Mantan gelandang Arsenal dan Real Madrid, Mesut Ozil, kembali menjadi perbincangan setelah klub lamanya, Werder Bremen, memutuskan untuk tidak mengundangnya dalam pertandingan testimonial Diego Ribas. Keputusan ini didasarkan pada kontroversi yang menyelimuti tato terbaru Ozil, yang dikaitkan dengan simbol kelompok ekstrem kanan. Situasi ini menambah daftar panjang kontroversi yang telah mengiringi karier pemain asal Jerman tersebut.
Perjalanan Karier Mesut Ozil: Dari Kejayaan hingga Kontroversi
Mesut Ozil merupakan salah satu playmaker terbaik pada masanya. Lahir dari keturunan Turki, ia memulai karier profesionalnya bersama Schalke 04 sebelum bergabung dengan Werder Bremen pada 2008. Kemampuannya dalam mengatur permainan menarik perhatian klub-klub elite Eropa hingga akhirnya ia bergabung dengan Real Madrid pada 2010.
Di Santiago Bernabeu, Ozil berkembang menjadi gelandang serang yang luar biasa. Ia memainkan peran penting dalam kesuksesan Los Blancos, termasuk memenangkan La Liga musim 2011/12. Namun, pada 2013, Madrid melepasnya ke Arsenal dengan nilai transfer yang mencapai €50 juta. Bersama The Gunners, Ozil menjadi otak serangan tim dan mencatatkan 19 assist dalam satu musim Premier League pada 2015/16, nyaris memecahkan rekor liga.
Meski sempat menjadi bintang di Arsenal, kariernya perlahan meredup. Ia menghadapi berbagai persoalan, mulai dari penurunan performa hingga ketegangan dengan manajemen klub terkait isu politik dan sosial. Pada 2021, Ozil akhirnya meninggalkan Eropa dan bergabung dengan Fenerbahce, sebelum mengakhiri kariernya bersama Istanbul Basaksehir pada 2023.
Tato Kontroversial yang Menjadi Perdebatan
Setelah pensiun dari sepak bola profesional, Ozil tetap menjadi sorotan publik. Terbaru, ia memperlihatkan tato baru di lengannya yang menggambarkan serigala abu-abu dan bendera dengan tiga bulan sabit. Simbol tersebut erat kaitannya dengan kelompok ultra-nasionalis dan ekstrem kanan di Turki. Kelompok ini kerap dikritik karena menyebarkan paham nasionalisme berlebihan serta sentimen anti-Semitisme.
Tato ini langsung menuai reaksi negatif dari berbagai pihak, termasuk Werder Bremen. Klub Bundesliga tersebut menegaskan bahwa mereka telah berdiskusi dengan Diego Ribas dan memutuskan untuk tidak mengundang Ozil ke pertandingan penghormatan bagi mantan gelandang asal Brasil itu. “Kami telah sepakat dengan Diego bahwa Mesut tidak akan hadir karena tindakan terbarunya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai klub,” ungkap juru bicara Werder Bremen dalam pernyataan resminya.
Hubungan Mesut Ozil dengan Politik Turki
Keputusan Werder Bremen semakin memperkuat spekulasi bahwa Ozil kini lebih banyak terlibat dalam politik Turki. Mantan pemain timnas Jerman itu diketahui memiliki hubungan dekat dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Bahkan, ia secara terbuka mendukung Erdogan dalam beberapa pemilu dan pernah menjadikannya saksi pernikahannya pada 2019.
Dukungan Ozil terhadap Erdogan menimbulkan pro dan kontra. Beberapa pihak memuji kesetiaannya terhadap tanah leluhurnya, sementara yang lain mengkritiknya karena mendukung pemimpin yang memiliki kebijakan kontroversial. Kontroversi ini juga menyebabkan Ozil pensiun dini dari timnas Jerman setelah Piala Dunia 2018, dengan alasan bahwa ia mengalami diskriminasi rasial di Jerman akibat hubungannya dengan Erdogan.
Ozil dan Nasib Pemain Turki di Dunia Politik
Kasus Mesut Ozil mengingatkan publik akan nasib serupa yang dialami oleh Hakan Şükür. Mantan striker legendaris Turki itu harus hidup dalam pengasingan di Amerika Serikat setelah dianggap sebagai musuh negara oleh pemerintahan Erdogan pada 2016. Şükür kehilangan seluruh asetnya di Turki dan kini menjalani hidup sederhana di luar dunia sepak bola.
Meski berada dalam kondisi berbeda, Ozil kini menghadapi tekanan besar akibat keterlibatannya dalam politik. Tindakan dan pernyataan kontroversialnya membuatnya terisolasi dari beberapa komunitas sepak bola, termasuk dari klub-klub yang pernah ia bela.
Kontroversi yang Terus Mengiringi Perjalanan Ozil
Karier dan kehidupan Mesut Ozil tampaknya tidak pernah lepas dari kontroversi. Sejak masa kejayaannya di Real Madrid hingga akhir kariernya di Turki, ia terus menjadi pusat perhatian bukan hanya karena keterampilan bermainnya, tetapi juga karena keputusan-keputusan di luar lapangan. Werder Bremen bukanlah klub pertama yang menjaga jarak darinya, dan bukan tidak mungkin situasi serupa akan terjadi di masa depan.
Terlepas dari semua kontroversi yang mengiringinya, Ozil tetap menjadi salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki dunia sepak bola. Namun, dengan keputusan-keputusan pribadinya yang kerap menimbulkan perdebatan, warisan yang ia tinggalkan mungkin akan selalu diwarnai dengan pro dan kontra.