Shin Tae-yong kembali menjadi sorotan setelah kegagalannya membawa gelar untuk Timnas Indonesia karena gagal lolos dari fase grup Piala AFF 2024. Kritik tajam tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari media internasional, termasuk Vietnam. Media Vietnam bahkan terang-terangan menyindir kegagalan Shin Tae-yong yang belum pernah mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia sejak menjadi pelatih pada tahun 2020.
Berikut ini adalah ulasan mendalam tentang perjalanan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia, kritik yang diterimanya, dan berbagai pencapaian meski tanpa gelar juara.
Perjalanan Shin Tae-yong di Piala AFF
Bagi Shin Tae-yong, Piala AFF 2024 adalah edisi ketiganya sebagai pelatih Timnas Indonesia di ajang ini. Namun, harapan untuk mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia kembali kandas. Kegagalan kali ini bahkan menjadi yang terburuk, karena Timnas Indonesia tidak berhasil melewati fase grup.
Pada Piala AFF 2020, Indonesia mencapai final tetapi harus mengakui keunggulan Thailand. Dua tahun kemudian, pada Piala AFF 2022, langkah Indonesia terhenti di semifinal. Di edisi 2024, mayoritas pemain muda dipilih untuk memperkuat tim, tetapi strategi ini belum membuahkan hasil.
Keputusan Shin Tae-yong untuk memainkan pemain muda memang menunjukkan keberanian. Namun, di tengah ekspektasi besar publik, hasil buruk di fase grup membuat kritik mengalir deras. Banyak pihak mempertanyakan apakah Shin Tae-yong masih layak memimpin Timnas Indonesia ke depan.
Media Vietnam Soroti Rekam Jejak Shin Tae-yong
Media olahraga asal Vietnam, Soha, turut menyoroti perjalanan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia. Dalam salah satu artikelnya, mereka menyindir pelatih asal Korea Selatan ini yang belum berhasil meraih trofi meski sudah lima tahun menangani tiga level timnas, yaitu U-20, U-23, dan senior.
“Prestasi tersebut (gagal di fase grup Piala AFF 2024) membuat pelatih Shin Tae-yong tidak bisa meraih gelar selama lima tahun bersama Timnas Indonesia di semua level,” tulis Soha.
Selain gagal di Piala AFF, Shin Tae-yong juga dinilai kurang berhasil di turnamen lain. Contohnya, pada SEA Games 2023, Indonesia kalah dari Vietnam U-23 di final. Sindiran dari media Vietnam ini mempertegas tekanan yang kini mengarah pada Shin Tae-yong.
Capaian Positif Shin Tae-yong Meski Tanpa Gelar
Meski belum mempersembahkan gelar juara, Shin Tae-yong tetap memiliki beberapa pencapaian yang cukup membanggakan bagi sepak bola Indonesia. Salah satu yang paling menonjol adalah keberhasilannya membawa Indonesia lolos ke putaran final dua edisi Piala Asia, yaitu 2023 dan 2027.
Pada Piala Asia 2023, Indonesia tidak hanya lolos tetapi juga berhasil melewati fase grup, sebuah pencapaian yang jarang terjadi dalam sejarah sepak bola nasional. Di level usia muda, Shin Tae-yong sukses mengantarkan Indonesia ke putaran final Piala Asia U-20 2022 dan Piala Asia U-23 2024.
Keberhasilan lain yang patut diapresiasi adalah pencapaian Indonesia lolos ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia untuk pertama kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun belum meraih trofi, Shin Tae-yong telah membawa peningkatan signifikan dalam performa tim di turnamen besar.
Kritik atas Strategi Pemain Muda
Salah satu keputusan yang menjadi sorotan dalam kepelatihan Shin Tae-yong adalah keberaniannya memainkan mayoritas pemain muda di turnamen seperti Piala AFF. Strategi ini tentu memiliki keuntungan, seperti memberi pengalaman kepada pemain muda dan membangun fondasi untuk jangka panjang.
Namun, di sisi lain, hal ini juga menimbulkan risiko, terutama saat menghadapi tim-tim dengan pemain berpengalaman. Di Piala AFF 2024, kurangnya pengalaman para pemain muda dianggap menjadi salah satu faktor utama kegagalan Timnas Indonesia.
Meski demikian, Shin Tae-yong tetap berpegang teguh pada visinya untuk membangun tim yang kompetitif di masa depan. Ia percaya bahwa investasi pada pemain muda akan memberikan hasil positif dalam jangka panjang. Terutama untuk turnamen besar seperti Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia.
Dukungan dan Kritik dari Publik Indonesia
Kegagalan di Piala AFF 2024 membuat sebagian besar publik Indonesia mulai mempertanyakan kapasitas Shin Tae-yong sebagai pelatih. Tagar #STYOut sempat ramai di media sosial, menandakan kekecewaan sebagian fans terhadap kinerjanya.
Namun, di tengah kritik yang ada, banyak juga yang masih mendukung pelatih berusia 54 tahun ini. Mereka menilai bahwa keberhasilan Shin Tae-yong membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi di turnamen internasional adalah bukti kemampuannya.
Pendukung Shin Tae-yong juga mengingatkan bahwa perubahan besar dalam sepak bola tidak bisa terjadi secara instan. Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk melihat hasil dari strategi jangka panjang yang telah dirancang oleh tim kepelatihan.