Mohamed Salah kembali menjadi sorotan setelah menilai media Inggris memperlakukannya tidak adil. Penyerang Liverpool itu merasa kritik yang diarahkan kepadanya jauh lebih keras dibandingkan pemain lain, terutama ketika performanya sedikit menurun. Situasi tersebut membuat Salah frustrasi karena ia menilai kontribusinya kerap tidak dihargai. Besides that, tekanan internal di klub pada musim ini semakin memperkeruh suasana.
Persaingan lini depan Liverpool semakin ketat, tetapi Salah merasa publik justru mengabaikan rekam jejak dan kontribusinya selama bertahun-tahun. Most importantly, ia menilai pemberitaan media Inggris tidak lagi objektif.
Media Inggris Dinilai Menerapkan Standar Ganda
Dalam sesi wawancara yang memicu perdebatan, Salah secara blak-blakan menyebut adanya standar ganda dalam pemberitaan media Inggris. Ia memberikan contoh ketika Harry Kane mengalami periode sulit di Tottenham. Saat itu, meski Kane gagal mencetak gol dalam sepuluh pertandingan, media masih memberikan pembelaan.
Sebaliknya, ketika Salah menghadapi penurunan performa, narasi media berubah drastis. Opini publik langsung menuntut agar ia dicadangkan. Karena itu, Salah merasa diperlakukan secara tidak adil. Ia bahkan menyampaikan permintaan maaf kepada Kane karena harus menyeret nama mantan striker Tottenham itu ke dalam perbandingan.
Pernyataan tersebut membuat Kane kembali menjadi bagian dari percakapan publik, meski sebenarnya ia tidak terlibat langsung dalam isu internal Liverpool. Selain itu, respons media Jerman terhadap Kane di Bayern Munich justru menunjukkan hal berbeda karena mereka dikenal cepat memberikan kritik jika sang striker absen mencetak gol. Therefore, tudingan Salah mengungkap perbedaan signifikan dalam cara media di Inggris dan Jerman memperlakukan pemain.
Situasi Sulit di Liverpool Musim Ini
Musim 2025/2026 tidak berjalan mudah bagi Liverpool. Setelah performa luar biasa pada musim sebelumnya, produktivitas Salah menurun. Perubahan sistem permainan di era Arne Slot membuat beberapa pemain utama, termasuk Salah, memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Selain itu, hubungan Salah dengan Slot disebut mulai renggang. Dalam pernyataannya, Salah mengungkap bahwa hubungan yang awalnya berjalan baik berubah tanpa penjelasan. Ia merasa ada pihak yang tidak menginginkannya berada di klub. Karena itu, suasana ruang ganti Liverpool diprediksi sedang berada dalam kondisi sensitif.
Salah bahkan mengatakan ia merasa “dilempar ke bawah bus”, sebuah ungkapan yang menggambarkan bahwa ia merasa dijadikan kambing hitam atas ketidakstabilan performa Liverpool. Pernyataan ini menguatkan kesan bahwa situasi internal klub tidak harmonis. Therefore, kritik media yang ia terima semakin menambah tekanan.
Kane Terseret dalam Polemik, Padahal Tidak Terlibat
Nama Harry Kane kembali mencuat akibat pernyataan Salah, meskipun sang striker sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan situasi di Liverpool. Kane yang kini membela Bayern Munich justru jarang mengalami paceklik gol. Menurut data di Jerman, media di negara tersebut lebih keras terhadap Kane dibandingkan media Inggris.
Catatan terburuk Kane terjadi pada musim 2021/2022 ketika ia melewati enam laga liga tanpa gol atau assist. Selain itu, jika Kane absen mencetak gol selama satu jam pertandingan, media Jerman langsung menyoroti performanya. Karena itu, perbandingan yang dibuat Salah memunculkan diskusi baru tentang bagaimana media Inggris dan media Jerman memperlakukan pemain bintang.
Meski begitu, konteks pernyataan Salah lebih menekankan pada rasa tidak adil yang ia alami di Premier League, bukan pada performa Kane. Most importantly, ia ingin menunjukkan bahwa ekspektasi terhadap dirinya jauh lebih tinggi dibandingkan pemain lain.
Refleksi atas Tekanan Besar yang Dihadapi Salah
Performa Salah selama bertahun-tahun memang menempatkannya sebagai ikon Liverpool. Karena kontribusinya sangat besar, publik sering kali menuntut standar yang hampir sempurna. Namun, ekspektasi itu dapat menimbulkan tekanan berlebihan, terutama ketika klub sedang mengalami proses transisi seperti musim ini.
Selain itu, persaingan internal semakin ketat karena beberapa pemain muda Liverpool mulai naik ke permukaan. Mereka memberi warna baru dalam serangan tetapi sekaligus membuat Salah menghadapi tantangan lebih berat untuk mempertahankan perannya.
Kritik yang bertumpuk, hubungan yang memburuk dengan manajer, dan perubahan dinamika tim menjadi kombinasi berat bagi Salah. Therefore, tidak mengherankan jika akhirnya ia meluapkan kekecewaannya secara terbuka kepada media.
Polemik ini kemungkinan besar belum berakhir karena publik masih menunggu tanggapan dari pihak klub dan Arne Slot. Selain itu, performa Salah pada pertandingan-pertandingan berikutnya akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah hubungan antara pemain dan manajemen.






