Wednesday, May 28, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ChampionsMarcus Thuram dan Ambisi Besar di Final Liga Champions Bersama Inter Milan

Marcus Thuram dan Ambisi Besar di Final Liga Champions Bersama Inter Milan

Musim 2024/2025 menjadi perjalanan yang penuh gejolak bagi Inter Milan, terutama bagi Marcus Thuram. Penyerang asal Prancis itu memang belum mampu mempersembahkan gelar Serie A bagi Nerazzurri. Napoli terlalu kuat di kompetisi domestik. Namun, kegagalan tersebut tak membuat semangat Thuram padam. Justru sebaliknya, ia kini mengalihkan fokus sepenuhnya ke laga puncak Liga Champions.

Final Liga Champions yang akan berlangsung pada 1 Juni 2025 di Allianz Arena, Munich, menjadi panggung terbesar dalam karier Thuram. Inter Milan akan menghadapi Paris Saint-Germain dalam duel bergengsi yang sarat gengsi dan emosi. Laga ini bukan sekadar soal trofi, tetapi juga tentang kebanggaan pribadi dan keluarga.

- Advertisement -
asia9QQ

Marcus menyadari bahwa meski Serie A telah lepas, sejarah masih bisa ditulis dalam satu malam. Gagal di liga bukan akhir segalanya, sebab kemenangan di Eropa bisa mengangkat statusnya dan klub ke level yang lebih tinggi.

Luka Cedera, Harapan Baru: Marcus dan Jalan ke Final

Cedera pergelangan kaki sempat mengganggu performa Marcus di paruh kedua musim ini. Penampilannya menurun dibandingkan awal musim. Namun ia tidak terjebak dalam kekecewaan. Dalam konferensi pers menjelang final, Thuram mengungkapkan bahwa ia lebih merasa sedih daripada marah atas kegagalan di Serie A.

“Kami sebenarnya bisa menjadi juara, tapi sekarang semuanya sudah berlalu,” ujar Thuram. “Kami harus fokus pada hal besar berikutnya, dan itulah Final Liga Champions.”

Bagi Marcus, inilah waktu yang tepat untuk menebus kekecewaan. Inter telah tampil konsisten di Liga Champions, mengalahkan tim-tim tangguh untuk mencapai titik ini. Ia merasa bahwa timnya sudah cukup matang untuk menantang klub-klub elite seperti PSG di final.

Laga Emosional Lawan Klub dari Kota Masa Kecil

Yang membuat laga ini semakin spesial bagi Marcus Thuram adalah fakta bahwa PSG merupakan klub dari kota tempat ia dibesarkan. Thuram tumbuh di Paris, dan mengenal sepak bola di lingkungan yang tak jauh dari markas Les Parisiens.

Di sisi lain, ia juga memiliki hubungan erat dengan sejumlah pemain PSG. Salah satunya adalah Ousmane Dembele, sahabat karibnya sejak kecil. Mereka sering berkomunikasi dan berbagi cerita tentang karier masing-masing. Tapi di atas lapangan nanti, persahabatan itu akan ditanggalkan sementara.

“Pertandingan ini sangat emosional bagi saya. Lawan kami adalah tim dari kota saya dibesarkan. Dan saya berteman dekat dengan beberapa pemain mereka,” ujar Marcus.

“Dembele adalah salah satu sahabat terbaik saya. Tapi kami tahu, final ini bukan tentang persahabatan. Ini soal siapa yang lebih siap untuk menang,” lanjutnya.

Memburu Trofi yang Tak Pernah Diraih Sang Ayah

Marcus Thuram bukan sekadar pemain muda penuh potensi. Ia juga merupakan putra dari legenda Prancis, Lilian Thuram. Sang ayah pernah meraih banyak gelar termasuk Piala Dunia, namun tidak pernah mengangkat trofi Liga Champions.

Kini Marcus memiliki kesempatan emas untuk mencatat sejarah pribadi yang belum pernah dicapai Lilian. Jika ia sukses membawa Inter menjadi juara, maka ia bisa menjadi generasi baru keluarga Thuram yang menorehkan kisah di panggung Eropa.

“Ayah saya selalu menjadi inspirasi. Tapi saya ingin menulis cerita saya sendiri,” ucapnya.

Thuram bahkan berseloroh bahwa jika berhasil menang, ia akan menceritakan kepada ayahnya bagaimana rasanya menjadi juara Liga Champions. Sebuah candaan yang mencerminkan rasa percaya dirinya jelang laga besar.

Strategi dan Optimisme: Inter Siap Hadapi PSG

Inter Milan bukan tanpa modal. Di bawah asuhan Simone Inzaghi, mereka tampil solid dan penuh determinasi. Pemain seperti Hakan Calhanoglu dan Nicolo Barella tampil gemilang di lini tengah, sementara pertahanan mereka dikenal kokoh.

Thuram pun menyadari bahwa PSG datang dengan kekuatan penuh. Ia menyebut bahwa Donnarumma adalah kiper kelas dunia dan PSG punya banyak senjata. Namun ia percaya bahwa Inter bisa mengatasi tekanan dan tampil maksimal.

“Kami tahu kekuatan PSG, tapi kami juga tahu apa yang kami miliki. Kami tidak akan gentar,” kata Marcus.

Final ini bukan sekadar laga penentu juara. Ini tentang pembuktian. Bagi Inter Milan. Bagi Simone Inzaghi. Dan tentu saja, bagi Marcus Thuram—yang ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa membuat sejarah yang bahkan belum pernah dicapai sang legenda keluarga.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments