striker yang bisa konsisten mencetak gol. Padahal, sektor serang adalah kunci untuk meraih kemenangan, dan tim ini tidak mampu memaksimalkan peluang yang ada.

Dengan hanya lima pertandingan tersisa, PSIS harus menemukan solusi cepat di lini depan. Performa tim di sisa musim ini akan sangat bergantung pada seberapa efektif mereka dapat memperbaiki ketajaman di barisan serang.

Harapan Terakhir: Lima Pertandingan Penentu

PSIS Semarang kini harus berjuang habis-habisan dalam lima pertandingan terakhirnya untuk memastikan kelangsungan mereka di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Laga-laga melawan Borneo FC, Bali United, PSS Sleman, Malut United, dan Barito Putera akan sangat menentukan nasib mereka. Setiap pertandingan harus dimaksimalkan untuk meraih poin penuh.

Kapten tim, Septian David Maulana, tetap optimis bahwa timnya dapat menghindari degradasi. “Masih ada lima pertandingan yang tersisa, dan kami yakin bisa memanfaatkannya. Tidak ada yang tidak mungkin,” ungkapnya. Meski tantangan besar di depan mata, semangat tim untuk bertahan hidup di Liga 1 tetap terjaga.

Dengan waktu yang semakin menipis, PSIS harus mengatasi semua masalah yang ada, mulai dari ketajaman lini depan hingga masalah internal yang mempengaruhi atmosfer tim. Apakah Mahesa Jenar mampu bangkit dan memastikan kelangsungan di Liga 1 musim depan? Semua itu akan tergantung pada hasil lima pertandingan sisa yang sangat krusial.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments