Manchester United (MU) kembali menghadapi situasi sulit jelang bursa transfer musim dingin. Target utama mereka, Adam Wharton, dipastikan tidak bisa didatangkan dalam waktu dekat. Crystal Palace selaku pemilik sang gelandang tegas menolak melepas pemain berusia 22 tahun itu pada Januari nanti. Karena itu, MU harus menunda semua rencana dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.
Ruben Amorim Mendesak Tambahan Gelandang
Manchester United masuk ke bursa transfer musim dingin dengan kebutuhan yang jelas. Ruben Amorim menilai stok gelandang di skuadnya terlalu tipis. Selain itu, performa beberapa pemain di lini tengah juga tidak stabil. Oleh sebab itu, ia meminta manajemen menghadirkan satu nama baru.
Adam Wharton kemudian muncul sebagai target utama. Sang pelatih sangat terkesan dengan cara Wharton mengatur tempo permainan Crystal Palace. Kemampuannya dalam mengalirkan bola dan menjaga keseimbangan membuatnya masuk daftar incaran sejak awal Desember. Most importantly, MU membutuhkan gelandang muda yang bisa berkembang untuk jangka panjang.
Namun, keinginan itu harus ditahan. Palace sudah menyampaikan sikap final mereka. Karena itu, MU tidak bisa memaksakan transfer pada Januari.
Crystal Palace Tidak Mau Ambil Risiko
Menurut laporan dari The I Paper, Crystal Palace memiliki alasan kuat saat memblokir transfer Wharton. Mereka khawatir tidak mampu menemukan pengganti yang sepadan. Situasi bursa transfer musim dingin memang cenderung sulit. Banyak klub enggan melepas pemain penting, sedangkan harga pengganti sering melonjak tinggi.
Palace juga memahami bahwa Wharton adalah bagian vital dari struktur permainan mereka. Selain itu, sang pemain tampil konsisten sejak awal musim. Oleh karena itu, mereka ingin mempertahankannya hingga akhir kompetisi. Dengan demikian, peluang MU untuk bernegosiasi baru akan terbuka kembali pada musim panas mendatang.
Selain itu, Palace berpegang pada kontrak sang gelandang yang masih berlaku hingga 2028. Karena durasi tersebut sangat panjang, mereka memiliki kendali penuh terhadap masa depan sang pemain.
Wharton Juga Tidak Tertarik Pindah pada Tengah Musim
Selain Palace, Wharton sendiri juga belum ingin meninggalkan Selhurst Park pada Januari. Keputusan itu muncul karena faktor menit bermain. Ia sangat sadar bahwa musim ini menjadi momen penting dalam kariernya. Ia ingin memastikan mendapat waktu bermain reguler demi menjaga peluang tampil di Piala Dunia 2026.
Jika ia pindah ke Manchester United pada tengah musim, proses adaptasi bisa memakan waktu. Besides that, persaingan di lini tengah MU sangat ketat. Kondisi tersebut membuat Wharton berisiko kehilangan jam bermain. Oleh sebab itu, ia lebih memilih bertahan dan menyelesaikan musim bersama Palace.
Keputusan ini sekaligus menunjukkan kedewasaan sang pemain. Ia tidak ingin mengambil langkah terburu-buru. Because of that, ia menempatkan perkembangan karier sebagai prioritas utama, bukan hanya nama besar klub.
Harga Tinggi Menjadi Penghalang Tambahan
Selain penolakan dari Palace dan keputusan Wharton sendiri, faktor harga juga menjadi alasan mengapa transfer ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Kontrak jangka panjang membuat nilai jualnya sangat tinggi. Palace kabarnya baru bersedia melepas Wharton pada musim panas 2026.
Nilai yang mereka tetapkan juga tidak main-main. Mereka menginginkan 80 juta pounds sebagai syarat minimal. Angka tersebut tentu membuat MU harus berpikir ulang, terutama karena mereka masih dalam proses evaluasi finansial dan penyesuaian anggaran setelah beberapa belanja besar dalam dua tahun terakhir.
Perlu dicatat, MU tidak ingin mengulangi kesalahan lama saat membeli pemain dengan harga yang terlalu tinggi tanpa analisis mendalam. Therefore, mereka kemungkinan akan mencari alternatif lain pada Januari sambil menunggu perubahan situasi.
MU Perlu Opsi Lain untuk Jangka Pendek
Karena transfer Wharton sulit terjadi, MU harus segera mencari alternatif lain. Mereka membutuhkan pemain yang bisa langsung membantu pada fase kedua musim. Selain menjaga kedalaman skuad, tambahan tenaga akan membuat lini tengah lebih fleksibel menghadapi jadwal padat.
Meskipun begitu, Amorim diyakini tetap menempatkan Wharton sebagai target utama jangka panjang. Ia menilai sang gelandang memiliki karakteristik yang sesuai dengan sistem permainannya. Therefore, negosiasi kemungkinan besar akan kembali dibuka pada bursa transfer musim panas.
Penundaan Tidak Bisa Dihindari
Situasi yang terjadi saat ini membuat MU harus bersabar. Crystal Palace tidak siap melepas Wharton. Sang pemain juga tidak ingin pergi. Selain itu, harga transfer tidak berada dalam zona yang nyaman bagi MU. Dengan semua faktor tersebut, penundaan menjadi satu-satunya opsi realistis.
Karena itu, MU harus fokus pada solusi jangka pendek sekaligus menyiapkan strategi matang untuk bursa transfer berikutnya. Transfer besar seperti ini memang tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa.






